Pahami Sensori Integrasi: Cara Bantu Anak Lebih Fokus dan Mandiri
Untuk membantu anak yang mengalami disfungsi sensori, okupasi terapis menggunakan teknik sensori integrasi untuk memaksimalkan pemahaman anak tentang lingkungannya. Untuk mencoba memperbaiki gangguan perkembangan, belajar, atau interaksi sosial, terapi sensori integrasi sering digunakan sebagai okupasi dan terapi pada anak dengan kondisi tertentu. Terapi sensori integrasi menunjukkan hasil yang baik untuk anak-anak dengan autisme dan retardasi mental ringan; terapi ini dapat mengoptimalkan sensori dan respons motorik anak. Terapi sensori integrasi dilakukan melalui pola permainan tertentu karena permainan melatih sensori anak untuk meningkatkan perkembangan mereka.
Tujuan Sensori Integrasi
Mengajarkan anak-anak untuk memperbaiki dan mengembangkan respons yang tepat dan spontan terhadap pengalaman lingkungan mereka akan meningkatkan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan fisik, sosial, dan emosional anak didukung oleh sensori integrasi.
Siapa yang Memerlukan Sensori Integrasi
Terapi sensori integrasi dirancang untuk anak-anak dengan gangguan pemrosesan indrawi atau gangguan pemrosesan indrawi. Gangguan-gangguan ini termasuk:
- Spektrum autisme
- Gagal untuk fokus
- Ketidakmampuan untuk memahami hal-hal umum atau tertentu
- Cedera, penyakit, trauma
- Problem dengan koordinasi perkembangan
- Sulit untuk mengontrol suasana hati
Sensori Integrasi Melibatkan 7 Sistem Sensori
- Indera tactile (sentuhan), yang memproses perasa dan peraba melalui kulit
- Auditory (pendengaran), untuk secara langsung mengidentifikasi volume, nada, dan suara
- Visual (penglihatan), untuk melihat dan membantu mengidentifikasi objek, menilai jarak dari orang lain, mengidentifikasi warna, dan tingkat cahaya
- Olfactory (penciuman), untuk membedakan aroma
- Gustatory, atau pengecapan, digunakan untuk mengidentifikasi rasa manis, asin, asam, atau pahit.
- Vestibular, yang menunjukkan posisi tubuh dalam ruang gerak dan gravitasi Bumi, membantu anak mengetahui di mana mereka berada meskipun dalam kegelapan
- Kesadaran tubuh manusia, yang terdiri dari input sensori otot dan sendi, memungkinkan mereka merasakan posisi tubuh mereka dan tingkat gaya yang diperlukan untuk beraktivitas.
Sensory Processing Disorder (SPD)
Gangguan persepsi sensorik pada anak-anak menyebabkan mereka bertindak berlebihan (hipersensitif) atau bahkan tidak memberi reaksi terhadap rangsangan (hiposensitif).
Contoh gejala gangguan pemrosesan sensori adalah sebagai berikut:
- Menjadi sangat unik dalam hal makanan karena rasa atau teksturnya.
- Reaksi lamban terhadap gerakan cepat, suara keras, atau cahaya terang.
- Koordinasi motorik yang tidak sempurna
- “Pemilih Makanan” ketika Anda mengalami muntah berlebihan.
- Kurang memperhatikan lingkungan sekitar, seperti berlari di depan mobil, melompat ke air tanpa bisa berenang, dan menabrak dinding.
- menunjukkan perilaku tertentu, seperti tidak senang berhubungan dengan orang lain, seperti memeluk, atau tidak suka berpakaian.
- Tulisan tangan berkualitas rendah yang sulit dibaca.
- Menggigit sesuatu yang tidak terkait dengan makanan.
Kondisi Anak yang Memerlukan Terapi Sensori Integrasi
Autisme, ADHD, Speech Delay, Down Syndrom
Penerapan
- Sensory Tactile
- Menempelkan sikat khusus pada tubuh anak
- Meronce
- Bermain play dough, bola bergerigi
- Bermain di atas pasir
- Berjalan-jalan di rumput
- Pendengaran sensori
Untuk anak hipersensitif, kombinasi musik keras dan lembut; untuk anak hiposensitif, musik keras dan lembut.
- Penciuman dan pengecapan oleh indra
Menghindari bau yang tajam untuk anak-anak.
- Visual dan Sensori
Anak-anak hipersensitif diberi distraksi dari banyak ke sedikit, sedangkan anak-anak hiposensitif diberi pilihan dari banyak ke sedikit.
- Sensori Propioceptif
- Menggerakkan kursi atau benda yang diberi beban
- Merangkak atau merayap dengan beban di punggung
- Mengangkat meja
- Sensory Vestibular
- Ayunan
- Lompat dari trampolin
- Keseimbangan antara dua kaki
- Berjalan melalui titian
Perawatan Pasca Sensory Integrase
Supaya hasil terapi tetap bertahan, orang tua dapat membantu kelancaran terapi dengan mempraktikkannya di rumah.
Kesimpulan
- Ketujuh sistem indera sensori memungkinkan seseorang menyeseuaikan diri dengan lingkungannya karena mereka memberi tahu mereka apa yang terjadi di luar.
- Tidak semua anak mengalami perkembangan sensori yang sama, dan perbedaan dalam fungsi integrasi sensori untuk beberapa anak dapat berdampak pada cara mereka menjalani kehidupan sehari-hari.
- Untuk mencapai perilaku adaptif, stimulasi sensori yang tepat diperlukan dalam aktivitas yang bertujuan.
Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:
- (031) 8284505
Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya