Perawatan Kulit Pada Lansia
Indah Purnamasari, Sp.D.V.E; M.Ked.Klin
Seiring bertambahnya usia dan memasuki lanjut usia (lansia), kita dihadapkan pada berbagai tantangan masalah kesehatan. Diantaranya adalah keluhan nyeri sendi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, katarak dan gangguan pendengaran; tak terkecuali kesehatan kulit pada lansia juga harus diperhatikan.
Proses penuaan adalah proses biologi yang dinamis yang pasti akan terjadi pada semua orang tak terkecuali disertai penurunan secara progresif dari fungsi dan kemampuan perbaikan dari organ (termasuk kulit). Penuaan yang baik adalah penuaan yang dapat dijalani dengan sukses dan bahagia Successfully Aging Elderly (SAE). Menurut World Health Organization (WHO) Batas usia lanjut atau tua adalah 65 tahun, namun batas ini turun menjadi usia 60 tahun di negara berkembang. Istilah ‘tua’ dibagi menjadi beberapa periode, yaitu older (≥ 60-65 tahun), very old (80-85 tahun) dan oldest old (≥ 85 tahun).
Penuaan kulit secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni penuaan intrinsik atau penuaan kronologis terkait dengan semakin bertambahnya usia dan penuaan ekstrinsik yang terkait dengan paparan faktor-faktor luar.
Penuaan intrinsik terjadi akibat proses penuaan yang normal dan terjadi pada semua individu. Penuaan instrinsik dipengaruhi oleh bertambahnya usia, ras, jenis kelamin, gen, hormon, dan sebagainya. Perubahan klinis pada penuaan intrinsik dapat dilihat pada kulit yang tidak terpapar sinar matahari secara langsung, Perubahan yang terjadi berupa penurunan fungsi sawar kulit, melambatnya turnover sel epidermis, serta vaskularisasi pada lapisan kulit berkurang, sehingga kulit menjadi atrofi. Sel yang paling terpengaruh adalah keratinosit dan fibroblas, yang mengalami penurunan jumlah. Selain itu, jumlah sel fibroblas, kolagen, serabut elastik, menurun pada lapisan dermis; berkurangnya jumlah folikel rambut, produksi sebum, kemampuan stratum korneum untuk mengikat air; sehingga menyebabkan kulit menjadi kering. Manifestasi klinis akibat penuaan intrinsik meliputi kulit kering, menipis, rapuh, muncul kerutan halus, warna kulit tampak transparan, kadang muncul seboroik/keratosis, milia, dan beberapa tumor jinak lainnya.
Penuaan kulit ekstrinsik atau photoaging merupakan proses penuaan yang terjadi lebih cepat akibat faktor eksternal, seperti pajanan sinar matahari kronis, polusi udara, rokok, alkohol, dan nutrisi yang buruk. Perubahan-perubahan pada kulit akibat penuaan ekstrinsik ini dapat terjadi
bahkan sebelum terjadinya proses penuaan intrinsik. Perubahan pada lapisan epidermis berupa peningkatan pigmentasi (misalnya lentigines atau hiperpigmentasi yang disertai atrofi), hiperkeratosis, elastosis dan basophilic appearance collagen yang menggantikan serabut kolagen. Penuaan ekstrinsik (photoaging) menimbulkan gejala klinis berupa kulit yang menebal dan teraba kasar, kerut dalam, banyak didapatkan pelebaran pembuluh darah kecil pada permukaan kulit/teleangiektasis, perdarahan didalam kulit/ekimosis, keratosis seboroik, bercak-bercak kecoklatan dikulit/lentigo, kulit kering/xerosis, warna kulit yang tidak merata, serta peningkatan jumlah lesi premaligna atau jinak.
Gambar 1. Perbedaan anatomi kulit dewasa dan lansia
PERMASALAHAN KULIT PADA LANSIA
Permasalahan kulit pada lansia sering tidak dikeluhkan sehingga tidak terlapor oleh pasien. Permasalahan kulit yang terabaikan akan menjadi masalah pada penurunan kualitas hidup kelompok lansia. Permasalahan kulit tersering pada lansia adalah kulit kering, gatal, bercak merah, maupun perih. Adanya berbagai keluhan pada penyakit kulit dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi pada kulit, akibat penyakit kulit yang mendasari maupun keluhan subyektif yang menyertainya.
Kulit kering atau xerosis kutis merupakan masalah yang paling sering pada lansia, dan menjadi penyebab tersering keluhan gatal pada lansia. Kulit kering adalah kondisi kulit yang mengalami kekurangan kandungan air pada lapisan kulit. Kondisi tersebut terjadi akibat menurunnya aktivitas kelenjar keringat, kelenjar minyak, gangguan produksi filaggrin, serta menurunnya jumlah pelembap alami kulit natural moisturizing factor (NMF) atau kondisi penyakit lainnya (gagal ginjal kronik, penyakit hati, aterosklerosis tungkai bawah, penyakit
autoimun, hepatitis C, defisiensi nutrisi (terutama zink dan asam lemak esensial), penyakit tiroid, gangguan neurologis (keringat berkurang). Faktor lingkungan juga berperan seperti musim dingin, penggunaan air conditioning (AC) dan kelembaban udara rendah di lingkungan yang panas, penggunaan sabun yang tidak tepat atau air yang terlalu panas untuk mandi, atau penggunaan bedak berlebihan yang merupakan bahan pengering untuk kulit kering.
Kulit kering terjadi terutama pada ekstremitas dengan gambaran klinis kulit kasar, bersisik, gatal, kemerahan, hingga kulit pecah-pecah. Apabila kulit yang gatal dan kering digaruk, akan rentan terjadi perlukaan atau infeksi kuman pada kulit. Oleh karena itu, lansia membutuhkan perawatan kulit dasar untuk sehari-hari.
Gambar 2. Gambaran kulit kering / xerosis kutis
(a) Kulit kasar dan bersisik; (b) keriput disertai sisik tipis; (c) eritema;
(d) sisik kasar dan retak-retak
Perawatan kulit pada lansia membutuhkan perhatian khusus, karena pada lansia sering mengalami lebih dari satu penyakit. Perawatan kulit lansia meliputi membersihkan kulit, mempertahankan hidrasi dan kelembaban kulit, melindungi kulit dan mencegah kerusakan kulit. Berikut hal-hal yang dapat diperhatikan pada perawatan kulit lansia:
- Mencegah kerusakan kulit
- Hindari kontak dengan bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau alergi
- Pada lansia yang sering tirah baring membutuhkan perubahan posisi miring kanan-kiri setiap 2 jam untuk menghindari luka atau infeksi diarea bokong
- Mengeringkan kulit setelah dibersihkan dengan kain flannel atau handuk dengan menepuk untuk mencegah perlukaan atau maserasi
- Membersihkan kulit
- Mencuci kulit dengan air dan sabun dengan pH netral, tidak mengandung pewangi dan alkohol
- Apabila menggunakan air hangat untuk membersihkan kulit, cukup selama 10 menit
- Mempertahankan hidrasi dan kelembaban kulit
- Gunakan pelembab segera setelah mandi
- Gunakan pelembab dengan bahan oklusif/humektan /emolien atau kombinasi; bersifat hipoalergik dan non parfum
- Perhatikan kebutuhan cairan tubuh
- Melindungi kulit
- Menghindari pajanan matahari dengan sinar ultraviolet B tertinggi, yaitu pada pukul 10 pagi sampai 2 siang.
- Gunakan proteksi fisik seperti topi, kacamata hitam atau pakaian tertutup
- Gunakan tabir surya berspektrum luas, minimal dengan sun protection factor (SPF) 30 dan berspektrum luas
- Gunakan tabir surya baik didalam ruangan atau diluar ruangan
- Gunakan tabir surya minimal 30 menit sebelum terpapar sinar matahari dan sebaiknya diulang tiap 2-4 jam terutama apabila diluar ruangan.
- Gunakan tabir surya pada seluruh permukaan kulit yang terpapar sinar matahari, termasuk bibir
Faktor nutrisi juga sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit lansia antara lain:
- Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralisir radikal bebas sehingga mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kanker dan lainnya. Antioksidan dapat ditemukan pada vitamin, mineral dan astaxanthin.
- Vitamin Vitamin A dapat meningkatkan produksi kolagen sehingga mengurangi munculnya kerutan halus. Vitamin A dapat kita peroleh dari telur, susu, keju, ubi, sereal, wortel, brokoli dan mangga.
- Vitamin Vitamin C dapat meningkatkan produksi kolagen sehingga meningkatkan elastisitas dan kekencangan kulit. Vitamin C dapat diperoleh dari buah jeruk, nanas, stroberi, mangga, paprika, tomat dan sayuran hijau.
- Vitamin D. Vitamin D mempercepat penyembuhan luka, mendukung sistem kekebalan kulit, dan melindungi terhadap Vitamin D dapat diperoleh dari ikan salmon, tuna, telur, susu, paparan sinar matahari.
- Vitamin E. Vitamin E merupakan antioksidan kuat untuk membantu melembapkan kulit, sehingga mengurangi munculnya garis halus dan kerutan. Vitamin E dapat diperoleh dari brokoli, bayam, kacang-kacangan, biji-bijian, mangga, kiwi dan alpukat.
- Vitamin Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah, mengurangi memar dan memperkuat dinding pembuluh darah. Vitamin K dapat diperoleh dari sayuran hijau, blueberry, keju, telur dan daging.
- Zat besi membantu meningkatkan kekuatan dan elastisitas kulit melalui produksi Zat besi dapat diperoleh dari daging merah, unggas, makanan laut, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
- Seng bersifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi reaksi peradangan dan kerusakan akibat radikal Seng dapat diperoleh dari kerang, unggas, kacang-kacangan, gandum dan sereal.
- Tembaga memberi kekuatan dan elastisitas kulit, sehingga menjaga kulit tetap kencang dan kenyal. Tembaga dapat diperoleh dari kerang, kacang-kacangan dan biji-bijian.
- Astaxanthin berfungsi melindungi sel dari kerusakan dan meningkatkan fungsi serta sistem kekebalan tubuh.
Uraian diatas dapat membantu dalam perawatan kulit lansia. Mari bersama merawat kulit lansia agar terus terjaga kesehatannya. Seperti pepatah, usia hanyalah angka. Lansia pun berhak atas kulit yang sehat dan hidup yang berkualitas.
Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:
- (031) 8284505
- 082133222246 / 47 (customer care)
Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya