INFO UNTUK ANDA

monkeypox.jpg
23/Sep/2024

Apa itu monkeypox?

Monkeypox adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.

 

Apa saja gejala monkeypox?

Monkeypox dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Sementara beberapa orang memiliki gejala ringan, yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih berat dan memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan. Mereka yang berisiko lebih tinggi untuk penyakit yang lebih parah atau komplikasi termasuk orang-orang yang sedang hamil, anak-anak dan orang-orang dengan penyakit kekebalan tubuh.

Gejala monkeypox biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit. Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki.

 

Bagaimana cara monkeypox menular dari hewan ke manusia?

Monkeypox dapat menular ke manusia melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi. Biasanya adalah hewan pengerat dan primata. Risiko tertular monkeypox dari hewan dapat diturunkan dengan meminimalisir/menghindari kontak dengan hewan liar, terutama hewan sakit atau mati – termasuk daging dan darahnya. Di negara-negara endemik, makanan yang berisi daging atau bagian tubuh hewan perlu dimasak hingga matang sebelum dimakan.

Bagaimana monkeypox menyebar dari orang ke orang?

Monkeypox menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam monkeypox, termasuk melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual. Lingkungan dapat terkontaminasi virus monkeypox, misalnya ketika orang yang terinfeksi menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk, benda, elektronik, dan permukaan. Orang lain yang menyentuh barang-barang ini kemudian dapat terinfeksi.

 

Siapa yang berisiko terkena monkeypox?

Yang paling berisiko adalah orang yang tinggal dengan atau memiliki riwayat kontak erat (termasuk kontak seksual) dengan seseorang yang terinfeksi monkeypox, atau yang memiliki kontak rutin dengan hewan yang dapat terinfeksi.Tenaga kesehatan juga memiliki risiko sehingga perlu untuk selalu menerapkan prosedur PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) Bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh berisiko mengalami gejala-gejala lebih serius dan kematian akibat monkeypox. Orang yang pernah mendapatkan vaksin cacar kemungkinan memiliki perlindungan tertentu terhadap infeksi monkeypox.

 

Apa pengobatan untuk penderita monkeypox?

Sampai saat ini pengobatan yang spesifik untuk monkeypox masih terbatas tahap pengembangan. Penting bagi siapa pun yang terinfeksi monkeypox untuk minum air secara cukup, makan dengan baik, dan cukup tidur. Orang yang mengisolasi diri harus menjaga kesehatan mentalnya dengan melakukan hal-hal yang mereka anggap santai dan menyenangkan, tetap terhubung dengan orang yang dicintai menggunakan teknologi, berolahraga jika mereka merasa cukup sehat dan meminta dukungan kesehatan mental dari fasyankes setempat jika diperlukan.

 

Apa yang perlu dilakukan jika saya memiliki gejala monkeypox atau saya merasa tertular monkeypox dari seseorang penderita monkeypox?

Jika Anda pernah melakukan kontak erat dengan orang yang mengalami monkeypox atau lingkungan yang mungkin telah terkontaminasi virus, pantau diri Anda dengan cermat untuk tanda dan gejala selama 21 hari sejak terakhir kali Anda terpapar. Batasi kontak erat dengan orang lain sebanyak yang Anda bisa.

Jika Anda merasa mengalami gejala monkeypox, hubungi Emergency Call RSI Surabaya A Yani 1500718  untuk mendapatkan saran, pemeriksaan laboratorium, dan perawatan lebih lanjut 

 

Sumber : Ditjen P2P Kemenkes RI

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


Untitled-design-1-1.jpg
10/Sep/2024

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah ketika tekanan darah sistolik (SBP) ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah daistolik (DBP) ≥90 mmHg setelah pemeriksaan berulang (Unger et al, 2020).

 

Apa Saja Faktor Risiko Hipertensi

  • Riwayat keluarga darah tinggi
  • Kencing manis
  • Merokok
  • Pola makan
  • Minum alkohol
  • Aktivitas fisik
  • Penyakit ginjal
  • Penyakit jantung atau pembuluh darah usia muda
  • Kadar kolesterol tinggi
  • Riwayat depresi
  • Gagal jantung
  • Stroke

 

Gejala dari Hipertensi

Gejala hipertensi antara lain:

  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Jantung berdebar
  • Nyeri otot
  • Bangkok di kaki
  • Sakit kepala
  • Penglihatan kabur
  • Kencing pada malam hari
  • Kencing sarah
  • Pusing

Gejala yang menunjukkan hipertensi sekunder:

  • Kelemahan otot/tetani
  • Kram
  • Irama jantung tdak normal (cepat/lambat)
  • Edema paru (stenosis arteri ginjal)
  • Berkeringat
  • Sering sakit kepala
  • Mendengkur
  • Mengantuk di siang hari (obstructive sleep apnea)
  • Gejala yang menunjukkan tiroid

 

Komplikasi Hipertensi

Jika tidak terkontrol, hipertensi dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti:

  • Penyakit jantung
  • Stroke
  • Penyakit ginjal
  • Retinopati (kerusakan retina)
  • Penyakit pembuluh darah tepi
  • Gangguan saraf
  • Gangguan serebral (otak)

 

Pencegahan Hipertensi

Penceahan hipertensi bisa menggunakan straegi CERDIK:

  • Cek kesehatan secara rutin
  • Enyahkan asap rokok
  • Rajin aktivitas fisik
  • Diet seimbang
  • Istirahat cukup
  • Kelola stress

 

Penangan Hipertensi

Jika Anda sudahterkena hipertensi, pengobatan hipertensi dapat dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama/Puskesmas. Sebagai penangan awal dan kontrol.

Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan seumur hidup. Anda harus minum obat secara teratur seperti yan dianjurkan oleh Dokter meskipun tak ada gejala Anda harus mengetahui:

  • Cara minum obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari
  • Mengetahui perbedaan antara obat-obatan yang harus diminum untuk jangka panjang (yaitu obat tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek yaitu untuk menghilangkan ejala (misalnya untuk mengatasi mengi)

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


Untitled-design-1.jpg
05/Sep/2024

Hemorroid adalah jaringan normal yang berisi pembuluh darah yang membantu fungsi otot disekitar anus untuk mengatur pola BAB. Gejala hemorroid terjadi jika terjadi pelebaran dari pembuluh darah di sekitar anus.

 

Faktor Risiko Hemorroid

  • Pola diet yang kurang baik (rendah serat, makanan pedas, alkohol)
  • Posisi duduk menetap cukup lama
  • Obesitas
  • Perubahan pola BAB yang kurang baik dalam waktu lama
  • Kebiasaan BAB yang lama

 

Klasifikasi Hemorroid

  • Grade 1, Benjolan di dalam
  • Grade 2, Keluar saat mengejan namun dapat kembali sendiri
  • Grade 3, Keluar spontan namun butuh bantuan untuk masuk kembali
  • Grade 4, Benjolan menetap diluar tidak dapat masuk kembali

 

Tanda dan Gejala Hemorroid

  • Nyeri saat BAB
  • Perdarahan saat BAB
  • Anemia
  • Gatala disertai panas atau tidak nyaman sekitar anus
  • Benjolan pada anus

 

Tatalaksana Penanganan Hemorroid

  • Non bedah
    • Mengatur pola diet yang tinggi serat dan lunak
    • Istirahat cukup, menghindari mengedan saat BAB
    • Kompres local dan rendam duduk
  • Bedah
    Untuk melakukan operasi hemorroid, Selahkan dikonsultasikan dengan dokter bedah di RSI Surabaya Achmad yani

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


Untitled-design.jpg
03/Sep/2024

Peradangan di rongga hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi adalah hay fever, atau rhinitis alergi. Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis alergen, seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan. Kondisi yang ditandai oleh peradangan pada membrane lendir hidung sebagai respons terhadap paparan allergen tertentu.

 

Gejala Umum Rhinits

  • Hidung gatal
  • Hidung tersumbat
  • Hidung berair
  • Bersin-bersin
  • Mata yang berair atau gatal

 

Penyebab Rhintis

Disebabkan oleh reaksi alergi terhadap zat-zat tertentu, seperti:

  • Serbuk sari
  • Tungau debu
  • Bulu hewan
  • Jamur

 

Faktor Risiko Rhinitis

  • Riwayat keluarga dengan alergi rhinitis
  • Paparan terhadap allergen
  • Faktor lingkungan

 

Pemeriksaan Rhinitis

Didasarkan pada:

  • Riwayat medis
  • Pemeriksaan fisik
  • Tes alergi kulit atau darah

 

Pengobatan Rhinitis

  • Menghindari paparan allergen
  • Penggunaan obat-obatan seperti Antihistamin, dekongestan, atau Steroid nasal
  • Pembersihan rumah secara teratur untuk menghilangkan allergen

 

Prognosis Rhunitis

Meskipun tidak ada obat yang menyembuhkan rhinitis alergi secara permanen, gejalanya dapat dikelola dengan baik dengan perawatan yang tepat, memungkinkan penderitanya menjalani kehidupan yang aktif dan nyaman.

 

Pencegahan Rhinitis

  • Mengidentifikasi dan menghindari paparan allergen
  • Menjaga lingkungan yang bersih
  • Mengikuti rencana pengobatan yang direkomendasikan dapat membantu mencegah atau mengurangi gejala rhinitis alergi

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-08-28T134936.224.png
28/Aug/2024

Asma adalah suatu kondisi di mana saluran nafas menyempit karena rangsangan tertentu menjadi hiperaktif, menyebabkan peradangan. Penyempitan ini hanya berlangsung sementara. Saluran pernapasan pasien asma sangat sensitif. Saat paru-paru teriritasi, saluran pernapasan menyempit, membatasi jumlah udara yang dapat masuk ke dalamnya. Karena kondisi ini, pasien asma sering mengalami sesak napas atau batuk saat terpapar debu, asap rokok, bulu binatang, atau zat lain yang dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru.

Asma tidak tergantung pada tingkat sosioekonomi dan dapat muncul pada semua usia, terutama pada anak-anak. Asma sering menimbulkan masalah pada anak-anak dan orang dewasa, meskipun jarang menyebabkan kematian. Asma dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan gangguan emosi seperti cemas dan depresi. Asma yang menetap dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

 

Penyebab Asma

Asma disebabkan oleh zat pencetus tertentu, tetapi penyebabnya belum diketahui secara pasti. Beberapa komponen yang dianggap sebagai alergen adalah:

  • Infeksi virus yang menyerang saluran napas: influenza
  • Melayani alergen, debu rumah, dan bulu binatang
  • Penyembuhan terhadap asap rokok dan minyak wangi
  • Kegiatan fisik: lari
  • Ekspresi emosional ketakutan, kemarahan, dan keputusasaan
  • Aspirin, beta-adrenergik penyekat, dan anti-inflamasi nonsteroid
  • Tempat kerja: uap zat kimia
  • Asap rokok adalah penyebab polutan udara.
  • Sulfit adalah pengawet makanan.
  • Lainnya, seperti haid, kehamilan, dan sinusitis

 

Gejala Asma

  • Sesak
  • Sesak dada
  • Batuk, terutama di malam hari
  • Mengi (membuat suara seperti siulan saat bernapas).
  • Merasa lemas dan lesu.
  • TIngkat kecemasan yang tidak biasa
  • Sering merenungkan

 

Pola Asma yang Umum Terjadi

  • Semakin parah saat pagi atau malam.
  • Timbul dan hilang pada hari yang sama.
  • Disebabkan oleh hal-hal tertentu, aktivitas, atau tertawa dan menangis.
  • Semakin memburuk karena infeksi virus, seperti pilek, muncul.

 

Faktor Risiko Asma

  • Memiliki riwayat asma dalam keluarga.
  • Mengalami infeksi pernapasan seperti bronkitis dan pneumonia.
  • Kelahiran bayi sebelum waktunya
  • Terlahir dengan kondisi yang disebut BBLR, yang berarti berat badan lahir rendah.
  • Ada alergi atopik.

 

Komplikasi Asma

  • Jantung behenti karena kekurangan oksigen.
  • Gagal napas karena lender mengisi saluran pernapasan yang melebar
  • Alkalosis respiratorik, yang terjadi karena tubuh kekurangan karbondioksida akibat bernapas terlalu cepat.
  • Kematian atau kerusakan otak karena hiposekmia atau darah yang tidak mengandung cukup oksigen dalam jangka waktu yang lama
  • Paru-paru kolaps atau rusak sehingga udara bocor ke area di antara dinding dada dan paru-paru, yang disebut pneumotoraks.
  • Paru-paru mengeluarkan udara ke Pneumomediastinum, atau rongga dada.
  • Paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida sehingga menumpuk di dalam tubuh atau menyebabkan hiperkarbia, yang biasanya terjadi pada orang yang menggunakan ventilator.

Sebaliknya, pasien asma juga dapat mengalami komplikasi lain yang dapat memengaruhi kualitas hidup mereka, seperti:

  • Aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, sekolah, dan tidur, terganggu.
  • Karena saluran pernapasan secara permanen menyempit, kemampuan bernapas menurun.
  • Gangguan pertumbuhan dan belajar anak
  • Orang dewasa lebih rentan terhadap stres, cemas, dan depresi.
  • Efek samping dari penggunaan obat asma yang lama

 

Pemeriksaan Asma

  • Tes alergi dilakukan untuk menentukan apakah pasien memiliki alergi yang menyebabkan asma.
  • Tes bronkus untuk menilai sensitivitas saluran pernapasan.
  • Tes penunjang untuk mengidentifikasi penyakit tambahan yang berhubungan dengan gejala asma.
  • Elektrokardiogram (EKG) dan rontgen dada dilakukan untuk menentukan penyebab gejala pasien.
  • Strategi Pengobatan Asma berdasarkan Inisiatif Dunia untuk Asma (GINA)

Tujuan jangka panjang untuk pengobatan asma adalah sebagai berikut:

  • Kontrol Gejala: untuk mengontrol gejala dengan baik dan tetap melakukan hal-hal seperti biasa.
  • Mengurangi risiko: memperbaiki keterbatasan aliran udara, mengurangi risiko eksaserbasi, dan mengurangi efek samping pengobatan.

 

Pencegahan Asma

  • Hentikan merokok.
  • Hindari sumber polusi, asap rokok, debu, dan bau yang mengiritasi, seperti parfum, obat semprot, serangg, dan deterjen cucian.
  • Anda tidak boleh memelihara binatang seperti anjing dan kucing.
  • Jika bantal dan kasur Anda tidak terbuat dari sintesis, gunakan kain penutup yang terbuat dari sintesis.
  • Usahakan untuk menghindari karpet di area rumah atau kamar tidur.
  • Jemur dan tepuk kasur secara teratur.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-08-23T135234.752.png
23/Aug/2024

Penyakit Thypoid disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi yang menyebabkan infeksi sistemik. Penderita penyakit ini sering mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kebersihan pribadi dan lingkungan, termasuk kebersihan perorangan yang buruk (biasanya mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar), kebersihan makanan, dan lingkungan kumuh, termasuk penyediaan air bersih yang kurang memadai, pembuangan sampah dan kotoran manusia yang tidak memenuhi standar kesehatan, dan perilaku masyarakat yang tidak ramah.

Salah satu penyakit yang mudah dicegah adalah demam tifoid, yang dapat dicegah dengan perubahan perilaku masyarakat dan ketersediaan fasilitas sanitasi yang baik. Penyebaran bakteri penyebab penyakit Tifoid dapat dikurangi dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Jangan terlalu dekat dengan orang sakit karena bakteri Salmonella Thypi mudah menyebar. Makanan dan minuman adalah media penularan yang paling umum.

 

Penyebab Demam Tifoid

Bakteri Salmonella Thypi dapat hidup di dalam tubuh seseorang dan dapat menyebar melalui sekret saluran nafas, urin, dan tinja. Waktu penyebarannya sangat beragam. Jika Salmonella Thypi berada di dalam air, es, debu, atau kotoran kering, ia dapat bertahan selama beberapa minggu. Bakteri dapat dihilangkan dengan mudah dengan klorinasi dan pasteurisasi pada suhu 630 °C.

 

Tanda dan Gejala Demam Tifoid

  • Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39 – 40 C
  • Sakit kepala
  • Lemah dan lelah
  • Nyeri otot
  • Berkeringat
  • Batuk kering
  • Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
  • Sakit perut
  • Diare atau sembelit
  • Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda
  • Perut yang membengkak
  • Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, akan mengalami kondisi seperti: mengigau, berbaring lemah dengan mata setengah tertutup

 

Penularan Demam Tifoid

Infeksi tifoid melalui 5 F:

  • Makanan, termasuk makanan yang dikonsumsi dan didapati dari lingkungan yang tidak bersih, dapat menjadi sumber infeksi. Ini terutama benar jika kontaminasi terjadi karena pengolahan makanan yang tidak benar.
  • Penularan infeksi pada jari dapat terjadi jika jari tidak dicuci secara bersih setelah buang air kecil atau buang air besar.
  • Jika seseorang sudah terinfeksi bakteri typhoid, fomitus, yang muntahan dari penderita dapat menjadi cara lain untuk infeksi.
  • Lalat sangat menyukai untuk hinggap di tempat atau benda yang kotor, yang dapat menjadi sarang bakteri Salmonella Thypi. Lalat dapat membawa bakteri Salmonella Thypi ke makanan, menyebabkan kontaminasi.
  • Bakteri penyebab Tifoid banyak ditemukan dalam kotoran, kotoran, atau feses pasien Tifoid.

 

Komplikasi Demam Tifoid

Demam Tifoid dapat menyebabkan masalah serius pada sistem pencernaan, hati, jantung, dan sistem saraf jika tidak ditangani dengan baik. Dua komplikasi yang paling umum adalah pendarahan internal dalam sistem pencernaan dan perforasi usus, yang memungkinkan infeksi menyebar ke jaringan di sekitarnya.

 

Penanganan Demam Tifoid

  • Beristirahat dengan cukup
  • Bisakah suhu tubuh turun dengan kompres jika demam adalah 37,5 °C hingga 37,9°C Paracetamol diberikan pada suhu 38°C.
  • Berpakaian tipis dan bedrest
  • Tingkatkan asupan cairan Anda.
  • Penggunaan antibiotic

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-08-26T094222.572.png
21/Aug/2024

Salah satu penyakit tertua dalam catatan medis adalah gout, juga dikenal sebagai asam urat. Gout adalah penyakit inflamasi rematik yang ditandai oleh hiperurisemia, peningkatan kadar asam urat yang tidak normal yang terkumpul di dalam darah karena gangguan metabolisme purin. Kondisi ini diikuti dengan peradangan sendi (arthritis) yang disebabkan oleh penumpukan kristal monosodium urate (MSU) di persendian, terutama di area jari, lutut, dan ibu jari.

Gout dahulunya banyak ditemukan pada penduduk kelas atas yang dapat mengonsumsi banyak makanan, seperti daging merah dan minuman anggur (wine), sehingga saat ini sering dikaitkan dengan konsumsi makanan tertentu.

Gout paling banyak ditemukan pada laki-laki. Prevalensi gout tertinggi terdapat di Amerika Utara dan Eropa Barat dengan kisaran angka 1%-4% penduduk menderita Gout. Gout berkaitan dengan penyakit kardiovaskular dan gangguan fungsi ginjal. Umumnya gout ditemukan pada penderita Gagal Ginjal Kronis (GGK), hipertensi, Diabetes Mellitus type 2, dislipidemia, penyakit jantung (termasuk penyakit jantung koroner atau PJK, gagal jantung, serta atrial fibrilasi), dan stroke.

Beberapa faktor risiko terjadinya gout, antara lain:

  • Usia: Risiko terkena gout meningkat dengan usia.
  • Komorbid: Gangguan kardiovaskular, diabetes mellitus, hiperlipidemia, hiperurisemia, menopause, dan penurunan fungsi ginjal adalah contoh penyakit penyerta.
  • Jenis kelamin: Pria lebih sering daripada wanita, mungkin karena peran hormon estrogen
  • Riwayat keturunan
  • Obesitas
  • Penggunaan obat: diuretik, cyclosporine, aspirin dosis rendah, dan niacin
  • Kondisi metabolik yang mengganggu setelah operasi atau trauma
  • Osteoarthritis yang belum terdeteksi
  • Makanan yang tidak seimbang termasuk alkohol, daging sapi, kerang, dan minuman manis yang mengandung fruktosa.

 

Medical Nutrition Therapy

Dimulai dengan hiperurisemia tanpa gejala, gejala klinis gout berkembang secara bertahap. Kemudian muncul kristal MSU, gout intermittent, dan akhirnya menjadi gout kronik. Salah satu tujuan dari pengobatan gout adalah untuk mengontrol kadar asam urat dan menghancurkan kristal MSU. Namun, baru-baru ini, peneliti menemukan bahwa meningkatkan asupan gizi dan mengubah gaya hidup juga merupakan terapi yang efektif, karena obesitas adalah penyebab utama perkembangan gout. Diet yang mengandung banyak vitamin, serat, dan asam lemak tak jenuh dapat menurunkan risiko gout. Sebaliknya, pola makan yang mengandung banyak karbohidrat, protein, dan lemak merupakan faktor risiko gout.

Sejak lama, makanan yang mengandung purin tinggi, seperti daging merah, jeroan, seafood, dan kacang-kacangan, dianggap tinggi purin. Selama ini, terapi gizi mengacu pada pemilihan makanan dengan purin rendah. Namun, hal tersebut tidak berdampak signifikan terhadap penurunan kadar asam urat. Saat ini, terapi gizi untuk gout berfokus pada pola makan yang seimbang, membatasi konsumsi gula, dan mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung serat dan antioksidan, seperti buah dan sayur.

Studi terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi banyak sayur-sayuran, buah-buahan, dan kacang kedelai dapat membantu mengurangi risiko gout. Ini disebabkan oleh mekanisme antiinflamasi yang dimiliki oleh makanan ini. Selain itu, diet DASH, yang berfokus pada mengurangi asupan natrium dan meningkatkan asupan serat, juga terbukti dapat memperpanjang rasa kenyang, mencegah konsumsi gula berlebihan dan menurunkan risiko gout. Makanan yang melindungi gout dari inflamasi juga termasuk produk susu sapi dan turunannya, seperti keju, telur, sayuran, dan kopi tanpa gula.

 

Pemberian Terapi Gizi pada Gout

  • Anjurkan pola makan yang sehat.
  • Penurunan berat badan dapat menurunkan risiko gout pada pasien dengan status gizi lebih baik atau obesitas.
  • Mengurangi asupan makanan yang mengandung banyak gula, seperti minuman dingin, jus buah kemasan, permen, kue manis (seperti wafer atau biskuit lapis kue kering), dan cake.
  • Satu porsi daging merah, daging kemasan (seperti kornet atau sosis) dan kerang harus dikonsumsi setiap minggu. Anda dapat mengganti makanan hewani Anda dengan telur, daging ayam, dan ikan.
  • Per hari, makan dua porsi kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah yang mengandung protein.
  • Makanan lebih baik dikukus, direbus, atau dipanggang daripada digoreng.
  • Konsumsi susu dan produk olahannya yang rendah lemak
  • Tingkatkan asupan cairan Anda untuk membantu tubuh mengeluarkan asam urat dan mencegah kristal asam urat terbentuk.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-08-10T094328.329.png
10/Aug/2024

Spondilitis tuberkulosis (TB), juga dikenal sebagai Pott’s disease, disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyerang tulang belakang. Bakteri tuberkulosis yang hidup di parenkim paru dapat menyebabkan TB paru, tetapi bakteri ini juga dapat menginfeksi organ tubuh yang lain, seperti tulang. Spondilitis tuberculosis, juga dikenal sebagai penyakit Pott, adalah infeksi TBC yang menyerang tulang belakang.

Jumlah kasus TB tertinggi di dunia berada di bawah India, Cina, dan Indonesia. Penyakit ini sulit didiagnosis secara dini, sehingga pasien sering menerima pengobatan ketika mereka sudah mengalami kelainan bentuk kifosis dan cedera neurologis. Saat terdapat kelainan bentuk tulang belakang yang parah dan gangguan neurologis yang signifikan seperti paraplegia atau kelumpuhan kaki, diagnosis biasanya baru dapat ditegakkan pada stadium lanjut.

 

Gejala Spondilitis TB

Gejala klinis pasien TB biasanya termasuk penurunan berat badan selama tiga bulan berturut-turut tanpa alasan yang jelas, demam yang berlangsung lama tanpa alasan yang jelas, pembesaran kelenjar getah bening, batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, berkeringat di malam hari, dan diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, disertai dengan benjolan di area perut dan tanda-tanda cairan di dalamnya. Nyeri punggung adalah gejala paling awal dan paling umum dari spondilitis TB. Nyeri ini berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan dan terjadi pada area tertentu atau menjalar, yang berasal dari peradangan atau saraf yang tertekan. Selanjutnya, spondilitis TB dapat menunjukkan gejala lain, seperti:

  • Tulang belakang yang kaku
  • Nyeri pada tulang atau jaringan sendi
  • Abses, bengkak pada sendi atau tulang
  • Gibbus atau tulang belakang bungkuk
  • Gejala neurologis seperti kelemahan, kelumpuhan, dan kesemutan anggota gerak

 

Faktor Risiko Spondilitis TB

Semua orang dapat terkena tuberkulosis, tetapi mereka yang memiliki faktor risiko berikut lebih rentan:

  • Memiliki riwayat penyakit tuberkulosis sebelumnya
  • Berhubungan dengan individu yang telah terinfeksi tuberkulosis selama waktu yang lama
  • Tinggal di kota dengan banyak orang
  • Menggunakan obat imunosupresan, seperti kortikosteroid
  • Memiliki salah satu atau lebih riwayat penyalahgunaan obat, diabetes melitus (DM), alkoholisme, malnutrisi, HIV (virus kekebalan manusia), kekurangan vitamin D, atau gangguan ginjal kronis.

 

Cara Penularan Spondilitis TB

Penderita tuberkulosis paru dapat mengalami spondilotis tuberkulosis, tetapi orang yang tidak pernah mengalami tuberkulosis sebelumnya juga dapat mengalaminya. Pada saat seorang penderita TB batuk, bersin, atau berbicara, Mycobacterium tuberculosis keluar ke udara melalui percikan air liur, juga dikenal sebagai droplet. Orang lain menghirup kuman TB ke paru-paru mereka melalui saluran pernafasan, di mana ia dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ini dikenal sebagai TB Ekstra Paru. Kuman TB dilawan oleh daya tahan tubuh. Orang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat tetap sehat, tetapi orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah menjadi sakit TB. Pada spondilitis TB, kuman TB dapat masuk ke tulang belakang dan menyebabkan peradangan.

 

Komplikasi Spondilitis TB

Kifosis berat adalah komplikasi yang dapat terjadi dari spondilitis tuberkulosis. Ini terjadi karena kerusakan tulang yang parah yang menyebabkan paraplegia pada ekstremitas, yang dikenal sebagai paraplegia Pott.

 

Pencegahan Spondilitis TB

Satu-satunya cara untuk mencegah tuberkulosis adalah menghentikan penyebaran penyakit. Bayi yang diberi vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat mengurangi kemungkinan terkena infeksi tuberkulosis. Cara lain untuk mencegah penularan tuberkulosis adalah sebagai berikut:

  • Menjemur alas tidur untuk menghindari kelembapan
  • Sirkulasi udara rumah yang baik dan cukup sinar matahari
  • Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri
  • Olahraga rutin
  • Konsumsi makanan yang kaya nutrisi
  • Jangan merokok
  • Jika Anda batuk, Anda dapat mengikuti kebiasaan sehat saat batuk, seperti memakai masker, minum obat yang diresepkan oleh dokter secara teratur, menutup mulut saat batuk dan bersin dengan tissue, buang tissue ke tempat sampah, dan cuci tangan dengan air dan sabun.

 

Pengobatan Spondilits TB

Pengobatan spondilitis tuberkulosis diutamakan dengan obat antituberkulosis dan imobilisasi menggunakan korset. Pengobatan dapat disesuaikan dengan informasi kepekaan kuman terhadap obat. Perbaikan gejala klinis pasien biasanya menentukan kelanjutan pengobatan. Tulang belakang dapat dilindungi dalam posisi ekstensi, terutama selama fase akut, jika diobati dengan korset. Dokter akan merekomendasikan operasi tulang belakang jika ada indikasi tuberkulosis spondilitis. Latihan Range of Motion (ROM) pada anggota gerak juga sangat penting dalam pengobatan spondilitis tuberkulosis. Tujuan latihan ROM adalah untuk menghindari atrofi dan kontraktur otot pada ekstremitas, terutama ekstremitas bawah, setelah penyakit tersebut disembuhkan.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-08-02T093842.600.png
02/Aug/2024

Pingsan, juga dikenal sebagai sinkop, adalah ketika seseorang tiba-tiba kehilangan kesadaran karena kekurangan nutrisi otak. Permulaan yang tiba-tiba, durasi yang pendek, dan pemulihan kesadaran kembali yang spontan adalah tanda pingsan. Kepanasan, kekurangan cairan, keringat berlebih, kelelahan, atau terkumpulnya darah di kaki karena perubahan posisi dari duduk atau tidur ke berdiri adalah beberapa penyebab ringan pingsan. Namun, kondisi yang berbahaya seperti penyakit jantung atau gangguan sistem saraf pusat juga dapat menyebabkan pingsan. Salah satu gejala henti jantung mendadak adalah pingsan, menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Wisten dan kolega pada Scandinavian Cardiovascular Journal. Artikel ini akan berkonsentrasi pada bagaimana penyakit jantung dapat menyebabkan pingsan.

 

Penyebab Pingsan pada Penyakit Jantung

Beberapa penyebab pingsan pada penyakit jantung adalah gangguan irama jantung, penyempitan pembuluh darah, gangguan katup jantung, penyumbatan pembuluh darah jantung, dan kelainan struktural jantung.

  • Aritmia adalah gangguan irama jantung
    Aritmia adalah keadaan di mana detak jantung yang tidak normal mengganggu aliran darah ke seluruh tubuh. Aritmia jantung dapat menyebabkan pingsan, yang seringkali tidak terduga, menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Brignole dan kolega pada European Heart Journal. Pingsan dapat terjadi karena salah satu dari dua jenis aritmia: fibrilasi atrium, yang terjadi ketika serambi jantung berdetak secara tidak teratur dan tidak efisien, dan bradikardia, yang terjadi ketika detak jantung terlalu lambat. Kondisi ini dapat menyebabkan pingsan karena kurangnya aliran darah ke otak.
  • Penyakit katup jantung
    Kakunya katup aorta katup yang terletak antara bilik jantung kiri dan seluruh tubuh atau katup mitral kakunya katup ini dapat mengurangi aliran darah ke otak dan menyebabkan pingsan.
  • Penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah jantung
    Penyumbatan pembuluh darah koroner atau pembuluh darah jantung adalah ketika pembuluh darah yang mengirimkan darah ke jantung menyempit. Studi yang dipublikasikan pada American Journal of Emergency Medicine oleh Olde Nordkamp dan kolega menemukan bahwa penyakit jantung koroner adalah penyebab utama pingsan pada orang lanjut usia. Selain itu, studi yang dipublikasikan oleh Moya dan kolega pada European Heart Journal menemukan bahwa pingsan yang disebabkan oleh serangan jantung akibat penyumbatan memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan pingsan yang disebabkan oleh penyebab non-jantung.
  • Kelainan struktural yang terjadi pada jantung
    Kelainan struktural jantung, termasuk penyakit jantung bawaan, juga dapat menyebabkan pingsan. Kelainan struktural ini dapat mengganggu aliran darah normal, menyebabkan pingsan. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Khairy dan kolega pada Canadian Journal of Cardiology, penyempitan saluran keluar jantung dapat dikaitkan dengan pingsan anak-anak yang menderita penyakit jantung bawaan.

 

Karakteristik Pingsan Karena Kelainan Jantung

Beberapa tanda pingsan yang menunjukkan kelainan jantung adalah: Pingsan yang disebabkan oleh kelainan jantung sangat berbahaya.

  • Pusing saat berbaring atau bergerak
  • Pingsan yang didahului oleh perasaan berdebar yang tiba-tiba
  • Riwayat kematian mendadak pada usia muda dengan sebab yang tidak jelas di keluarga
  • Riwayat penyakit jantung koroner atau gangguan struktur jantung

 

Hal yang Dilakukan Dokter

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan jika dicurigai bahwa Anda mengalami pingsan akibat jantung. Selain melakukan wawancara untuk mengetahui ciri-ciri pingsan dan riwayat penyakit sebelumnya Anda, dokter juga akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti elektrokardiografi (EKG), rekam jantung, ekokardiografi (USG), atau ultrasonografi (USG). Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu memasang perekam listrik implan untuk melacak jantung Anda.

 

Pengobatan dan Pencegahan

Penanganan dan pencegahan pingsan yang disebabkan oleh penyakit jantung bergantung pada penyebab utamanya. Setelah tenaga medis melakukan evaluasi menyeluruh, pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien dapat disarankan. Beberapa bentuk perawatan yang mungkin digunakan termasuk:

  • Penggunaan Obat: Dokter dapat meresepkan obat untuk mengatasi masalah jantung yang menyebabkan pingsan.
  • Perubahan gaya hidup: Menjaga kesehatan jantung dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti makan makanan yang seimbang dan berolahraga secara teratur, dapat membantu.
  • Intervensi bedah: Kelainan jantung yang menyebabkan pingsan kadang-kadang memerlukan pembedahan.

Selain pengobatan medis, penting untuk mencegah pingsan akibat penyakit jantung:

  • Menghindari kekurangan cairan: Pastikan Anda minum cukup untuk menghindari dehidrasi, yang dapat menyebabkan tekanan darah turun.
  • Mengonsumsi makanan sehat: Menjaga pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi dapat membantu kesehatan jantung Anda.
  • Mengendalikan Stres: Teknik seperti yoga atau meditasi dapat membantu menjaga detak jantung tetap stabil dan mencegah pingsan.
  • Mematuhi pengobatan: Anda harus mematuhi petunjuk dokter jika Anda diberi obat untuk masalah jantung.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-07-25T153059.657.png
25/Jul/2024

Arthritis, juga dikenal sebagai radang sendi, adalah kondisi di mana ada pembengkakan dan nyeri pada satu atau lebih persendian. Ada dua jenis artritis: osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.

Ini adalah osteoarthritis yang paling umum, yang menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain dan menyebabkan sakit, kaku, atau bengkak pada sendi. Kondisi ini biasanya berdampak pada tangan, pinggul, lutut, leher, dan punggung bawah. Ini biasanya disebabkan oleh penuaan, tetapi juga dapat terjadi pada anak karena cedera olahraga seperti dislokasi.

Penyakit asam urat, juga dikenal sebagai RA, adalah kelainan autoimun yang disebabkan oleh inflamasi yang berlangsung lama. Ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh yang sehat, menyebabkan peradangan. Dalam situasi seperti ini, sendi dan bagian tubuh lainnya seperti pembuluh darah, mata, mulut, jantung, paru-paru, dan kulit terluka.

 

Gejala Radang Sendi

Jika Anda mengalami osteoatritis, kondisi Anda akan bertambah buruk setiap hari. Pada sore hari, Anda akan mengalami rasa sakit peradangan pada sendi Anda. Gejala lainnya termasuk nyeri dan kaku pada sendi, pembengkakan pada sendi, ketidakmampuan untuk bergerak, kemerahan dan rasa hangat pada sendi, pengurangan ukuran otot di sekitar sendi, dan penurunan kekuatan otot di sekitar sendi. Jika penyakit infeksi menyebabkan demam, Anda akan mendengar suara gesekan saat menggerakkan sendi Anda.

 

Faktor Risiko Radang Sendi

Faktor risiko termasuk:

  • Pekerjaan yang membutuhkan gerakan fisik berulang, seperti berlutut, mengangkat, dan menaiki tangga
  • Usia: Pengapuran sendi lutut dapat terjadi pada setiap usia, tetapi umumnya terjadi pada usia lebih dari lima puluh tahun.
  • Jenis kelamin: Ada jumlah perempuan yang lebih besar daripada pria.
  • Genetics
  • Berat badan yang berlebihan atau obesitas
  • Kurang berolahraga
  • Cidera di masa lalu
  • Infeksi

Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan dan prosedur diagnostik untuk mengevaluasi kondisi Anda yaitu menggunakan pengujian laboratorium seperti pemeriksaan darah, pemeriksaan urinalisis, dan analisis cairan sendi.

 

Perawatan Radang Sendi

Dokter akan menyarankan beberapa metode pengobatan berikut, tergantung pada jenis artritis yang Anda alami:

  • latihan yang bertujuan untuk mempertahankan kekuatan otot dan filamen yang diperlukan untuk menstabilkan sendi.
  • Obat seperti anti rematik untuk artritis rheumatoid
  • obat anti inflamasi non steroidal (OAINS) untuk mengurangi rasa sakit, bengkak, dan kekakuan.
  • Untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan sendi, steroid disuntikkan langsung ke dalamnya.
  • Fisioterapi untuk memperbaiki stabilitas sendi
  • Bedah untuk memperbaiki kerusakan atau mengganti sendi yang rusak secara signifikan

 

Komplikasi Radang Sendi

Baik sendi kecil seperti jari maupun sendi besar seperti pinggul atau lutut dapat mengalami artritis. Sendi yang kaku atau cacat dapat mengurangi mobilitas dan meningkatkan disabilitas. Banyak organ dalam tubuh dapat terkena artritis rheumatoid. Komplikasi seperti anemia, fibrosis paru-paru (penebalan dan berparut) serta serangan jantung dan stroke harus diobati segera.

Jika Anda mengalami penyebab dan gejala radang sendi yang disebutkan di atas, jangan biarkan mereka terus berlanjut; mereka dapat menjadi sangat berbahaya jika tidak diobati segera. Untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan pengobatan yang cepat, temui dokter ortopedi.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


rsi lam putih

Kesembuhan datang dari Allah, keselamatan dan kepuasan pasien tanggung jawab kami

CopyRight, 2024 | Managed by Markbro

WeCreativez WhatsApp Support
Tim Customer Care Kami. Siap membantu!
Assalamu'alaikum, Apa yang bisa kami bantu?