INFO UNTUK ANDA

EP-FEB-5-Kenali-Anosmia-Sang-Pencuri-Indra-Penciuman.jpeg
16/May/2025

Anosmia adalah ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk mencium bau. Selain itu, kondisi ini menyebabkan penderitanya tidak bisa menikmati makanan seperti biasa. Keseharian seseorang dapat terganggu karena anosmia atau kehilangan indra penciuman. Penderita anosmia tidak hanya tidak dapat menikmati rasa makanan, tetapi mereka juga akan merasa hambar. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kekurangan nutrisi, dan depresi. Anomsia yang disebabkan oleh pilek atau alergi biasanya bersifat sementara, tetapi anosmia yang berkelanjutan juga merupakan tanda penyakit serius yang memerlukan perawatan medis.

Penyebab Anosmia: Proses penciuman terjadi ketika suatu zat, seperti aroma bunga, masuk ke hidung, merangsang sel-sel saraf penciuman. Sel-sel saraf ini kemudian mengirimkan sinyal ke otak untuk diproses dan dikirim kembali, sehingga kita dapat mengetahui bau dari sesuaitu yang dicium.

 

Gangguan di dinding dalam hidung

Gangguan di dinding dalam hidung bisa berupa iritasi atau hidung tersumbat, yang disebabkan oleh:

Penyumbatan di rongga hidung

Sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan penyumbatan rongga hidung adalah:

  • Kelainan tulang hidung
  • Polip hidung
  • Tumor
  • Kerusakan pada otak dan sistem saraf

Pencegahan Anosmia:

Tidak semua kasus anosmia dapat dicegah, terutama yang disebabkan oleh kelainan lahir. Namun, dengan melakukan beberapa hal berikut, orang dapat mencegah anosmia yang disebabkan oleh gangguan kesehatan:

  • Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
  • tidak berada di sekitar orang sakit,
  • hindari paparan zat alergen, dan hindari paparan bahan kimia berbahaya.
  • Tidak merokok dan hindari paparan asap rokok. Menggunakan alat pelindung saat berolahraga.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

(031) 8284505
082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


Sering-Disamakan-Yuk-Ketahui-Perbedaan-Kalazion-dan-Hordeolum.jpg
08/May/2025

Hordeolum (bintitan) dan kalazion adalah peradangan pada kelopak mata yang berbeda dalam penyebab, gejala, dan lokasi: 

  • Hordeolum
    Disebabkan oleh infeksi bakteri staphylococcus pada kelenjar kelopak mata. Gejala yang muncul antara lain: 

    • Benjolan kemerahan di kelopak mata 
    • Benjolan terasa nyeri 
    • Rasa gatal dan mengganjal di mata 
    • Mata berair 
  • Kalazion
    Disebabkan oleh penyumbatan kelenjar minyak (meibom) di kelopak mata. Gejala yang muncul antara lain: 

    • Benjolan di kelopak mata yang tidak terasa nyeri 
    • Mata merah 
    • Mata berair 
    • Penglihatan kabur 
    • Kelopak mata membengkak 
    • Keterbatasan pergerakan bola mata 

Hordeolum yang tidak diobati dengan benar dapat berkembang menjadi kalazion. Keduanya juga berkaitan dengan faktor kebersihan. 

Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya Hordeolum dan Kalazion, sangat penting untuk menghapus riasan sekitar mata dan pastikan peralatan yang digunakan juga dalam kondisi bersih, mencuci tangan setiap akan menyentuh mata, menggunakan lensa kontak steril dengan jangka waktu dan melepasnya saat tidur.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


WhatsApp-Image-2025-04-29-at-09.14.41.jpeg
03/May/2025

Apa yang dimaksud dengan gangguan mental pada lansia? 

Gangguan mental pada lansia merupakan kondisi yang dapat memengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku lansia. Gangguan ini dapat menyebabkan lansia kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti di keluarga, pekerjaan, dan kegiatan sosial.

 

Beberapa gangguan mental yang sering terjadi pada lansia, antara lain yaitu : 

  • Depresi
    Gangguan suasana hati yang membuat lansia merasa sedih dan kehilangan minat. Depresi pada lansia sering terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan fisik lainnya. 
  • Gangguan kecemasan
    Gangguan yang menyebabkan lansia merasa cemas berlebihan dan mudah khawatir. Gangguan kecemasan pada lansia sering terjadi bersamaan dengan depresi. 
  • Demensia
    Gangguan psikologis yang bersifat kronis dan memengaruhi kemampuan lansia untuk memproses pikiran. 
  • Gangguan bipolar
    Gangguan yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, seperti merasa sangat bahagia dan sedih. 
  • Gangguan makan
    Gangguan psikologis yang dapat berupa bulimia atau anoreksia nervosa. 

Beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab gangguan mental pada lansia 

  1. Tidak memiliki aktivitas yang dapat meningkatkan produktivitas
  2. Kehilangan orang terdekat 
  3. Penyakit fisik yang memburuk
  4. Efek samping penggunaan obat
  5. Kesepian atau tidak ada pembimbing rohani
  6. Isolasi sosial 

Komplikasi gangguan mental pada lansia 

  1. Kualitas hidup memburuk
  2. Kondisi kesehatan menurun

 

Lansia yang menderita gangguan kejiwaan umumnya enggan memberitahukan kondisinya pada orang lain, oleh karena itu, keluarga harus mendampingi setiap aktivitas yang dilakukan oleh lansia untuk memastikan bahwa lansia dalam kondisi aman.

Jika sobat eRSIy memiliki orang tua atau kerabat yang memiliki kondisi tersebut, jangan ragu untuk segera konsultasikan pasien ke poli Jiwa di RSI Surabaya A Yani

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


ARTIKEL2.jpg
17/Apr/2025

Pasti ada diantara Sobat eRSIy yang pernah mendengar rumor tentang pencabutan gigi yang menyebabkan terjadinya kebutaan. Akibatnya, masyarakat menjadi takut apabila akan mencabut giginya. Namun, apakah rumor tersebut benar adanya? 

Kondisi-kondisi yang Membutuhkan Tindakan Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi merupakan salah satu tindakan yang paling banyak dilakukan oleh dokter gigi. Biasanya pencabutan dilakukan karena kondisi gigi berlubang yang sudah tidak dapat ditambal atau dipertahankan lagi, sehingga apabila tidak dilakukan pencabutan bisa membahayakan kesehatan jaringan di sekitarnya dan membahayakan kesehatan tubuh. 

 

Selain itu, berikut ini beberapa kondisi yang membutuhkan tindakan pencabutan gigi seperti 

 

  • Perawatan kawat gigi untuk memenuhi kebutuhan ruang
  • Gigi yang berada di garis fraktur atau patahan tulang rahang, agar tidak menghambat penyembuhan atau menyebabkan infeksi
  • Gigi yang mengalami overeruption (kelainan posisi)
  • Gigi yang patah atau retak
  • Penyakit periodental
  • Gigi yang mengalami gangguan pertumbuhan, seperti yang biasa terjadi pada geraham bungsu
  • Gigi supernumerary (gigi dengan jumlah yang berlebih)

Rumor di masyarakat yang menyebut bahwa cabut gigi, terutama gigi atas, bisa menyebabkan kebutaan adalah mitos belaka. Ini karena gigi dan mata tidak berhubungan secara langsung dengan cabang saraf yang berbeda. 

Saraf mata adalah saraf Optalmikus, sedangkan saraf gigi rahang atas adalah saraf Maksilaris dan saraf gigi rahang bawah adalah saraf Mandibularis. Saraf mata dan gigi keluar dari otak dalam keadaan terpisah juga melewati jalur yang berbeda. Sehingga, tindakan pencabutan gigi tidak akan terkait langsung dengan komplikasi yang melibatkan organ mata.

 

Pencabutan gigi yang dilakukan sesuai prosedur tidak akan menimbulkan efek negatif pada pasien asalkan pasien menginformasikan kepada dokter terkait riwayat penyakitnya seperti diabetes, hipertensi, ataupun penyakit jantung yang mungkin akan berpengaruh pada tindakan pencabutan yang berguna untuk mempersiapkan kondisi tubuh yang prima pada saat pencabutan gigi pasien. 

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


ARTIKEL-5.jpg
12/Apr/2025

Stroke adalah gangguan aliran darah ke otak akibat pembekuan darah (iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (hemoragik). Stroke dapat menyebabkan kematian sel otak dalam hitungan menit.

Bagian tubuh yang dikontrol oleh bagian otak yang rusak akan kehilangan kemampuan untuk berfungsi. Stroke biasanya terjadi pada orang di atas 60 tahun, tetapi stroke juga dapat terjadi pada usia muda. 

Penyebab Stroke di Usia Muda : 

  • Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan minum alkohol
  • Tidak berolahraga
  • Konsumsi makanan instan terlalu sering
  • Konsumsi gorengan atau junk food berlebihan
  • Memiliki riwayat penyakit degeneratif, seperti diabetes, hipertensi, obesitas
  • Stres berat 

Namun, WHO menyatakan bahwa gejala klinis penyakit stroke dapat berkembang cepat, memberat, dan bertahan selama lebih dari satu hari. 

Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak, kecacatan, atau bahkan kematian jika tidak ditangani segera.

 

Banyak mitos yang beredar tentang stroke, salah satunya adalah bahwa stroke hanya menyerang usia lanjut. Namun, stroke dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Maka, sobat eRSIy juga harus waspada ketika terdapat gejala sebagai berikut, yaitu : 

Gejala Stroke: 

  1. Wajah melemah satu sisi, tidak dapat tersenyum, dan mata terkulai
  2. Lengan melemah dan mati rasa
  3. Cara bicara tidak jelas atau kacau dan sulit memahami apa yang orang lain katakan
  4. Sulit berjalan karena kehilangan keseimbangan 
  5. Sakit kepala secara tiba-tiba

Namun, Sobat eRSIy tidak perlu khawatir, Stroke di usia muda dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti :

  • Mengonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran segar, serta makanan rendah lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol 
  • Membatasi konsumsi gula dan garam
  • Berolahraga secara teratur, seperti aerobik minimal 3 kali seminggu 
  • Menjaga kualitas dan waktu tidur, yaitu antara 7−8 jam sehari 
  • Menghindari asap rokok dan vape 
  • Mengelola stres 
  • Cek kesehatan secara rutin

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


ARTIKEL-4.jpg
10/Apr/2025

Human Metapneumo Virus (HMPV)

Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA yang menyebabkan infeksi pernapasan pada manusia. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 di Belanda.

 

Gejala Infeksi HMPV

  1. Batuk
  2. Pilek
  3. Demam
  4. Sakit tenggorokan
  5. Kesulitan bernapas (pada kasus yang parah)
  6. Bronkiolitis (peradangan saluran udara kecil)
  7. Pneumonia

 

Kelompok Rentan

  1. Anak-anak di bawah 5 tahun
  2. Orang dewasa berusia 65 tahun ke atas
  3. Pasien dengan sistem imun lemah
  4. Pasien dengan penyakit pernapasan kronis

 

Cara Penularan

  1. Kontak langsung dengan penderita
  2. Udara (droplet)
  3. Sentuhan dengan permukaan terkontaminasi

 

Pencegahan

  1. Mencuci tangan secara teratur
  2. Menggunakan masker
  3. Menghindari kerumunan
  4. Vaksinasi (belum tersedia secara luas)
  5. Menggunakan disinfektan

 

Pengobatan

  1. Istirahat
  2. Hidrasi
  3. Obat antivirus (untuk kasus berat)
  4. Oksigenasi
  5. Perawatan suportif

 

Situasi Terkini

  1. Peningkatan Kasus: China melaporkan peningkatan kasus HMPV, terutama di kalangan anak-anak dan warga emas (lansia)¹.
  2. Pengawasan: Negara-negara seperti Hong Kong dan Jepang memperketat pemantauan dan mengambil langkah pencegahan ¹.
  3. Tidak Ada Vaksin: Belum ada vaksin untuk HMPV, sehingga pencegahan dan pengobatan fokus pada gejala.

 

Sumber

  1. WHO (World Health Organization)
  2. CDC (Centers for Disease Control and Prevention)
  3. Kementerian Kesehatan RI

 

Berikut beberapa penelitian dan informasi terbaru tentang Human Metapneumovirus (HMPV) pada tahun 2025:

 

# Penyebaran HMPV

– HMPV sedang merebak di China, terutama di wilayah utara, dengan peningkatan kasus yang signifikan.

– Virus ini menyebar dengan cepat melalui droplet yang dihasilkan saat seseorang batuk atau bersin, serta melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi 

 

# Gejala dan Komplikasi

– Gejala HMPV bervariasi, mulai dari ringan seperti batuk dan pilek, hingga lebih serius seperti pneumonia dan kegagalan pernapasan 

– Komplikasi berat seperti bronkiolitis dan pneumonia dapat memicu sesak napas, demam tinggi, dan mengi yang mengganggu aktivitas sehari-hari

 

# Pencegahan

– Tidak ada vaksin untuk HMPV, sehingga pencegahan menjadi kunci utama 

– Langkah-langkah pencegahan meliputi mencuci tangan secara teratur, menggunakan masker di tempat umum, dan membersihkan permukaan yang sering disentuh 

 

# Pengobatan

– Pengobatan antivirus spesifik untuk HMPV belum tersedia 

– Penanganan utama berfokus pada meredakan gejala dengan obat pereda nyeri dan demam seperti paracetamol atau ibuprofen

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


ARTIKEL-9.jpg
21/Mar/2025

Pemberian makanan tambahan pendamping ASI dimulai ketika usia bayi menginjak 6 bulan menurut WHO (World Health Organization), makanan pendamping ASI (MPASI) yang diberikan kepada bayi juga  harus mengandung proporsi karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin dan mineral.

Hal ini penting untuk bayi yang sedang mengalami masa pertumbuhan mereka. Pengolahan dan penyajian makanan harus dilakukan secara higienis. Berikut adalah contoh variasi bahan makanan di sekitar kita yang bisa diolah menjadi MPASI bernutrisi:

  • Nasi, ubi, singkong, kentang, dan gandum sebagai sumber karbohidrat.
  • Sumber protein hewani, seperti telur, ayam, hati ayam, ceker, daging sapi, ikan mas, ikan kembung, kerapu, dan udang, serta susu dan produk turunannya, seperti yogurt dan keju.
  • Sumber protein nabati terdapat dalam kacang-kacangan, seperti kacang polong, buncis, kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, dan olahan kedelai, seperti tahu dan tempe.
  • Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral, terutama vitamin A, vitamin C, zat besi, dan fosfor. Jenis sayuran yang bisa diolah menjadi makanan pendamping ASI misalnya bayam, kangkung, labu siam, labu kuning, wortel, brokoli, buncis, dan tomat.
  • Buah-buahan merupakan sumber vitamin A, B, B1, B6, mineral, dan serat. Utamakan memberi buah yang lunak atau berair seperti pisang, alpukat, papaya, manga, jeruk, melon, semangka.
  • Asam lemak, seperti dalam minyak zaitun, minyak kelapa, lemak sapi, dan brutu ayam juga dibutuhkan oleh bayi untuk menambah kalori dan mendukung perkembangan otak, saraf, menyerap vitamin, serta produksi hormon.

Tips MPASI agar bayi selalu lahap : 

  1. Sobat eRSIy bisa berkreasi dengan cara mengukus, merebus, atau menumis dengan tambahan bumbu aromatik, seperti bawang merah, bawang putih, serai, dan daun salam.
  2. Hindari menambahkan garam dan gula pada makanan bayi.
  3. Berikan makanan pendamping ASI 2-3  kali sehari, bersama dengan 1–2 kali makanan selingan. Porsinya dimulai dengan 3 sendok makan dan kemudian naik perlahan hingga 125 ml. 
  4. Sobat eRSIy dapat mulai menaikkan tekstur MPASI menjadi cincang halus hanya setelah Si Kecil berusia 9 bulan. Jika Si Kecil sudah terbiasa, teksturnya dapat dinaikkan menjadi cincang kasar. Perubahan tekstur dan porsi makan yang dilakukan secara bertahap akan membuat Si Kecil lebih mudah menyesuaikan diri dengan makanan keluarga di usia satu tahun.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


ARTIKEL-15-1.png
17/Mar/2025

Menjadi ibu merupakan anugerah terindah bagi setiap wanita yang telah berkeluarga. Tentunya semua orang tua berharap keturunannya lahir dengan sehat dan sempurna, oleh sebab itu, ibu hamil harus selalu memperhatikan apa yang dikonsumsi selama kehamilan. 

 

Saat hamil, penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin. Ini karena semua makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan mempengaruhi janin dalam kandungannya. Ada makanan yang baik untuk pertumbuhan, tetapi ada pula yang membahayakan kesehatan janin, kira-kira apa saja ya makanan yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil? 

 

Susu atau keju yang belum dipasteurisasi 

Pasteurisasi adalah proses pemanasan yang membunuh bakteri dalam makanan atau minuman tanpa merusak nutrisinya. Oleh karena itu, sebaiknya Bumil tidak mengonsumsi susu yang belum dipasteurisasi karena bisa mengandung bakteri yang membahayakan kesehatan janin.

 

Makanan laut yang mengandung merkuri tinggi, seperti : 

Tenggiri, hiu, tuna, kerang, todak, dan swordfish adalah beberapa jenis ikan laut yang mengandung merkuri tinggi. Ibu hamil dapat mengalami masalah saraf, ginjal, dan sistem kekebalan tubuh jika terlalu banyak mengonsumsi makanan laut yang bermerkuri.

  • Ikan mentah atau yang dimasak kurang matang

  • Daging mentah atau kurang matang

  • Buah dan sayuran yang tidak dicuci

  • Jeroan

  • Telur mentah : Bakteri ini dapat menimbulkan infeksi yang membuat ibu hamil muntah-muntah, demam, diare, dan kram perut. Dalam beberapa kasus, kram perut akibat infeksi ini bahkan bisa menyebabkan kelahiran prematur.

  • Kafein : Selama hamil, konsumsi kafein dalam sehari sebaiknya tidak lebih dari 200 mg atau sekitar 2–3 gelas kopi, terutama pada trimester pertama kehamilan.

  • Alkohol

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


ARTIKEL-13.png
11/Mar/2025

Kesehatan yang optimal ditandai dengan berfungsinya sistem tubuh dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang untuk mengenali dan mendeteksi berbagai masalah yang mungkin muncul dalam tubuh, sehingga penanganan dapat dilakukan dengan segera dan mencegah perkembangan penyakit yang lebih serius.

Salah satu kondisi yang dapat mengganggu fungsi tubuh adalah penyakit ginjal kronis. Ginjal memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh, seperti menyaring darah dan mengatur keseimbangan cairan. Apabila fungsi ginjal terganggu, hal ini dapat mengancam kesehatan individu.

Batu ginjal terbentuk akibat penumpukan limbah dalam darah yang mengkristal di ginjal. Ada empat jenis batu ginjal yang dikategorikan berdasarkan bahan penyusunnya, yaitu kalsium, asam urat, struvit, dan sistin.

Gejala batu ginjal pada wanita biasanya muncul ketika batu tersebut terjebak di saluran ureter yang sempit, yang mengakibatkan nyeri hebat secara tiba-tiba. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut kolik ginjal.

 

Gejala Batu Ginjal Seperti apa?

  1. Gejala yang paling sering terjadi adalah nyeri tajam dan kram yang dirasakan di punggung dan pinggang, yang dapat menjalar ke perut bagian bawah atau pangkal paha. Nyeri ini muncul secara tiba-tiba dan bersifat hilang timbul.
  2. Penderita mungkin juga merasakan dorongan kuat untuk buang air kecil, yang sering disertai dengan rasa nyeri atau sensasi panas saat buang air kecil. 
  3. Urine bisa berwarna gelap atau kemerahan karena adanya darah.
  4. Pada pria, nyeri juga dapat dirasakan di ujung penis. 
  5. Gejala lain yang mungkin muncul termasuk mual dan muntah.

 

Penyebab terjadinya batu ginjal ?

  1. Obesitas.
  2. Kurangnya konsumsi air putih dalam jumlah yang cukup.
  3. Produksi urin yang rendah, yang bisa disebabkan oleh dehidrasi atau kurangnya asupan cairan.
  4. Sering mengonsumsi makanan yang tinggi protein.
  5. Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam, yang dapat meningkatkan risiko pembentukan batu kalsium.
  6. Kondisi diare kronis atau masalah pada usus.
  7. Riwayat keluarga, seperti saudara atau orang tua yang memiliki penyakit batu ginjal, dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami batu ginjal.
  8. Kondisi medis lain, seperti kelainan pada kelenjar paratiroid, yang berperan dalam mengatur metabolisme kalsium dan dapat menyebabkan kadar kalsium yang tinggi dalam darah dan urin.

 

Bagaimana Cara Mencegah Batu Ginjal ?

  1. Lakukan kebiasaan minum secara teratur sepanjang hari.
  2. Minumlah air putih dalam jumlah yang cukup, sekitar 2,5–3 liter setiap hari.
  3. Pilihlah minuman dengan pH netral, seperti air putih atau susu.
  4. Terapkan pola makan yang seimbang dan bervariasi.
  5. Tingkatkan konsumsi sayuran, serat, dan buah-buahan.
  6. Hindari mengonsumsi suplemen dan vitamin secara berlebihan; sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika perlu mengonsumsi suplemen kalsium atau vitamin.
  7. Batasi asupan garam, tidak lebih dari 3 hingga 5 gram per hari.
  8. Kurangi asupan makanan yang dapat meningkatkan kadar asam urat.
  9. jaga berat badan tetap ideal (Indeks Massa Tubuh antara 18-25 kg/m²).
  10. Hindari konsumsi protein hewani yang berlebihan.
  11. Pastikan asupan kalsium yang memadai, yaitu 1000-1200 mg per hari.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-11.png
08/Mar/2025

Banyak orang yang sedang sakit tetap ingin berpuasa pada bulan Ramadan meski kondisi yang dideritanya tergolong kronis, Salah satunya adalah para pengidap penyakit jantung. Pengidap penyakit jantung memang mempunyai kondisi yang tidak memungkinkan mereka untuk menjalani ibadah puasa.

Ketika jantung mengalami gangguan, seperti masalah pada pembuluh darah, irama jantung, katup jantung, atau gangguan jantung bawaan, kondisi ini dikenal sebagai penyakit jantung. Bagi para pengidap penyakit ini, apakah mereka masih diperbolehkan untuk menjalani ibadah puasa.

Individu yang menderita penyakit jantung diperbolehkan untuk berpuasa selama bulan Ramadan, namun keputusan ini sangat tergantung pada kondisi fisik masing-masing. Setiap orang dapat memberikan respons yang berbeda terhadap puasa. Jika Anda memiliki jantung yang lemah atau merasa tidak sehat saat berpuasa, disarankan untuk mempertimbangkan untuk tidak melanjutkan ibadah puasa.

 

Manfaat puasa bagi penderita penyakit jantung

Puasa dapat memberikan keuntungan bagi penderita penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa puasa mampu meningkatkan kadar kolesterol baik hingga 30–40% pada beberapa pasien. Selain itu, puasa juga berperan dalam mengendalikan kadar lemak secara keseluruhan, sehingga dapat mengurangi risiko komplikasi penyakit jantung. 

Dampak positif ini mungkin disebabkan oleh perubahan pola makan yang diterapkan oleh pasien selama bulan Ramadan, yang memungkinkan mereka untuk lebih efektif dalam mengatur asupan, porsi, dan jadwal makan harian mereka.

 

Risiko puasa bagi penderita peenyakit jantung

Walaupun puasa memiliki manfaat bagi kesehatan jantung, kurangnya asupan makanan dan minuman selama Puasa dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, seperti natrium, kalium, dan magnesium. Elektrolit memainkan peran penting dalam kontraksi jantung, dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan aritmia, yaitu kondisi di mana detak jantung tidak teratur. 

Oleh karena itu, penderita penyakit jantung harus berhati-hati saat menjalani puasa. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai ibadah puasa.

 

Langkah-langkah Menjalani Ibadah Puasa Bagi Pengidap Penyakit Jantung

Meskipun kondisi kesehatan mungkin tidak mendukung untuk berpuasa, para pengidap penyakit jantung masih bisa menjalani ibadah ini dengan baik. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diikuti:

  • Bagi mereka yang menderita penyakit serius seperti penyakit jantung, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai obat-obatan yang perlu dikonsumsi saat sahur dan berbuka. Ini penting karena puasa akan mengubah jadwal makan dan minum, termasuk waktu untuk mengonsumsi obat-obatan bagi pengidap penyakit jantung.
  • Bagi pengidap penyakit jantung, sangat penting untuk banyak minum air putih, karena hal ini dapat membantu meringankan beban kerja jantung. Dengan cukup mengonsumsi air, tubuh akan lebih mudah melarutkan garam dalam darah. Kadar garam yang tinggi dapat membuat darah menjadi lebih kental dan mengurangi volume darah secara keseluruhan. Ketika volume darah berkurang, jantung harus bekerja lebih keras untuk mengimbangi kekurangan tersebut.
  • Pastikan kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi. Pengidap penyakit jantung sebaiknya menghindari makanan yang tinggi lemak jenuh saat sahur dan berbuka, seperti makanan yang digoreng, daging berlemak, sosis, makanan yang diasinkan, dan junk food. Sebagai alternatif, mereka akan lebih aman jika mengonsumsi sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian saat berpuasa, karena makanan ini kaya akan serat dan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan jantung.

Selain itu, pengidap penyakit jantung juga dapat mengonsumsi, seperti : 

ikan

daging tanpa lemak

beras merah

 

oatmeal

 

ubi jalar 

untuk memenuhi kebutuhan protein dan karbohidrat. Makanan-makanan ini dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Jangan lupa untuk membatasi asupan garam dalam makanan.

Selain memperhatikan pola makan, sisihkan waktu untuk melakukan olahraga ringan yang tidak membebani jantung, selama kondisi tubuh Anda memungkinkan. Penting untuk selalu memantau aktivitas yang dilakukan, karena hal ini dapat membantu mencegah kontraksi pembuluh darah yang berisiko menyebabkan pembekuan darah. Oleh karena itu, selain rutin berolahraga ringan, pastikan juga untuk cukup beristirahat agar puasa Anda dapat berjalan dengan baik.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


rsi lam putih

Kesembuhan datang dari Allah, keselamatan dan kepuasan pasien tanggung jawab kami

CopyRight, 2025. Yayasan RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA | Managed by Markbro

WeCreativez WhatsApp Support
Tim Customer Care Kami. Siap membantu!
Assalamu'alaikum, Apa yang bisa kami bantu?