INFO UNTUK ANDA

WhatsApp-Image-2024-08-31-at-19.10.18-1-1200x900.jpeg
02/Sep/2024

Pada tanggal 31 Agustus 2024, Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) mengadakan rapat evaluasi semester 1 yang dihadiri oleh empat unit usaha yang bernaung di bawah YARSIS. Rapat ini bertujuan untuk menilai kinerja, membahas tantangan yang dihadapi, serta merencanakan langkah-langkah strategis untuk peningkatan kualitas layanan.

Anggota yang hadir dalam rapat evaluasi tersebut antara lain RSI A. Yani, RSI Jemursari, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), dan RSI Nyai Ageng Pinath Gresik. Dengan adanya rapat evaluasi ini, diharapkan seluruh unit usaha dapat bersinergi dan memberikan pelayanan terbaik untuk umat serta mencapai target yang telah ditetapkan oleh yayasan.


artikel-landscape-21-1200x675.png
19/Aug/2024

Pada tanggal 17 Agustus 2024, Rumah Sakit Islam Jemur mengadakan upacara bendera untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79. Acara ini diselenggarakan dengan penuh khidmat dan dihadiri oleh seluruh jajaran manajemen, tenaga medis, staf.
Meski diadakan di lingkungan rumah sakit yang selalu sibuk dengan berbagai aktivitas pelayanan kesehatan, upacara ini menjadi momen penting untuk mengingat kembali jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Dengan mengenakan seragam lengkap, seluruh peserta upacara menunjukkan rasa hormat dan cinta tanah air yang tinggi. Upacara dimulai tepat pukul 07.00 WIB di halaman utama rumah sakit. Dengan latar belakang gedung yang dihiasi bendera merah putih, para peserta upacara berdiri dengan tertib mengikuti setiap rangkaian acara. Komandan upacara memimpin barisan dengan tegas, dan seluruh peserta mengikuti dengan penuh perhatian.
Pembacaan teks Proklamasi oleh Ketua Dewan Pengurus YARSIS menjadi momen yang paling mengharukan. Suara yang lantang dan penuh semangat membangkitkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Selanjutnya, pembacaan Pancasila dilakukan dengan serempak, diikuti dengan hening cipta untuk mengenang jasa para pahlawan. Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pengurus YARSIS menyampaikan pentingnya semangat kemerdekaan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam memberikan pelayanan kesehatan. Beliau menekankan bahwa kemerdekaan bukan hanya soal bebas dari penjajahan, tetapi juga tentang tanggung jawab untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi sesama. Beliau juga menyoroti peran penting tenaga medis dalam menjaga kesehatan masyarakat, khususnya di masa-masa sulit seperti pandemi yang telah dialami bangsa ini. Semangat gotong royong dan kerja keras yang diwariskan oleh para pahlawan, menurutnya, harus terus diimplementasikan dalam setiap tindakan pelayanan kesehatan. Upacara 17 Agustus di Rumah Sakit Islam Jemur tidak hanya menjadi simbol peringatan kemerdekaan, tetapi juga momentum untuk mengingatkan kembali pentingnya semangat persatuan, kerja keras, dan pengabdian dalam setiap lini kehidupan. Dengan semangat kemerdekaan yang terus menyala, Rumah Sakit Islam Jemur berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, sesuai dengan nilai-nilai yang telah diwariskan oleh para pahlawan bangsa.
Semoga semangat kemerdekaan ini senantiasa menjadi inspirasi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan penuh kasih sayang. Selamat Hari Kemerdekaan, Indonesia! Merdeka!

cover-artikel-landscape-2-1200x675.png
01/Jul/2024

Pada hari Sabtu, 29 Juni 2024, telah dilakukan pelantikan Moch. Amsa Effendi Pohan, SE sebagai Wakil Direktur Umum dan Keuangan RS Islam Surabaya A. Yani periode tahun 2024-2028 dan drg. Hj. Laily Rachmawati, Sp. Perio sebagai Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan RS Islam Surabaya A. Yani periode tahun 2024-2028

Direksi, Managemen dan Staff RS Islam Surabaya A. Yani mengucapkan, Selamat dan Sukses atas pelantikannya

Semoga Moch. Amsa Effendi Pohan, SE dan drg. Hj. Lailu Rachmawati, Sp.Perio selalu diberikan kesuksesan dan keberkahan dalam menjalankan Amanah yang telah diberikan.

Amiin…


artikel-2024-03-19T094932.340.png
19/Mar/2024

Terapi laser holmium dilakukan dengan menggunakan cahaya yang diperkuat yang distimulasi oleh emisi radiasi untuk menghancurkan batu ginjal di saluran kemih. Daya hancur cahaya yang kuat memungkinkan terapi dilakukan tanpa meninggalkan bekas luka operasi. Metode ini dilakukan dengan menggunakan peralatan dan kamera tertentu. Informasi lebih lanjut tentang prosedur terapi laser holmium di sini sebelum memutuskan untuk melakukannya.

 

Apa Itu Laser Holmium

Laser holmium adalah teknologi baru di bidang urologi. Dokter urolog melakukan prosedurnya sendiri dengan menggunakan seperangkat alat yang dimasukkan ke lubang kecil pada kulit. Kemudian, laser akan menghancurkan batu yang terbentuk di dalam kandung kemih, saluran kemih perut, atau ginjal.

Salah satu penyebab gangguan kemih adalah kelenjar prostat, yang dapat dikecilkan dengan laser. Tidak seperti prosedur bedah, prosedur ini tidak akan meninggalkan bekas di kulit. Prosedur ini dipilih oleh banyak orang sebagai pengobatan batu ginjal karena pemulihannya yang cepat dan aman.

Pada kasus batu saluran kemih di mana metode ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy) gagal, terapi laser holmium juga dapat dilakukan. Meskipun pemulihannya relatif singkat dan tanpa efek samping yang signifikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Efek samping yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

  • Rasa terbakar dan perdarahan saat buang air kecil
  • Inkontinensia urine adalah ketika saluran kemih tidak dapat mengontrol aliran urinnya sendiri.
  • Ejakulasi retrograde adalah ketika cairan sperma tidak keluar saat ejakulasi.
  • Peningkatan atau penurunan fungsi ereksi

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2023-11-10T154057.923.png
10/Nov/2023

Pada hari Kamis, 9 November 2023, Rumah Sakit Islam Surabaya melakukan acara pelantikan Wakil Direktur Bidang Pengembangan, Pendidikan, Penunjang Medis dan Sistem Informasi (P3SI) yang baru bernama dr. Hj. Widayanti. Acara ini dihadiri oleh jajaran pemimpin RSI beserta staff lainnya.

 

dr. Hj. Widayanti sebelumnya bertugas di bagian dokter umum di Rumah Sakit Islam Surabaya. Karena dedikasi dan kerja keras yang dilakukan beliau selama ini dalam membantu membangun dan menciptakan pelayanan yang baik, beliau mendapatkan kesempatan untuk menjadi Wakil Direktur di bidang Pengembangan, Pendidikan, Penunjang Medis dan Sistem Informasi (P3SI).

 

dr. Hj. Widayanti melakukan tanda tangan jabatan baru. Selesai penanda tanganan, seluruh staff bergantian untuk bersalaman memberikan selamat kepada dr. Hj. Widayanti.

 

Kami mengucapkan selamat atas jabatannya yang baru sebagai Wakil Direktur P3SI,  semoga dengan adanya beliau sebagai Wakil Direktur bidang Pengembangan, Pendidikan, Penunjang Medis dan Sistem Informasi (P3SI), Rumah Sakit Islam Surabaya dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat.


cover-peresmian-tower.png
23/Oct/2023

Pada tanggal 22 September 2023, RSI A. Yani bersama dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Tower milik RSI A. Yani. Tower rumah sakit yang memiliki 13 lantai dalam rangka memperingati 1 abad Nahdlatul Ulama

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Walikota Surabaya Eri Cahyadi. turut hadir pada peresmian tersebut.

Menurut Jokowi, kehadiran menara tersebut diharapkan dapat mendongkrak kapasitas dan kualitas layanan rumah sakit. Selain itu, menara ini juga dapat dimanfaatkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, khususnya mahasiswa kedokteran dan keperawatan.

Jokowi berharap peresmian fasilitas di RSI A. Yani akan meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Tidak hanya itu, akses terhadap layanan kesehatan yang menyenangkan dan murah bagi semua lapisan masyarakat juga diharapkan akan meningkat.


artikel-32.png
09/Aug/2023

Pada hari Selasa, tanggal 8 Agustus 2023, RSI A. Yani Surabaya mendapatkan kunjungan dari Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P. bersama PROF. DR. IR. Mohammad Nuh, DEA. Beliau melakukan kunjungan untuk melihat perkembangan RSI A. Yani Surabaya mulai dari fasilitas, Gedung, pelayanan, dan peralatan medis. Dan menurut beliau, RSI A. Yani sudah mengalami perubahan dan perkembangan pesat di segala bidangnya sehingga dapat disebut rumah sakit yang sudah maju dan modern.

Berikut foto dokumentasi kunjungan Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P. bersama PROF. DR. IR. Mohammad Nuh, DEA. di RSI A. Yani Surabaya :


caring-1.png
11/Feb/2023

Berdasarkan fenomena yang ada dari berbagai macam kendala permasalahan tingkat kecemasan pasien, yang mempengaruhi tingkat kecemasan yang ada terutama informasi yang tidak jelas dari tim medis tentang penyakitnya yang kurang diuraikan oleh perawat atau dokter terhadap pasien yang mempengaruhi terjadinya ketidak tahuan pasien dan mempengaruhi kecemasan pasien terhadap penyakit yang dideritanya. Hal ini memberikan perilaku caring perawat yang tidak baik seperti komunikasi yang tidak baik, kasar, perawat yang tidak sigap dalam memberikan pengobatan pada pasien, tidak empati, lambat dalam bertindak sehingga 8 terkesan kurang professional. Dan masih banyak lagi contoh prilaku perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien yang jauh dari apa yang diinginkan pasien. Dari beberapa situasi yang ditemui pasien pertama kali datang ke Rumah Sakit bisa memunculkan reaksi emosional dalam diri pasien. Reaksi emosional akan timbul oleh beberapa keadaan yang dilami pasien seperti kemarahan, berduka, harapan, cinta, depresi, tidak berdaya, kesepian atau kesetiaan. Salah satu reaksi emosional yang sering dialami pasien di Rumah Sakit yaitu kecemasan dengan berbagai tingkatan kecemasan yang berbeda dari setiap reaksi kecemasan yang dialami pasien. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang tidak tereskpresikan dan tidak terarah karena suatu sumber ancaman atau pikiran yang tidak jelas dan tidak terindentifikasi. 9 Lebih dari dua pertiga pasien di Rumah Sakit yang memiliki gejala kecemasan dan depresi selam hari-hari pertama perawatan dan dapat berubah seiring dengan kondisi pasien selama perawatan. Kecemasan juga timbul sebagai akibat hasil perawatan yang tidak pasti, gejolak emosi, masalah keuangan, perubahan peran, gangguan rutinitas dan lingkungan rumah sakit yang asing. Salah satu penyebab kecemasan pasien adalah prilaku caring perawat yang kurang baik. Disini peneliti akan focus pada prilaku caring perawat yang diharapkan bisa menurunkan tingkat kecemasan pasien..Ketidak tahuan perawat tentang perilaku caring yang benar dapat berpengaruh terhadap motivasi perawat dalam menerapkan perilaku caring. Prilaku terbuka overt behavior seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan caring kepada pasien dapat menumbuhkan rasa percaya yang tinggi pasien 10 demi kesembuhannya dalam perawatan diruang rawat inap. Tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan di rumah sakit, mempunyai daya ungkit yang besar dalam pelayanan keperawatan, karena didukung oleh proporsi tenaga terbesar dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain. Tenaga keperawatan sebagai tenaga profesional memiliki kontribusi besar terhadap pelayanan prima yang diharapkan pasien di rumah sakit, karena perawat bertugas 24 jam setiap harinya dalam memantau perkembangan pasien. Perawat adalah orang yang paling dekat dengan pasien, yang tahu kondisi dan masalah yang dihadapi pasien, serta yang dapat menilai respon pasien secara terus.

Perilaku caring harus ditanamkan dan menjadi budaya yang melekat disetiap diri perawat, karena caring merupakan inti dalam praktek keperawatan. Setiap tindakan atau asuhan yang diberikan oleh perawat bukan hanya sekedar orientasi pada tugas semata (terselesaikannya pekerjaan), tetapi pada pemuasan kebutuhan pasien. Pemahaman perawat tentang perilaku caring perlu ditingkatkan, agar perawat dapat menerapkan perilaku caring tersebut pada pasien. Peningkatan pemahaman perawat tentang perilaku caring, salah satunya dapat melalui pelatihan. Pelatihan adalah metode terorganisasi yang memastikan bahwa seseorang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk tujuan khusus yaitu mereka mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas kerja. Asuhan keperawatan tergambar pada sepuluh faktor carative yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan 65 keperawatan pada klien (Watson, 1987). Dari salah satu atau beberapa sepuluh factor. Struktur ilmu caring dibangun dari sepuluh faktor karatif yang dikenal dengan Watson’s Ten Carative Factors yang meliputi:

  1. Membentuk sistem nilai humanisticaltruistik Nilai humanistik – altruistik merupakan nilai yang mendasari caring. Pemberian asuhan keperawatan berdasarkan pada nilai – nilai kemanusiaan (humanistik) dan perilaku mementingkan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadi (altruistik) (Tomey & Alligood 2006). Hal ini dapat dikembangkan melalui pemahaman nilai yang ada pada diri seseorang, keyakinan, interaksi dan kultur serta pengalaman pribadi. Perawatan yang berdasarkan nilai-nilai humanistik dan altruistik dapat dikembangkan melalui penilaian terhadap pandangan diri seseorang, kepercayaan, interaksi dengan berbagai kebudayaan dari pengalaman pribadi. Hal ini dianggap penting untuk pendewasaan diri perawat yang kemudian akan meningkatkan sikap altruistik. Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencerminkan faktor humanistik dan altruistik adalah memanggil nama klien dengan hormat sesuai dengan nama panggilan klien sehari – hari yang klien senangi, merespon panggilan klien dengan cepat walaupun sedang sibuk, mendengarkan dan memperhatikan keluhan dan kebutuhan klien, bersikap hormat dan sabar menghadapi klien, menghargai dan menghormati pendapat klien, membimbing klien dalam tindakan untuk memenuhi kebutuhannya, tulus dalam memberikan tindakan keperawatan.                                                                                                                                                                                                                                             
  2. Menanamkan kepercayaan dan harapan (Faith – hope) Faktor karatif ini erat hubungannya dengan faktor karatif yang pertama yaitu nilai humanistik dan altruistik. Kepercayaan dan pengharapan sangat penting bagi proses karatif maupun kuratif (Tomey & Alligood 2006). Peran perawat adalah meningkatkan kesejahteraan klien dengan membantu klien mengadopsi perilaku hidup sehat. Perawat perlu memberikan alternatif-alternatif bagi pasien jika pengobatan modern tidak berhasil. Alternatif tersebut dapat berupa meditasi, penyembuhan sendiri, dan spiritual. Penggunaan faktor karatif ini akan tercipta perasaan lebih baik melalui kepercayaan dan keyakinan yang sangat berarti bagi seseorang secara individu (Dwidiyanti, 2007). Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencerminkan faktor kepercayaan dan harapan adalah memberikan informasi pada klien tentang tindakan keperawatan dan pengobatan yang akan diberikan, bersikap kompeten dalam melakukan prosedur/ tindakan, mengobservasi efek medikasi/ obat pada klien, memotivasi klien untuk menghadapi penyakitnya secara realistik, membantu klien untuk memenuhi keinginannya terhadap alternatif tindakan keperawatan dan pengobatan untuk memperoleh kesehatan klien selama tidak bertentangan dengan penyakit dan kesembuhan klien, mendorong klien untuk melakukan hal – hal yang positif dan bermanfaat untuk proses penyembuhan.                                                                                             
  3. Mengembangkan Sensitifitas Untuk Diri Sendiri dan Orang Lain . Seorang perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi dan orang lain serta bersikap lebih otentik (Tomey & Alligood, 2006). Perawat juga perlu memahami bahwa pikiran dan emosi seseorang merupakan jendela jiwanya (Asmadi, 2008). Perawat harus belajar mengembangkan sifat sensitif dan peka terhadap perasaan pasien, sehingga dapat lebih ikhlas, otentik dan dan sensitif dalam memberikan asuhan keperawatan. Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencerminkan faktor sensitifitas adalah perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada klien, menunjukkan sikap penuh kesabaran dalam menghadapi keluhan klien, selalu siap membantu klien bila dibutuhkan.                                                                                                                                                                                                                                                                 
  1. Membina Hubungan Saling Percaya dan Saling Membantu Hubungan saling percaya antara perawat dan klien akan meningkatkan penerimaan terhadap perasaan positif dan negatif antara perawat – klien. Ciri–ciri hubungan saling percaya adalah harmonis, empati dan hangat. Perawat menunjukkan sikap empati dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh klien dan sikap hangat dengan menerima orang lain secara positif. Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencerminkan faktor saling percaya dan saling membantu ini adalah perawat memberikan informasi yang jujur, memperlihatkan sikap empati dengan hangat pada klien, mengenalkan diri saat kontak dengan klien, menjelaskan tentang peran perawat, meyakinkan klien bahwa perawat selalu siap untuk membantu klien dalam proses penyembuhannya, menjaga privacy klien, membantu memenuhi kebutuhan klien dengan tulus.                                                                                                                                                                                                                                                               
  2. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative Perasaan mempengaruhi pikiran seseorang. Hal ini perlu menjadi pertimbangan dalam memelihara hubungan. Perawat harus menerima perasaan klien serta memahami perilaku mereka (Asmadi, 2008). Perawat juga harus mempersiapkan diri dalam menghadapi ekspresi perasaan positif dan negatif klien dengan cara memahami ekspansi klien secara emosional maupun intelektual dalam situasi yang berbeda. Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencerminkan faktor menerima ekspresi perasaan positif dan negatif adalah menyediakan waktu dan hadir didekat pasien untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negatif klien, mendengarkan keluhan klien dengan sabar, memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya.                                                                         
  3. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan Perawat menggunakan proses keperawatan yang sistematis dan terorganisasi sesuai dengan ilmu dan kiat keperwatan untuk menyelesaikan masalah klien (Watson, 1979 dalam Tomey & Alligood, 2006). Watson percaya bahwa tanpa pemecahan masalah yang sistematis, praktik keperawatan yang efektif adalah hal yang kebetulan dan berbahaya. Metode pemecahan masalah ilmiah merupakan metode yang memberi kontrol dan prediksi serta memungkinkan untuk koreksi diri. Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencerminkan faktor pemecahan masalah yang sistimatis ini adalah perawat melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, membuat prencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan sesuai dengan masalah klien, memenuhi keinginan dan kebutuhan klien yang tidak bertentangan dengan kesehatannya, melibatkan pasien dan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan.                                                                                                                                                                                                                                                               
  4. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal Faktor ini adalah konsep penting dalam keperawatan, karena merupakan faktor utama ketika seseorang berusaha mengontrol kesehatan mereka sendiri setelah mendapatkan sejumlah informasi tentang kesehatannya (Watson, 1979 58 dalam Asmadi, 2008). Perawat memberikan informasi pada klien dan klien diberi tanggung jawab dalam proses kesehatan dan kesejahteraannya. Perawat memfasilitasi proses ini dengan teknik belajar mengajar yang bertujuan untuk memandirikan klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan memberikan kesempatan pada klien untuk perkembangan pribadinya. Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencerminkan faktor proses belajar mengajar ini adalah menetapkan kebutuhan personal klien, memberikan pengetahuan (pendidikan kesehatan) kepada klien, memberikan asuhan mandiri yaitu dengan mengajarkan cara memenuhi kebutuhan diri klien secara mandiri sesuai dengan kemampuan klien.                 
  5. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan atau memeperbaiki mental. Sosiokultural, dan spiritual Perawat harus menciptakan lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit individu, seperti menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan keleluasaan pribadi pada klien. Perawat dapat memberikan dukungan situasional, membantu individu mengembangkan persepsi yang lebih akurat, serta memberi informasi sehingga klien dapat mengatasi masalahnya (Tomey & Alligood, 2006; Asmadi, 2008). Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencerminkan faktor menyediakan lingkungan yang mendukung adalah perawat mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakitnya, memfasilitasi klien untuk bertemu dengan pemuka agama bila klien membutuhkan, membantu klien untuk menjalankan ibadah/ kegiatan agamanya, memotivasi klien untuk berdoa, membantu menghubungi keluarga yang dibutuhkannya.                                                                                                                                                                                                                                                         
  6. Membantu kebutuhan dasar manusia Perawat meyakini kebutuhan biophysical, psychophysical, psychosocial, dan intrapersonal klien. Kebutuhan biophysical seperti makan, eliminasi dan ventilasi. Kebutuhan psychophysical seperti kemampuan aktvitas dan seksualitas. Kebutuhan psychosocial seperti prestasi dan afiliasi. Kebutuhan intrapersonal seperti aktualisasi diri. Perawat membantu klien dengan senang hati ketika klien kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencerminkan faktor membantu dalam kebutuhan dasar manusia ini adalah membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan nutrisi, eliminasi, higiene, memperhatikan kenyamanan dan keamanan lingkungan klien, sering mengunjungi klien, mengobservasi kondisi kesehatan dan kebutuhan klien secara teratur.                                         
  7. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologi Perawat membantu klien untuk mengerti kehidupan dan kematian, sehingga dapat membantu klien dalam menentukan koping yang baik dalam menghadapi berbagai situasi yang berhubungan dengan penyakitnya. Perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencerminkan faktor kekuatan eksistensial – fenomenologis ini adalah memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk melakukan kegiatan spiritual untuk penyembuhannya, memfasilitasi klien dan keluarga untuk melakukan terapi alternatif sesuai pilihannya yang tidak bertentangan dengan kondisi kesehatan dan penyakitnya serta sesuai persetujuan medis , memotivasi klien untuk berserah diri pada Tuhan YME, menyiapkan klen dan keluarga saat menghadapi fase berduka. Secara umum sikap dan perilaku perawat yang berhubungan dengan penerapan karatif caring diantaranya adalah perawat harus memahami nilai – nilai kemanusiaan, mementingkan kebutuhan klien daripada kebutuhan pribadi, mengembangkan hubungan yang efektif dengan klien, lebih sensitif terhadap diri sendiri dan klien, membina hubungan yang harmonis, jujur, terbuka, hangat dengan klien, memahami persepsi klien, memberikan rasa aman dan nyaman pada klien, memenuhi kebutuhan dasar klien, mendengarkan keluhan klien dengan sabar, memberikan kekuatan pada klien.                                                                                                                             

Menurut Mcdaniel dalam Watson (2012), perilaku caring mempunyai tiga hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan dilakukan dengan iklas. Sikap caring juga akan meningkatkan kepercayaan klien terhadap perawat dan mengurangi kecemasan klien. Kedua hal tersebut dapat memperkuat mekanisme koping klien s e h i n g g a m e m a k s i m a l k a n p r o s e s penyembuhaan. Kunci dari kualitas pelayanan asuhan keperawatan adalah perhatian, empati dan kepedulian perawat. Aktifitas yang Menunjukkan Caring Perawattor caratif diharapkan dapat mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien dirawat inap. Peran perawat dalam meningkatkan hubungan antara perawatklien yang lebih efektif dalam meningkatkan kesehatan dan menolong klien beradaptasi dengan keadaan sehat sakit. Faktor ini merupakan gabungan dari nilai humanisticaltruistik dalam memfasilitasi promosi kesehatan melalui pemberian asuhan keperawatan secara holistik. Perawat harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan klien, memperoleh informasi klien yang dibutuhkan selama merawat klien, dan perawat harus mampu mendorong klien untuk menemukan harapan.

oleh SULISTYORINI, S.Kep.,Ns


1.png
03/Oct/2022

Selamat Hari Hepatitis Sedunia
28 Juli 2022

“Cegah Hepatitis dengan Deteksi Dini untuk mewujudkan Generasi Bebas Hepatitis”

dr. Amie Vidyani, Sp. PD, K-GEH, FINASIM
(Dokter Sub-Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Gastro, Enterologi, Hepatologi RS Islam Surabaya A. Yani)

—–
RS Islam Surabaya – A. Yani⁣⁣⁣
Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo⁣⁣⁣
(031) 8284505⁣⁣⁣
www.rsisurabaya.com⁣⁣⁣
—–
Social Media Kami :⁣⁣⁣
• Facebook : Rsi Ayani⁣⁣⁣
• Twitter : rsiayani⁣⁣⁣
• Youtube : RS Islam A Yani⁣⁣⁣
—–
Kesembuhan Datang dari Allah Keselamatan dan Kepuasan Pasien Tanggung Jawab Kami ⁣
—–
Follow👉 @rsiayani & support kami ya😉 biar kami terus bersemangat berbagi informasi setiap harinya.⁣⁣⁣
—–
#rsi #rsislamsurabaya #rsiayani #haimarkbro #Newbrandnewhopenewspirit⁣⁣⁣ #kerjakeraskerjacerdaskerjaikhlaskerjatuntas #RSMelayaniNegeri #InfoKesehatan #hepatitis #harihepatitissedunia #harihepatitis #virushepatitis


4-11.png
30/Aug/2022

Aktifitas Tim Humas dan Pemasaran dengan Pendekatan 3.0

Patient Centered Care (PCC) adalah inovasi pendekatan dalam perencanaan, pelayanan, dan evaluasi perawatan kesehatan yang berdasarkan pada kemitraan yang saling menguntungkan antara penyedia pelayanan kesehatan, pasien, dan keluarga. Dengan semangat Continuous Improvement, merupakan metode untuk mengidentifikasi peluang dan selalu menuju kesempurnaan pelayanan.

—–
RS Islam Surabaya – A. Yani⁣⁣⁣
Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo⁣⁣⁣
(031) 8284505⁣⁣⁣
www.rsisurabaya.com⁣⁣⁣
—–
Social Media Kami :⁣⁣⁣
Facebook : Rsi Ayani⁣⁣⁣
Twitter : rsiayani⁣⁣⁣
Youtube : RS Islam A Yani⁣⁣⁣
—–
Kesembuhan Datang dari Allah Keselamatan dan Kepuasan Pasien Tanggung Jawab Kami ⁣
—–
Follow @rsiayani & support kami ya biar kami terus bersemangat berbagi informasi setiap harinya.⁣⁣⁣
—–
#rsi #rsislamsurabaya #rsiayani #haimarkbro #Newbrandnewhopenewspirit⁣⁣⁣ #kerjakeraskerjacerdaskerjaikhlaskerjatuntas #RSMelayaniNegeri #haimarkbro #InfoKesehatan


rsi lam putih

Kesembuhan datang dari Allah, keselamatan dan kepuasan pasien tanggung jawab kami

CopyRight, 2024 | Managed by Markbro

WeCreativez WhatsApp Support
Tim Customer Care Kami. Siap membantu!
Assalamu'alaikum, Apa yang bisa kami bantu?