Kenali Ikterus Neonatorum, Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir

Sobat eRSIy, pernahkah melihat bayi baru lahir yang kulitnya tampak kuning? Kondisi ini dikenal dengan istilah ikterus neonatorum atau penyakit kuning pada bayi. Ikterus neonatorum atau kondisi bayi kuning adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan perubahan warna kuning pada kulit atau bagian putih mata akibat penumpukan bilirubin (zat berwarna kuning) dalam darah. Secara klinis, warna kuning ini mulai terlihat di area wajah ketika kadar bilirubin mencapai 5–7 mg/dL.
Walaupun umumnya merupakan kondisi yang normal dan dapat membaik dengan sendirinya, orang tua tetap perlu memahami penyebab bayi kuning agar dapat memberikan perawatan yang sesuai. Beberapa penyebab umum ikterus neonatorum antara lain:
- Ikterus fisiologis: Jenis yang paling sering terjadi, biasanya muncul pada hari ke-2 hingga ke-4 setelah lahir dan hilang dalam 1–2 minggu.
- Ikterus akibat ASI: Bisa disebabkan oleh faktor dalam ASI (ikterus ASI) atau karena bayi tidak cukup menyusu.
- Inkompatibilitas golongan darah: Jika golongan darah ibu dan bayi berbeda, bisa terjadi pemecahan sel darah merah yang berlebihan.
- Infeksi atau gangguan hati: Pada kasus tertentu, ikterus bisa menjadi tanda adanya infeksi, kelainan hati, atau penyakit metabolik.
- Kelahiran Prematur: Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu lebih berisiko mengalami kuning karena fungsi hati mereka belum sepenuhnya matang. Selain itu, sel darah merah pada bayi prematur cenderung lebih mudah pecah, sehingga produksi bilirubin menjadi lebih tinggi.
Bayi yang mengalami kuning umumnya tidak membutuhkan pengobatan khusus dan kondisi ini biasanya akan membaik dalam waktu 10 hingga 14 hari. Namun, jika pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar bilirubin dalam darah terlalu tinggi, maka perawatan medis perlu segera diberikan.
Beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kuning pada bayi antara lain:
- Memberikan ASI atau susu secara rutin, minimal 8–12 kali dalam sehari untuk membantu proses pengeluaran bilirubin.
- Fototerapi (filtered sunlight), yaitu terapi menggunakan cahaya khusus berwarna biru yang disinarkan ke tubuh bayi, baik melalui lampu maupun selimut khusus.
- Transfusi tukar, yaitu prosedur medis untuk mengganti darah bayi dengan darah donor yang memiliki kadar bilirubin normal.
Meski dalam beberapa kasus paparan sinar matahari dapat membantu mengurangi gejala kuning, menjemur bayi di pagi hari sebenarnya kurang efektif dalam menurunkan kadar bilirubin. Selain itu, bayi usia 0–6 bulan yang terkena sinar matahari langsung tanpa pelindung berisiko mengalami iritasi atau luka bakar pada kulit. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk memantau kondisi kuning pada bayi dua kali sehari, terutama dengan melihat perubahan warna pada putih mata dan kulit, guna memastikan apakah kondisinya membaik atau justru semakin parah.
Kondisi Bayi yang Memerlukan Pemeriksaan Dokter Segera:
- Warna kuning pada kulit bayi tampak semakin intens atau menyebar luas.
- Bayi tampak lemah, tidak mengalami pertambahan berat badan, atau menolak untuk menyusu.
- Bayi menangis dengan suara yang nyaring, melengking, dan tidak biasa.
- Gejala kuning tidak menghilang setelah lebih dari tiga minggu sejak kelahiran.
Sobat eRSIy dapat berkonsultasi di Poli Anak RSI Surabaya A Yani apabila buah hati mengalami gejala seperti di atas.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:
(031) 8284505
082133222246 / 47 (customer care)
Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya