Mengenal Pterigium, “Sayap Daging” pada Mata yang Sering Dianggap Sepele

Pernahkah kamu melihat seseorang dengan bagian putih matanya tampak tumbuh jaringan seperti selaput atau “daging tipis” yang menjalar ke arah hitam mata? Kondisi tersebut dikenal sebagai pterigium. Meski terlihat ringan, pterigium bisa mengganggu penglihatan jika dibiarkan tanpa penanganan.
Apa Itu Pterigium?
Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular (gabungan jaringan ikat dan pembuluh darah) yang berbentuk seperti segitiga atau sayap. Jaringan ini tumbuh dari konjungtiva selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan dapat meluas hingga ke kornea, yaitu bagian bening di depan bola mata.
Menurut penelitian oleh Shahraki dkk. (2021), pterigium paling sering ditemukan di daerah beriklim tropis, termasuk Indonesia, karena paparan sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun.
Apa Bedanya Pterigium dengan Katarak?
Meski sama-sama bisa mengganggu penglihatan, pterigium berbeda dari katarak.
- Pterigium tumbuh di permukaan mata (konjungtiva menuju kornea).
- Katarak terjadi di bagian dalam mata, tepatnya pada lensa, yang menjadi keruh dan menghalangi cahaya.
Jadi, bila kamu melihat adanya selaput tipis yang tumbuh dari sisi putih mata menuju bagian hitam, kemungkinan besar itu adalah pterigium, bukan katarak.
Mengapa Pterigium Bisa Terjadi?
Penyebab pasti pterigium belum sepenuhnya dipahami, namun ada beberapa faktor utama yang diketahui memicu pertumbuhannya:
- Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari – faktor terbesar.
Orang yang sering beraktivitas di luar ruangan tanpa pelindung mata berisiko lebih tinggi. - Iritasi kronis akibat debu, angin, atau asap.
- Kondisi lingkungan tropis yang menyebabkan stres oksidatif dan peradangan berulang pada permukaan mata.
Secara ilmiah, paparan UV berlebih dapat merusak DNA sel-sel epitel mata. Akibatnya, terjadi proses peradangan dan pembentukan jaringan baru yang abnormal inilah yang akhirnya membentuk pterigium.
Tingkatan atau Derajat Pterigium
Kondisi pterigium dibagi menjadi empat grade (tingkatan) berdasarkan seberapa jauh jaringan tumbuh ke kornea:
- Grade 1: Jaringan baru mencapai batas antara konjungtiva dan kornea (limbus).
- Grade 2: Menutupi kornea sekitar 2 mm.
- Grade 3: Mencapai tepi pupil.
- Grade 4: Melewati batas pupil dan dapat mengganggu penglihatan secara signifikan.
Cara Mengobati Pterigium
Pterigium tidak selalu memerlukan operasi, terutama jika masih kecil dan tidak mengganggu penglihatan. Namun, bila jaringan tumbuh semakin besar, menyebabkan mata merah kronis, atau menutupi pupil, tindakan medis perlu dilakukan.
Beberapa metode penanganan yang biasa digunakan antara lain:
- Teknik Bare Sclera
Metode ini cukup sederhana, yaitu mengangkat jaringan pterigium lalu membiarkan area bekasnya terbuka.
Namun, kekurangannya adalah tingkat kekambuhan bisa mencapai 90%, sehingga jarang digunakan sebagai pilihan utama.
- Transplantasi Membran Amnion (AMT)
Pada teknik ini, membran amnion digunakan untuk menutupi area bekas pterigium. Jaringan ini menyerupai konjungtiva normal dan dapat mengurangi rasa nyeri pascaoperasi serta mempercepat penyembuhan.
Meski demikian, risiko kambuh tetap ada, biasanya dalam waktu 3–6 bulan setelah operasi.
- Autograft Konjungtiva
Merupakan metode yang paling banyak direkomendasikan karena menggunakan jaringan konjungtiva pasien sendiri untuk menutup area bekas pterigium.
Kelebihannya:
- Risiko kekambuhan lebih rendah dibanding teknik lain.
- Penampilan mata pascaoperasi lebih baik secara kosmetik.
- Reaksi penolakan imun hampir tidak ada.
Selain itu, penggunaan obat tambahan seperti Mitomycin-C, Anti-VEGF (Bevacizumab), atau Siklosporin A juga dapat membantu menekan risiko kambuh setelah operasi.
Pencegahan Pterigium
Meski bisa diobati, pencegahan tentu lebih baik. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:
- Gunakan kacamata hitam dengan perlindungan UV dan topi lebar saat beraktivitas di luar ruangan.
- Hindari paparan debu dan polusi secara berlebihan.
- Segera periksa ke dokter mata bila muncul keluhan seperti mata merah, berair, atau terasa ada “sesuatu” di mata.
Pterigium memang bukan penyakit yang langsung membahayakan, tetapi jika dibiarkan dapat menurunkan kualitas penglihatan dan menimbulkan keluhan kronis.
Kuncinya adalah melindungi mata dari paparan sinar matahari dan iritasi lingkungan, serta memeriksakan diri lebih awal bila muncul gejala.
Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:
(031) 8284505
0811363670 (customer care)
Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya