INFO UNTUK ANDA

artikel-2024-08-02T093842.600.png
02/Aug/2024

Pingsan, juga dikenal sebagai sinkop, adalah ketika seseorang tiba-tiba kehilangan kesadaran karena kekurangan nutrisi otak. Permulaan yang tiba-tiba, durasi yang pendek, dan pemulihan kesadaran kembali yang spontan adalah tanda pingsan. Kepanasan, kekurangan cairan, keringat berlebih, kelelahan, atau terkumpulnya darah di kaki karena perubahan posisi dari duduk atau tidur ke berdiri adalah beberapa penyebab ringan pingsan. Namun, kondisi yang berbahaya seperti penyakit jantung atau gangguan sistem saraf pusat juga dapat menyebabkan pingsan. Salah satu gejala henti jantung mendadak adalah pingsan, menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Wisten dan kolega pada Scandinavian Cardiovascular Journal. Artikel ini akan berkonsentrasi pada bagaimana penyakit jantung dapat menyebabkan pingsan.

 

Penyebab Pingsan pada Penyakit Jantung

Beberapa penyebab pingsan pada penyakit jantung adalah gangguan irama jantung, penyempitan pembuluh darah, gangguan katup jantung, penyumbatan pembuluh darah jantung, dan kelainan struktural jantung.

  • Aritmia adalah gangguan irama jantung
    Aritmia adalah keadaan di mana detak jantung yang tidak normal mengganggu aliran darah ke seluruh tubuh. Aritmia jantung dapat menyebabkan pingsan, yang seringkali tidak terduga, menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Brignole dan kolega pada European Heart Journal. Pingsan dapat terjadi karena salah satu dari dua jenis aritmia: fibrilasi atrium, yang terjadi ketika serambi jantung berdetak secara tidak teratur dan tidak efisien, dan bradikardia, yang terjadi ketika detak jantung terlalu lambat. Kondisi ini dapat menyebabkan pingsan karena kurangnya aliran darah ke otak.
  • Penyakit katup jantung
    Kakunya katup aorta katup yang terletak antara bilik jantung kiri dan seluruh tubuh atau katup mitral kakunya katup ini dapat mengurangi aliran darah ke otak dan menyebabkan pingsan.
  • Penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah jantung
    Penyumbatan pembuluh darah koroner atau pembuluh darah jantung adalah ketika pembuluh darah yang mengirimkan darah ke jantung menyempit. Studi yang dipublikasikan pada American Journal of Emergency Medicine oleh Olde Nordkamp dan kolega menemukan bahwa penyakit jantung koroner adalah penyebab utama pingsan pada orang lanjut usia. Selain itu, studi yang dipublikasikan oleh Moya dan kolega pada European Heart Journal menemukan bahwa pingsan yang disebabkan oleh serangan jantung akibat penyumbatan memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan pingsan yang disebabkan oleh penyebab non-jantung.
  • Kelainan struktural yang terjadi pada jantung
    Kelainan struktural jantung, termasuk penyakit jantung bawaan, juga dapat menyebabkan pingsan. Kelainan struktural ini dapat mengganggu aliran darah normal, menyebabkan pingsan. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Khairy dan kolega pada Canadian Journal of Cardiology, penyempitan saluran keluar jantung dapat dikaitkan dengan pingsan anak-anak yang menderita penyakit jantung bawaan.

 

Karakteristik Pingsan Karena Kelainan Jantung

Beberapa tanda pingsan yang menunjukkan kelainan jantung adalah: Pingsan yang disebabkan oleh kelainan jantung sangat berbahaya.

  • Pusing saat berbaring atau bergerak
  • Pingsan yang didahului oleh perasaan berdebar yang tiba-tiba
  • Riwayat kematian mendadak pada usia muda dengan sebab yang tidak jelas di keluarga
  • Riwayat penyakit jantung koroner atau gangguan struktur jantung

 

Hal yang Dilakukan Dokter

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan jika dicurigai bahwa Anda mengalami pingsan akibat jantung. Selain melakukan wawancara untuk mengetahui ciri-ciri pingsan dan riwayat penyakit sebelumnya Anda, dokter juga akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti elektrokardiografi (EKG), rekam jantung, ekokardiografi (USG), atau ultrasonografi (USG). Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu memasang perekam listrik implan untuk melacak jantung Anda.

 

Pengobatan dan Pencegahan

Penanganan dan pencegahan pingsan yang disebabkan oleh penyakit jantung bergantung pada penyebab utamanya. Setelah tenaga medis melakukan evaluasi menyeluruh, pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien dapat disarankan. Beberapa bentuk perawatan yang mungkin digunakan termasuk:

  • Penggunaan Obat: Dokter dapat meresepkan obat untuk mengatasi masalah jantung yang menyebabkan pingsan.
  • Perubahan gaya hidup: Menjaga kesehatan jantung dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti makan makanan yang seimbang dan berolahraga secara teratur, dapat membantu.
  • Intervensi bedah: Kelainan jantung yang menyebabkan pingsan kadang-kadang memerlukan pembedahan.

Selain pengobatan medis, penting untuk mencegah pingsan akibat penyakit jantung:

  • Menghindari kekurangan cairan: Pastikan Anda minum cukup untuk menghindari dehidrasi, yang dapat menyebabkan tekanan darah turun.
  • Mengonsumsi makanan sehat: Menjaga pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi dapat membantu kesehatan jantung Anda.
  • Mengendalikan Stres: Teknik seperti yoga atau meditasi dapat membantu menjaga detak jantung tetap stabil dan mencegah pingsan.
  • Mematuhi pengobatan: Anda harus mematuhi petunjuk dokter jika Anda diberi obat untuk masalah jantung.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-07-25T153059.657.png
25/Jul/2024

Arthritis, juga dikenal sebagai radang sendi, adalah kondisi di mana ada pembengkakan dan nyeri pada satu atau lebih persendian. Ada dua jenis artritis: osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.

Ini adalah osteoarthritis yang paling umum, yang menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain dan menyebabkan sakit, kaku, atau bengkak pada sendi. Kondisi ini biasanya berdampak pada tangan, pinggul, lutut, leher, dan punggung bawah. Ini biasanya disebabkan oleh penuaan, tetapi juga dapat terjadi pada anak karena cedera olahraga seperti dislokasi.

Penyakit asam urat, juga dikenal sebagai RA, adalah kelainan autoimun yang disebabkan oleh inflamasi yang berlangsung lama. Ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh yang sehat, menyebabkan peradangan. Dalam situasi seperti ini, sendi dan bagian tubuh lainnya seperti pembuluh darah, mata, mulut, jantung, paru-paru, dan kulit terluka.

 

Gejala Radang Sendi

Jika Anda mengalami osteoatritis, kondisi Anda akan bertambah buruk setiap hari. Pada sore hari, Anda akan mengalami rasa sakit peradangan pada sendi Anda. Gejala lainnya termasuk nyeri dan kaku pada sendi, pembengkakan pada sendi, ketidakmampuan untuk bergerak, kemerahan dan rasa hangat pada sendi, pengurangan ukuran otot di sekitar sendi, dan penurunan kekuatan otot di sekitar sendi. Jika penyakit infeksi menyebabkan demam, Anda akan mendengar suara gesekan saat menggerakkan sendi Anda.

 

Faktor Risiko Radang Sendi

Faktor risiko termasuk:

  • Pekerjaan yang membutuhkan gerakan fisik berulang, seperti berlutut, mengangkat, dan menaiki tangga
  • Usia: Pengapuran sendi lutut dapat terjadi pada setiap usia, tetapi umumnya terjadi pada usia lebih dari lima puluh tahun.
  • Jenis kelamin: Ada jumlah perempuan yang lebih besar daripada pria.
  • Genetics
  • Berat badan yang berlebihan atau obesitas
  • Kurang berolahraga
  • Cidera di masa lalu
  • Infeksi

Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan dan prosedur diagnostik untuk mengevaluasi kondisi Anda yaitu menggunakan pengujian laboratorium seperti pemeriksaan darah, pemeriksaan urinalisis, dan analisis cairan sendi.

 

Perawatan Radang Sendi

Dokter akan menyarankan beberapa metode pengobatan berikut, tergantung pada jenis artritis yang Anda alami:

  • latihan yang bertujuan untuk mempertahankan kekuatan otot dan filamen yang diperlukan untuk menstabilkan sendi.
  • Obat seperti anti rematik untuk artritis rheumatoid
  • obat anti inflamasi non steroidal (OAINS) untuk mengurangi rasa sakit, bengkak, dan kekakuan.
  • Untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan sendi, steroid disuntikkan langsung ke dalamnya.
  • Fisioterapi untuk memperbaiki stabilitas sendi
  • Bedah untuk memperbaiki kerusakan atau mengganti sendi yang rusak secara signifikan

 

Komplikasi Radang Sendi

Baik sendi kecil seperti jari maupun sendi besar seperti pinggul atau lutut dapat mengalami artritis. Sendi yang kaku atau cacat dapat mengurangi mobilitas dan meningkatkan disabilitas. Banyak organ dalam tubuh dapat terkena artritis rheumatoid. Komplikasi seperti anemia, fibrosis paru-paru (penebalan dan berparut) serta serangan jantung dan stroke harus diobati segera.

Jika Anda mengalami penyebab dan gejala radang sendi yang disebutkan di atas, jangan biarkan mereka terus berlanjut; mereka dapat menjadi sangat berbahaya jika tidak diobati segera. Untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan pengobatan yang cepat, temui dokter ortopedi.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-06-28T102146.024.png
28/Jun/2024

Post-power syndrome adalah kondisi kejiwaan yang biasanya dialami oleh mereka yang kehilangan kekuasaan atau posisi mereka. “Kekuatan” dalam post-power syndrome tidak berarti pekerjaan atau kekuasaan. Meskipun dia digambarkan sebagai orang yang aktif dan memiliki banyak kegiatan, dia merasa tidak nyaman ketika semua itu tiba-tiba hilang. Oleh karena itu, post-power syndrome adalah sindrom individu yang tidak dapat menerima perubahan. Dan dia tidak mau perubahan yang melibatkan kehilangan aktivitas, kekuasaan, harta, dan sebagainya.

Ketika seseorang mengalami post-power syndrome, mereka terus membayangkan apa yang mereka capai di masa lalu dan membandingkannya dengan apa yang mereka capai saat ini. Hal ini dapat menyebabkan depresi dan menurunkan rasa percaya diri. Kondisi ini biasanya dialami oleh mereka yang baru saja pensiun dari pekerjaan mereka. Sebagian orang melihat pekerjaan sebagai cara untuk menjadi bahagia atau sukses, tetapi ada juga orang yang melihat pekerjaan sebagai kesempatan untuk bersosialisasi dan belajar berpikir.

Reaksi negatif yang muncul setelah purna bakti, seperti merasa minder, tidak termotivasi, atau bahkan hilang, dikenal sebagai post-power syndrome. Suadirman menambahkan bahwa sindrom setelah kekuasaan adalah hasil dari berakhirnya posisi atau kekuasaan. Penderitanya tidak bisa berpikir realistis atau menerima kenyataan bahwa mereka tidak lagi memangku posisi tersebut. Wardhani menjelaskan bahwa post power syndrome hampir selalu dialami oleh orang yang pensiun, terutama orang tua. Namun, beberapa orang melaluinya dengan cepat dan dapat menerima kondisi baru mereka dengan tenang dan tulus. Namun, dalam situasi tertentu, ketika seseorang tidak dapat menerima kenyataan, terutama ketika pensiun dipaksakan dan bukan karena kesadaran bahwa mereka harus pensiun, resiko post power syndrome meningkat.

 

Gejala Post Power Syndrome

Tiga kategori gejala post power syndrome adalah fisik, emosional, dan perilaku. Secara fisik, penderita ditandai dengan penampilan yang tidak sehat, tidak ceria, dan rentan terhadap penyakit fisik seperti flu atau demam. Di sisi lain, gejala emosional termasuk mudah tersinggung, lebih suka menyendiri, cenderung pemurung, sering marah atau tersinggung jika tidak dihargai. Gejala lainnya termasuk perasaan hampa, kecewa, bingung, sedih, kesepian, dan takut.

Perubahan dalam perilaku penderita dapat menunjukkan gejala perilaku. Misalnya, mereka dapat menjadi lebih pendiam dan pemalu, atau sebaliknya, mereka dapat terus membanggakan prestasi karir masa lalu mereka. Dalam menghadapi masa pensiun, orang yang mengalami Post Power Syndrome cenderung mengalami kegelisahan dan kekhawatiran yang berlebihan, yang membuat mereka keluar dari zona nyaman mereka. Jika tidak ada persiapan yang memadai, ini dapat mengganggu keseimbangan mental seseorang. Pensiun tidak hanya mengubah keadaan keuangan Anda, tetapi Anda juga kehilangan perasaan Anda memiliki “kekuasaan” dan kontrol atas orang lain. Kekhawatiran dan kegelisahan dapat membahayakan tidak hanya diri sendiri tetapi juga anggota keluarga jika gejala ini tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memasuki masa pensiun dengan tenang.

Beberapa gejala ringan post power syndrome yang disebutkan oleh Cahyaningrum adalah rambut beruban lebih cepat, keriput, kemurungan, sakit, dan kelelahan. Gejala emosi: mudah tersinggung, merasa tidak berharga, ingin menarik diri dari lingkungan sosial, mudah depresi dan cemas. Gejala perilaku: malu bertemu orang lain, mudah melakukan kekerasan terhadap orang lain, menunjukkan kemarahan di mana mereka berada, agresif dan suka menyerang.

 

Penanganan Post Power Syndrome

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah post-power syndrome adalah:

  • Sebelum pensiun, mulailah mengurangi pekerjaan Anda secara bertahap.
  • Mendekati masa pensiun dengan memperoleh keterampilan atau minat baru
  • Menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman dan keluarga
  • Mengambil asuransi kesehatan usia lanjut sebelum pensiun
  • Daftarkan hal-hal yang ingin Anda lakukan selama Anda tetap bekerja
  • Menyusun rencana untuk aktivitas setelah pension

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-06-26T103646.533.png
26/Jun/2024

Kardiomiopati peripartum (PPCM), juga dikenal sebagai cardiomyopathy peripartum, adalah kondisi jantung yang jarang terjadi dan dialami oleh wanita pada akhir kehamilan atau dalam beberapa bulan setelah melahirkan. Kondisi ini melemahkan otot jantung, yang mengurangi jumlah darah yang dipompa setiap detak. Karena gejalanya mirip dengan gejala kehamilan biasa, seperti sesak napas dan pembengkakan pada kaki, kondisi ini sering sulit dideteksi. PPCM, meskipun jarang, mempengaruhi semua kelompok etnis di seluruh dunia. PPCM didiagnosis pada 1 dari 1.000 hingga 1 dari 4.000 kelahiran di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. Tampaknya angka ini terus meningkat seiring waktu. PPCM mungkin lebih terkenal di negara lain seperti Haiti, Nigeria, dan Afrika Selatan.

 

Gejala Peripartum Kardiomiopati

Kelelahan, sesak napas, pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki, dan denyut jantung yang tidak teratur adalah gejala awal PPCM. Namun, segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala ini tidak hilang atau menjadi lebih parah. Sesak napas saat bergerak dan saat berbaring, batuk, pergelangan kaki atau kaki bengkak, dan nyeri atau rasa ketat di dada adalah gejala umum PPCM. Perasaan jantung berlari atau melewatkan detak (palpitasi), kelelahan, buang air kecil yang meningkat pada malam hari, atau pusing, terutama saat berdiri, adalah gejala yang kurang umum.

 

Diagnosis Peripartum Kardiomiopati

PPCM didiagnosa berdasarkan kriteria khusus: perkembangan gagal jantung pada bulan terakhir kehamilan atau dalam beberapa bulan setelah melahirkan, penurunan fungsi pompa jantung, dan tidak ada penyebab lain untuk gagal jantung. Usia ibu lebih dari 35 tahun, ras Afrika, kehamilan kembar, hipertensi dalam kehamilan, dan penggunaan obat tokolitik jangka panjang adalah faktor risiko untuk PPCM.

 

Faktor Risiko Peripartum Kardiomiopati

PPCM lebih sering terjadi pada wanita berusia di atas 30 tahun, obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, atau riwayat keluarga penyakit jantung. Wanita yang memiliki faktor risiko ini harus lebih waspada terhadap gejala. Untuk memulai pengobatan yang tepat dan mengurangi risiko komplikasi, diagnosis dini PPCM sangat penting. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, elektrokardiogram (EKG), atau pemeriksaan pencitraan seperti echocardiogram jika ada kecurigaan terhadap PPCM.

 

Penyebab Peripartum Kardiomiopati

PPCM masih belum jelas penyebabnya dan dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian. Penyakit virus sebelumnya, kekurangan nutrisi, stres hemodinamik selama kehamilan, atau respons imun yang tidak normal semuanya dapat menjadi penyebab PPCM.

 

Tujuan Perawatan Peripartum Kardiomiopati

Perawatan PPCM bertujuan untuk meningkatkan fungsi jantung dan mencegah penumpukan cairan di paru-paru dan area tubuh lainnya. Dalam tiga hingga enam bulan pertama pengobatan, banyak wanita yang menerima terapi PPCM memiliki fungsi jantung yang normal. Tujuan pengobatan PPCM adalah untuk meningkatkan fungsi jantung dan mengurangi gejala ibu. Diuretik, penghambat ACE (Angiotensin-Converting Enzyme) atau beta blocker adalah beberapa contoh pengobatan. Kasus yang parah mungkin memerlukan transplantasi jantung.

 

Pencegahan Peripartum Kardiomiopati

Wanita harus menghindari alkohol dan rokok serta mengonsumsi diet yang seimbang untuk pertumbuhan dan kekuatan jantung. Penelitian terus dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab PPCM dan pengobatan baru. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas berlebihan dari beberapa hormon dapat menyebabkan kerusakan pada sistem vaskular.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-06-05T154842.720.png
05/Jun/2024

Jika masyarakat tidak tahu tentang penyakit radang usus, yang juga dikenal sebagai penyakit usus radang, penanganan penderita akan terlambat, menyebabkan kondisi mereka menjadi lebih buruk. Reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap saluran pencernaan adalah penyebab penyakit idiopatik yang dikenal sebagai radang usus. Diare, nyeri perut, dan penurunan berat badan adalah beberapa gejala radang usus. Melalui simbiosis mikroba, lingkungan usus yang sehat dapat membantu meningkatkan pencernaan makanan dan mempengaruhi mukosa sistem kekebalan tubuh.

Dianggap sebagai salah satu faktor pendorong utama peningkatan prevalensi penyakit radang usus (IBD) di negara-negara barat adalah perubahan faktor lingkungan, khususnya gaya hidup yang dipengaruhi oleh gaya hidup Barat, terutama perubahan pada pola makan. Pola makan ini melibatkan peningkatan jumlah protein dan lemak (tak jenuh) sambil mengurangi jumlah buah-buahan, sayuran, dan serat. “Westernisasi” kebiasaan makan di negara-negara berkembang sebanding dengan peningkatan kasus IBD di seluruh dunia.

 

Tipe Mayor Penyakit Radang Usus

  • Kolitis Ulseratif (KU)
    Kolitis ulseratif (KU) adalah peradangan yang terjadi di usus besar. KU dibedakan menurut lokasi, luas, dan intensitas peradangan. 

    • Inflamasi yang terbatas pada rektum disebut proktitis ulseratif.
    • Inflamasi yang terjadi pada rektum dan kolon sigmoid disebut proktosigmoiditis.
    • Infeksi yang menyerang seluruh kolon disebut kolonitis.
    • Inflamasi yang dikenal sebagai kolitis sisi kiri dimulai dari rektum dan menyebar ke kolon sigmoid dan kolon desendens.
    • Salah satu bentuk pankolitis yang paling parah adalah kolitis fulminan.
  • Crohn Disease (CD)
    Salah satu area dari saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga dubur, dapat terkena penyakit Crohn.
  • Kolitis Collagenous
    Adanya kumpulan kolagen yang tebal dan tidak elastis di bawah lapisan usus besar adalah tanda peradangan yang disebut kolitis kolagen.
  • Kolitis Limfositik
    Ketika sel-sel darah putih (limfosit) meningkat dalam jaringan usus besar, ini disebut kolitis limfositik. Diare yang berair, tetapi tidak berdarah, adalah gejala penyakit ini.

 

Penyebab dan Gejala

Radang usus dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk pola makan yang terlalu banyak mengandung cabai atau makanan pedas, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, masalah dengan sistem kekebalan tubuh, dan stres yang berlebihan.

Penderita tampak cukup pucat, kehilangan berat badan, lelah, kehilangan nafsu makan, diare, atau mengalami pendarahan saat buang air besar. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk segera berobat agar kita dapat menghindari komplikasi yang lebih parah seperti anemia atau rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Ada juga pasien yang mengalami bisul di lidah dan bibir mereka.

 

Pencegahan

Untuk menjaga sistem pencernaan Anda tetap sehat, sangat penting untuk mengonsumsi makanan yang seimbang. Masalah radang usus atau peradangan dapat dihindari dengan makan buah-buahan dan sayuran hijau serta minum air putih yang cukup. Atas rekomendasi dokter, sistem kekebalan tubuh dapat dipulihkan melalui penggunaan berbagai jenis obat, termasuk “hidrokortison succinite” dan “kortikosteroid”, yang berfungsi untuk menghilangkan dan meredakan peradangan.

Dokter pasien juga meminta mereka mengonsumsi zat besi seperti “asam folat” jika mereka menderita kekurangan darah. Jangka waktu pemulihan dan pemulihan juga bergantung pada tingkat kesehatan pasien, dan mungkin cukup lama. Singkatnya, mengikuti kebiasaan makan yang seimbang dan bergizi dapat membantu kita menghindari penyakit radang usus. Selain itu, meluangkan waktu untuk rekreasi dan berolahraga setiap hari juga dapat membantu mengurangi stres. Hal ini dapat membantu kita menghindari makan berlebihan yang pada akhirnya berbahaya bagi kesehatan kita.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-06-03T145433.774.png
03/Jun/2024

Infeksi virus dengue menyebabkan demam berdarah dengue (DBD), yang merupakan penyakit akut dengan gejala perdarahan dan syok yang berpotensi fatal. DBD disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dalam famili Flaviviridae, Flavivirus, yang sangat berbeda sehingga tidak ada proteksi silang dan wabah yang disebabkan oleh salah satu serotipe (hiperendemisitas). Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah cara virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Kecuali pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut, kedua jenis nyamuk ini dapat ditemukan hampir di seluruh Indonesia.

Kecuali daerah di atas ketinggian 100 meter di atas permukaan laut, seluruh wilayah di Indonesia rentan terjangkit penyakit demam berdarah dengue karena virus dan nyamuk penyebabnya tersebar luas di rumah dan tempat umum. Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat menyerang semua orang, meskipun pada saat ini lebih sering menyerang anak-anak. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak orang dewasa yang menderita penyakit ini.

 

Gejala yang timbul Akibat Demam Berdarah Dengue

Patokan gejala klinis penyakit demam berdarah dengue disebutkan oleh World Health Organization (WHO), badan organisasi PBB yang menangani masalah kesehatan:

  • Demam tinggi dengan cepat dan terus-menerus selama dua hingga tujuh hari.
  • Manifestasi pendarahan, yang mencakup setidaknya uji torniket positif dan salah satu jenis perdarahan tambahan, yaitu:
    • Petaka (bintik-bintik merah yang disebabkan oleh pendarahan di dalam atau di bawah kulit)
    • Purpura, yang berarti ada perdarahan di kulit.
    • Ekimosis, yang ditandai dengan bercak perdarahan pada kulit dan selaput lendir.
    • Epistaksis, yang merupakan mimisan, dan perdarahan dari gusi
    • hematemesis, atau muntah darah
    • Melen, yang memiliki tinja berwarna hitam karena perdarahan.
  • Peningkatan ukuran hati
  • Ada atau tidak ada renjatan atau syok.
  • Trombositopeni adalah kondisi di mana jumlah trombosit dalam darah kurang dari 1.000.000 trombosit per ul.
  • Pembesaran plasma, juga dikenal sebagai hematokonsentrasi, dapat didefinisikan sebagai peningkatan nilai hematocrit, yang mecermintan perembesan plasma, sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematocrit selama masa konvalesan, atau masa penyembuhan.

 

Faktor Risiko Demam Berdarah Dengue

Faktor risiko penyebab kejadian demam berdarah dengue termasuk nyamuk Aedes aegypti sebagai komponen utama penyebaran virus dengue, kebutuhan kita untuk menjaga kekebalan kita agar kita tidak mudah terkena penyakit demam berdarah dengue, lingkungan sekitar rumah sangat memengaruhi perkembangbiakan dan pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti, dan tindakan manusia dalam memerangi nyamuk dan larva Aedes aegypti adalah hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah dan menghentikan penyebaran virus.

 

Penularan Demam Berdarah Dengue

Infeksi virus dengue ditularkan oleh manusia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes aegypti. Spesies lain seperti Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan beberapa spesies lainnya juga dapat menularkan virus ini, tetapi vektornya lebih kecil. Saat Aedes menggigit orang, mereka membawa virus dengue. Setelah itu, dalam waktu 8–10 hari (masa inkubasi eksternal), virus berkembang biak di kelenjar liur sebelum dapat ditularkan kembali kepada orang lain pada gigitan berikutnya.

Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, ia dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). Dalam tubuh manusia, virus memerlukan waktu inkubasi internal empat hingga enam hari sebelum menyebabkan penyakit. Jika seseorang digigit oleh nyamuk, virus dapat menyebar dari orang ke orang.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-22T104037.413.png
22/May/2024

Setiap orang memiliki kebiasaan minum yang unik, jadi jumlah air yang mereka keluarkan juga berbeda-beda tergantung pada jumlah air yang mereka minum. Namun demikian, orang dewasa normal mengeluarkan 1000 hingga 2000 mililiter urine setiap hari. Jika jumlah air seni yang dikeluarkan kurang dari jumlah ini, itu disebut oliguria, istilah medis untuk kondisi penurunan volume urine atau air kencing yang keluar dari tubuh. Oliguria adalah gejala dari kondisi di mana volume urine sangat sedikit, yaitu kurang dari 400 mL per 24 jam. Ini dapat menjadi gejala dari berbagai masalah kesehatan, termasuk dehidrasi dan penyakit ginjal. Semua orang dapat mengalami produksi urine yang rendah. Jenis penyakit ginjal tertentu yang dapat menyebabkan cedera ginjal akut membuat kondisi ini lebih mungkin terjadi.

Pada episode hipovolemia, tubuh manusia melakukan tindakan fisiologis normal untuk menyimpan cairan dan elektrolit. Mekanisme ini dikendalikan secara ketat oleh neurohormon dan dapat diperbaiki tanpa menyebabkan kerusakan ginjal berikutnya. Dengan minum cukup (sekitar 8–10 gelas per hari), orang dengan ginjal yang sehat dapat menghasilkan sekitar 800–2.000 mL urine setiap hari. Jika ginjal seseorang menghasilkan volume urine kurang dari jumlah tersebut, orang tersebut dapat mengalami oliguria. Usia menentukan batasan oligouria. Jumlah urine yang dapat dianggap oligouria adalah kurang dari 400 mL per 24 jam untuk orang dewasa, kurang dari 0,5 mL/kg berat badan/jam (mL/kg BB/jam) untuk anak-anak, dan kurang dari 1 mL/kg BB/jam untuk bayi.

 

Penyabab Oliguria

Perubahan aliran darah menuju ginjal (prerenal), kerusakan ginjal (renal), atau penyumbatan saluran urine (postrenal) dapat menyebabkan oliguria.

  • Gangguan pada aliran darah ke ginjal
    Oleguria prerenal adalah hasil dari hambatan aliran darah ke ginjal. Beberapa kondisi yang menyebabkannya adalah: 

    • Perdarahan, dehidrasi yang parah, muntah, dan diare menyebabkan penurunan drastis jumlah darah atau cairan di dalam tubuh.
    • Reaksi alergi yang signifikan atau syok anafilaksis
    • Hipertensi tidak dapat dikendalikan.
    • Sepsis
    • Luka bakar yang parah
    • Gagal menerima
    • Gangguan jantung
  • Kerusakan Ginjal
    Oliguria dapat disebabkan oleh cedera atau kerusakan ginjal, seperti: 

    • Kerusakan pada sel-sel tubulus ginjal, yang juga dikenal sebagai nefropati diabetik,
    • Glomerulonefritis adalah peradangan pada glomerulus atau saringan ginjal.
    • Gagal ginjal yang akut
    • Penyakit autoimun yang dapat menyerang ginjal, seperti skleroderma
    • Hipertensi maligna adalah kondisi di mana tekanan darah meningkat dengan cepat melebihi ambang batas normal.
    • Kumpulan gejala yang disebabkan oleh pecahnya sel darah merah dan rusaknya bagian dalam dinding pembuluh darah.
    • Penumpukan mioglobin dalam urine, yang dikenal sebagai mioglobinuria, terjadi, misalnya, ketika seseorang terkena kesetrum parah atau kecelakaan yang dipecahkan.
    • Keracunan logam berat, cyclosporin, aminoglikosida, atau amphotericin B
    • Eklamsia
  • Saluran urine tersumbat
    Oliguria postrenal terjadi ketika ginjal normal berfungsi tetapi ada sumbatan di saluran urine setelah ginjal, yaitu di ureter, kandung kemih, atau uretra. Beberapa penyakit atau kondisi yang dapat menyebabkan oliguria postrenal meliputi: 

    • Batu dalam ginjal
    • Peningkatan prostat, juga dikenal sebagai benign prostatic hyperplasia (BPH),
    • Gangguan saraf di kandung kemih
    • Tumor di ginjal atau saluran kemih
    • Jaringan yang patah karena operasi saluran kemih
    • Infeksi yang disebabkan oleh cacing skistosoma.

Orang dengan diabetes, hipertensi, atau penyakit kritis lebih mungkin mengalami oligouria.

 

Gejala Oliguria

Seperti yang telah dijelaskan, oliguria adalah kondisi di mana volume urine hanya berkisar antara 100 hingga 400 mL per hari. Jika volume urine lebih rendah dari angka ini, yaitu kurang dari 100 mL per hari atau bahkan sama sekali tidak ada urine, kondisi tersebut disebut anuria. Selain volume urine yang lebih kecil, orang yang menderita oliguria juga mungkin mengalami gejala-gejala berikut:

  • Tekanan darah tinggi, juga dikenal sebagai hipertensi
  • Bengkak di kaki, atau edema
  • Sesak dada
  • Putih
  • Anoreksia, atau kekurangan nafsu makan
  • Sakit pinggang yang parah
  • Takikardia, atau detak jantung yang cepat
  • Mual dan muntah secara signifikan
  • Bibir mengering
  • Melemah

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-15T094418.527.png
15/May/2024

Jika masyarakat tidak tahu tentang penyakit radang usus, yang juga dikenal sebagai penyakit usus radang, penanganan penderita akan terlambat, menyebabkan kondisi mereka menjadi lebih buruk. Reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap saluran pencernaan adalah penyebab penyakit idiopatik yang dikenal sebagai radang usus. Diare, nyeri perut, dan penurunan berat badan adalah beberapa gejala radang usus. Melalui simbiosis mikroba, lingkungan usus yang sehat dapat membantu meningkatkan pencernaan makanan dan mempengaruhi mukosa sistem kekebalan tubuh.

Dianggap sebagai salah satu faktor pendorong utama peningkatan prevalensi penyakit radang usus (IBD) di negara-negara barat adalah perubahan faktor lingkungan, khususnya gaya hidup yang dipengaruhi oleh gaya hidup Barat, terutama perubahan pada pola makan. Pola makan ini melibatkan peningkatan jumlah protein dan lemak (tak jenuh) sambil mengurangi jumlah buah-buahan, sayuran, dan serat. “Westernisasi” kebiasaan makan di negara-negara berkembang sebanding dengan peningkatan kasus IBD di seluruh dunia.

 

Tipe Penyakit Radang Usus

  • Kolitis ulseratif
    Kolitis ulseratif (KU) adalah peradangan yang terjadi di usus besar. KU dibedakan menurut lokasi, luas, dan intensitas peradangan. 

    • Inflamasi yang terbatas pada rektum disebut proktitis ulseratif.
    • Inflamasi yang terjadi pada rektum dan kolon sigmoid disebut proktosigmoiditis.
    • Infeksi yang menyerang seluruh kolon disebut kolonitis.
    • Inflamasi yang dikenal sebagai kolitis sisi kiri dimulai dari rektum dan menyebar ke kolon sigmoid dan kolon desendens.
    • Pankolitis berat adalah kolitis fulminan.
  • Penyakit Crohn (CD)
    Salah satu area dari saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga dubur, dapat terkena penyakit Crohn.
  • Kolitis Kolagen
    Adanya kumpulan kolagen yang tebal dan tidak elastis di bawah lapisan usus besar adalah tanda peradangan yang dikenal sebagai kolitis kolagen.
  • Limfosit Kolitis
    Kondisi di mana sel-sel darah putih (limfosit) meningkat dalam jaringan usus besar disebut kolitis limfositik. Penyakit ini menyebabkan diare yang berair, tetapi tidak berdarah.

 

Penyebab dan Tanda Radang Usus

Radang usus dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk pola makan yang terlalu banyak mengandung cabai atau makanan pedas, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, masalah dengan sistem kekebalan tubuh, dan stres yang berlebihan. Penderita tampak cukup pucat, kehilangan berat badan, lelah, kehilangan nafsu makan, diare, atau mengalami pendarahan saat buang air besar. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk segera berobat agar kita dapat menghindari komplikasi yang lebih parah seperti anemia atau rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Ada juga pasien yang mengalami bisul di lidah dan bibir mereka.

 

Pencegahan Radang Usus

Untuk menjaga sistem pencernaan Anda tetap sehat, sangat penting untuk mengonsumsi makanan yang seimbang. Masalah radang usus atau peradangan dapat dihindari dengan makan buah-buahan dan sayuran hijau serta minum air putih yang cukup. Atas rekomendasi dokter, sistem kekebalan tubuh dapat dipulihkan melalui penggunaan berbagai jenis obat, termasuk “hidrokortison succinite” dan “kortikosteroid”, yang berfungsi untuk menghilangkan dan meredakan peradangan.

Dokter pasien juga meminta mereka mengonsumsi zat besi seperti “asam folat” jika mereka menderita kekurangan darah. Jangka waktu pemulihan dan pemulihan juga bergantung pada tingkat kesehatan pasien, dan mungkin cukup lama. Singkatnya, mengikuti kebiasaan makan yang seimbang dan bergizi dapat membantu kita menghindari penyakit radang usus. Selain itu, meluangkan waktu untuk rekreasi dan berolahraga setiap hari juga dapat membantu mengurangi stres. Hal ini dapat membantu kita menghindari makan berlebihan yang pada akhirnya berbahaya bagi kesehatan kita.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-14T092116.829.png
14/May/2024

Pneumokoniosis pekerja batubara (CWP), atau penyakit paru-paru hitam, adalah penyakit akibat kerja yang kini meningkat baik dalam insiden maupun prevalensi di Amerika Serikat. Pekerja yang langsung terpapar batu bara di tambang batu bara biasanya menderita penyakit paru-paru hitam. Partikel debu batu bara akan mengendap di paru-paru dan menyebabkan peradangan dan jaringan parut. Karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan, pengobatan berpusat pada gejala dan mencegah kerusakan paru-paru yang lebih parah. Jika kondisinya parah, transplantasi paru-paru mungkin dipertimbangkan. Pencegahan adalah penting, dan individu yang terpapar harus dipantau secara rutin. Meskipun penyakit paru-paru hitam merupakan kondisi yang tidak dapat pulih, gejalanya seringkali baru muncul bertahun-tahun setelah terkena debu batu bara.

Terdapat dua jenis penyakit paru-paru hitam: penyakit paru-paru hitam sederhana dan penyakit paru-paru rumit. Jaringan parut yang terbentuk di paru-paru jenis ini masih kecil dan tidak menimbulkan gejala. Kondisi ini biasanya ditemukan saat pekerja menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Di sisi lain, dalam kasus kompleks penyakit paru-paru hitam, jaringan parut yang terbentuk di paru-paru sudah meluas, dan gejalanya sudah jelas dan mengganggu. Untuk mencegah kerusakan paru-paru yang lebih parah, penyakit paru-paru hitam, baik yang sederhana maupun kompleks, harus dirawat dan dipantau secara rutin.

 

Penyebab Black Lung Disease

Pengendapan debu batu bara di dalam paru-paru menyebabkan penyakit paru-paru hitam atau pneumoniocosis pekerja batu bara. Karbon dan kadang-kadang silika ditemukan dalam debu batu bara. Tubuh akan menganggap partikel ini sebagai benda asing setelah mereka masuk dan mengendap di paru-paru.

Tubuh akan menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi dan mengeluarkan benda asing. Respon ini menyebabkan peradangan di paru-paru dan akhirnya fibrosis. Debu batu bara yang sudah mengendap di dalam paru-paru tidak dapat dihilangkan, jadi semakin lama seseorang bekerja dengan batu bara, semakin banyak debu yang menumpuk di paru-parunya.

 

Gejala Black Lung Disease

Meskipun jaringan parut telah terbentuk di paru-paru pada tahap awal penyakit paru-paru, penderita penyakit paru-paru hitam mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, jika jaringan parut meluas, penderita penyakit paru-paru hitam dapat mengalami beberapa gejala berikut:

  • Sakit di dada
  • Ada sensasi seperti dada terikat.
  • Sesak dada
  • Bahkan dalam aktivitas yang biasanya tidak membuat lelah, Anda mudah lelah.
  • Batuk ringan
  • Batuk dengan lendir kehitaman

 

Pemeriksaan Black Lung Disease

Dokter akan memeriksa pasien melalui wawancara dan pemeriksaan fisik, termasuk menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara napas, untuk memastikan diagnosis:

  • Tanda-tanda peradangan paru-paru yang khas dari penyakit paru-paru hitam dapat ditemukan dengan melakukan foto rontgen dada atau scan CT.
  • Tes fungsi paru dilakukan untuk mengukur kemampuan paru-paru untuk melakukan pernapasan.
  • Jika gejala menjadi lebih parah, lakukan analisis gas darah untuk mengetahui tingkat oksigen dalam darah.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-11T111426.557.png
11/May/2024

Karena penderita hipertensi seringkali tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit ini, hipertensi juga disebut sebagai “Silent Killer Disease”. Data yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sebanyak 1,28 milyar orang dewasa berusia 30 hingga 79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi, dan sebanyak 46% dari mereka tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi adalah penyebab utama kematian dini di dunia.

Agar hipertensi tidak semakin parah dan menimbulkan komplikasi penyakit lainnya, penyakit ini harus segera diobati. Memodifikasi gaya hidup, terutama olahraga, adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah ini. Banyak jenis olahraga yang membantu mengurangi tekanan darah tinggi, tetapi senam yoga adalah salah satu yang paling tidak diketahui orang di Indonesia. Hipertensi dan tekanan darah dapat dikurangi dengan yoga.

 

Manfaat Yoga Bagi Pengidap Hipertensi

Studi oleh Mooventhan dan Nivethitha menunjukkan bahwa senaman yoga dapat menurunkan tekanan darah. Latihan yoga selama dua minggu (dua jam setiap hari dan lima hari seminggu) menurunkan risiko penyakit kardiovaskular secara signifikan. Yoga, yang merupakan bentuk olahraga yang menggabungkan gerakan fisik dan meditasi dengan tujuan meningkatkan fleksibilitas dan konsentrasi fisik, dapat menawarkan berbagai manfaat, khususnya bagi penderita hipertensi.

Beberapa keuntungan antara lain:

  • Memfasilitasi aliran darah ke seluruh tubuh
  • Teknik pernafasan, pengendalian emosi, dan pelepasan hormon endorfin dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
  • Meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot terutama otot yang terletak di pembuluh darah, yang membantu menurunkan tekanan darah
  • Mengurangi berat badan dengan latihan kekuatan fisik

 

Tips Agar Mendapat Manfaat Yoga Sepenuhnya

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar manfaat yoga benar-benar dirasakan, yaitu:

  • Memilih gaya yoga yang tepat
    Berbagai jenis yoga tersedia, termasuk hatha, vinyasa, dan bikram yoga, tetapi yang lebih ringan seperti hatha atau vinyasa yoga lebih baik untuk penderita hipertensi.
  • Mengatur waktu yoga
    Sangat penting untuk mengetahui berapa lama Anda melakukan yoga agar hasilnya optimal. Namun, orang dengan hipertensi tidak boleh melakukan yoga terlalu lama.
  • Konsultasikan dengan dokter Anda
    Jika Anda memiliki hipertensi, Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum melakukan yoga. Dokter Anda akan merekomendasikan jenis, waktu, dan intensitas senam yang tepat untuk Anda.

Meskipun senam yoga memiliki banyak manfaat bagi penderita hipertensi, Anda harus tetap berkonsultasi dengan dokter Anda atau profesional medis lainnya. Setiap orang memiliki kebutuhan latihan dan pendekatan yang disesuaikan untuk mencapai hasil terbaik.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


rsi lam putih

Kesembuhan datang dari Allah, keselamatan dan kepuasan pasien tanggung jawab kami

CopyRight, 2024 | Managed by Markbro

WeCreativez WhatsApp Support
Tim Customer Care Kami. Siap membantu!
Assalamu'alaikum, Apa yang bisa kami bantu?