INFO UNTUK ANDA

ARTIKEL-6.jpg
01/Nov/2024

Jika Anda kekurangan vitamin B, Anda dapat mengalami masalah kesehatan seperti beri-beri, kesemutan, hingga anemia. Karena vitamin B dan vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, mereka harus dikonsumsi secara rutin. Kompleks vitamin B, terdiri dari vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, dan B12, membantu tubuh mengolah dan mendapatkan energi dari makanan yang dikonsumsi serta memelihara kesehatan otot, mata, dan saraf. Dampak Kekurangan Vitamin B: Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, tergantung pada jenis vitamin B yang hilang di dalam tubuh.

Kurang asupan vitamin B dapat menyebabkan masalah kesehatan berikut:

 

  1. Vitamin B1 (thiamine): Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri dan penyakit Wernicke.Penyakit Wernicke mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan penglihatan berbayang, gangguan koordinasi otot, dan penurunan fungsi mental. Sebaliknya, penyakit beri-beri dapat dikenali dari gejala sesak napas, gerakan mata yang tidak normal, detak jantung meningkat, kaki bengkak, dan muntah-muntah.
  2. Vitamin B2 (riboflavin) : kekurangan vitamin B2 menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan produksi sel darah merah. 
  3. Vitamin B3 (niacin): Kekurangan vitamin B3 menyebabkan gangguan pencernaan, sariawan, muntah, kelelahan, depresi, dan masalah lain.
  4. Vitamin B5 (pantothenic acid): Sering dijumpai di hampir semua jenis sayuran.Namun, kekurangan vitamin B jenis ini dapat menyebabkan tubuh lelah, emosi, sakit kepala, perih pada lengan atau kaki, mual, rambut rontok, denyut jantung yang meningkat, dan masalah pencernaan.
  5. Vitamin B6 (pyridoxine): Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan anemia dan gangguan kulit seperti ruam atau pecah-pecah di sekitar mulut.
  6. Vitamin B7 (biotin) : Berkurangnya vitamin B dapat menyebabkan rambut rontok, kulit kering, ruam bersisik di sekitar mata atau mulut, mata kering, kelelahan, dan depresi.
  7. Vitamin B9 (folat): Kekurangan vitamin B9 dapat menyebabkan anemia megaloblastik atau penurunan jumlah sel darah merah.
  8. Vitamin B12: Penyakit kuning (jaundice), anemia, kehilangan nafsu makan, gangguan penglihatan, susah buang air besar, detak jantung tidak teratur, dan sesak napas adalah tanda bahwa tubuh kekurangan vitamin B12.

Cara Memenuhi Kebutuhan Vitamin B Anda Sehari-hari Anda dapat memenuhi kebutuhan vitamin B Anda dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung nutrisi ini. Makanan dan minuman seperti bayam, telur, susu, daging ayam, dan yoghurt adalah beberapa contoh makanan yang mengandung vitamin B.

Selain dari makanan, Anda juga dapat mendapatkan vitamin B dari berbagai suplemen atau multivitamin. Namun, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis suplemen dan dosis yang tepat untuk Anda konsumsi. 

 

SUMBER : Alodokter, tapi sudah di parafrase, sehingga sumber bisa diganti Poli Umum RSI Surabaya A Yani

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


ARTIKEL-5.jpg
28/Oct/2024

Imunisasi sebenarnya dapat mencegah banyak penyakit. Untuk memberikan imunisasi, vaksin adalah virus yang telah diubah, dibunuh, atau dimodifikasi (biasanya dari bagian-bagian virus atau bakteri). Setelah itu, vaksin akan diserap ke dalam tubuh Anda melalui metode suntikan atau oral.

 

Setelah itu, sistem kekebalan tubuh Anda akan bereaksi dengan membentuk antibodi, yang mirip dengan reaksi tubuh terhadap bakteri atau virus.

 

Tujuan dan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu di dunia.

Seperti yang telah disinggung, program imunisasi bertujuan untuk membasmi penyakit yang sedang merebak di tengah penduduk daerah atau negara tertentu. Tak hanya itu, Anda juga perlu mendapatkan imunisasi ulang pada waktu-waktu tertentu demi menjaga atau menaikkan sistem kekebalan tubuh.

Berikut ini daftar penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

  • hepatitis B;
  • poliomyelitis;
  • tuberkulosis;
  • difteri;
  • pertusis;
  • tetanus;
  • pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b

Berikut ini jadwal Imunisasi Dasar Lengkap :

 

CTA Poli Vaksin

 

SUMBER : KEMENKES

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


WhatsApp-Image-2024-10-24-at-11.13.20.jpeg
24/Oct/2024

Sumber : Kemenkes, Sudah di Parafrase, sehingga judulnya bisa diganti ke Poli Jantung RSI Surabaya A Yani

 

Tangan berkeringat adalah hal yang wajar terjadi, bukan tanda khas yang secara langsung menandakan adanya suatu kondisi gagal jantung. Tetapi ternyata terdapat studi yang menunjukkan adanya keterkaitan antara gejala ini dengan fungsi jantung itu sendiri.

 

Gagal jantung adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah seefisien yang seharusnya. Terdapat pemahaman pada masyarakat bahwa tangan yang sering berkeringat tanpa sebab adalah salah satu tanda terganggunya fungsi jantung tersebut. Tangan berkeringat adalah hal yang wajar terjadi, bukan tanda khas yang secara langsung menandakan adanya suatu kondisi gagal jantung. Tetapi ternyata terdapat studi yang menunjukkan adanya keterkaitan antara gejala ini dengan fungsi jantung itu sendiri.

 

Banyak orang mengalami hiperhidrosis pada tangan, juga dikenal sebagai berkeringat pada tangan, dalam berbagai situasi. Ini bisa terjadi saat cuaca panas, stres, atau cemas. Tubuh menggunakan keringat sebagai respons alami untuk mengatur suhu dan menjaga keseimbangan termal. Namun, ada kondisi kesehatan di mana tangan berkeringat tanpa alasan yang jelas.

 

Gagal jantung, atau melemahnya pompa jantung, dapat mengganggu sirkulasi darah dalam tubuh, termasuk sirkulasi darah ke tangan.Karena kondisi ini dapat menyebabkan tubuh merespons dengan berbagai cara, seperti sesak napas, kelelahan, bengkak pada tungkai, dan peningkatan produksi keringat, beberapa orang mungkin mengalami tangan berkeringat.

 

Bagaimana gagal jantung dapat menyebabkan tangan terkeringat?

 

Ada beberapa alasan mengapa berkeringat di tangan dapat dikaitkan dengan gagal jantung, meskipun gejala gagal jantung kadang-kadang tidak terlihat atau tidak jelas :

  1. Perubahan fisiologis
  2. Penumpukan cairan
  3. Tekanan darah rendah
  4. Stres pada Jantung

 

Oleh karena itu, Anda perlu waspada dan segera konsultasi ke dokter jika merasakan beberapa gejala sebagai berikut : 

  1. Sesak napas
  2. Mudah lelah
  3. Edema atau Pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki, atau perut 
  4. Nyeri dada
  5. Detak jantung terasa cepat atau tidak teratur

Tangan berkeringat biasanya terkait dengan aktivitas sehari-hari dan tidak berbahaya atau memerlukan perhatian medis segera. Namun, jika Anda atau keluarga Anda merasa khawatir tentang kesehatan jantung Anda, atau jika Anda memiliki gejala atau tanda-tanda yang terkait dengan gagal jantung, segera konsultasikan diri ke Poli Jantung RSI Surabaya A Yani. 

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


mager.jpeg
19/Oct/2024

Dalam bidang medis, malas bergerak adalah kondisi di mana seseorang tidak aktif secara fisik, seperti sering rebahan dan jarang bergerak. Istilah “mager” lebih umum digunakan. Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak hal menjadi lebih praktis dan banyak orang mengadopsinya. bahkan dalam konteks pandemi COVID-19. Dengan ponsel dan kuota yang cukup, masyarakat dapat melakukan banyak hal dengan mudah tanpa keluar rumah.

Kegiatan pendidikan dan pekerjaan tertentu beralih menjadi daring. Dengan layanan pesan antar dan pengiriman barang yang tersedia melalui aplikasi, serta kemampuan untuk melakukan pembayaran dan perbankan secara online, orang semakin jarang keluar rumah. Apabila kondisi ini tidak diantisipasi dengan baik dan berlangsung lama, itu pasti menjadi masalah.

Malas bergerak adalah kebiasaan yang harus diubah, tetapi ada beberapa orang yang sudah merasa nyaman dengannya dan sulit untuk mengubahnya. Perlu diingat bahwa efek gaya hidup mager tidak langsung dirasakan, tetapi akan mulai dirasakan setelah bertahun-tahun menjalani rutinitas ini. WHO menyebut gaya hidup tidak bergerak sebagai salah satu dari sepuluh penyebab kematian terbesar di dunia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) pada tahun 2008 menemukan bahwa kematian yang disebabkan oleh kebiasaan malas gerak adalah dua kali lebih banyak daripada kematian yang disebabkan oleh obesitas. Pola makan yang tidak seimbang dan kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol meningkatkan kemungkinan mengalami masalah kesehatan yang lebih parah.

Akibat malas gerak, ada banyak risiko kesehatan, termasuk:

Konsentrasi yang berkurang

Tulang belakang menjadi tegang saat bekerja sambil duduk lama atau membungkuk. Jika paru-paru kurang bergerak, sirkulasi akan terganggu dan kadar oksigen yang dapat didistribusikan ke seluruh tubuh akan berkurang. Mungkin ada penurunan konsentrasi karena otak kekurangan oksigen.

Meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke

Sebuah studi di Amerika Serikat yang dilakukan oleh Aerobics Research Center menemukan bahwa berolahraga dapat mengurangi risiko stroke pada pria hingga sebesar 60%. Studi lain, yang diterbitkan dalam Nurses’ Health Study, menemukan bahwa wanita yang cukup beraktivitas fisik memiliki peluang sebesar 50% untuk terhindar dari stroke dan serangan jantung. Ini menunjukkan bahwa orang yang kurang aktif dan terlalu sering duduk memiliki risiko stroke yang lebih tinggi.

Disfungsi fungsi kognitif

Aktivitas fisik dapat memperbaiki sel dan jaringan otak yang rusak dan meningkatkan aliran darah kaya oksigen ke otak. Akibatnya, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan fungsi otak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gangguan kognitif dalam jangka panjang.

Resistensi terhadap insulin

Apabila seseorang menghabiskan sekitar 70% dari waktu seharian dengan duduk dan tiduran, mereka berisiko mengalami resistensi insulin, yang menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah dan meningkatkan risiko diabetes. Selain itu, orang cenderung mencari camilan yang tidak sehat, yang mungkin mengandung gula tinggi, yang meningkatkan risiko diabetes.

Penyebab osteoporosis

Karena kebiasaan malas gerak, tubuh kehilangan massa otot, yang pada gilirannya menyebabkan kelemahan otot. Tubuh juga akan mengambil kalsium dari tulang. Kepadatan tulang akan menjadi sangat rendah. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan tulang keropos, yang dikenal sebagai osteoporosis. Osteoporosis juga dapat berkembang pada anak-anak, bukan hanya orang tua.

 

Apakah Anda mengalami keluhan yang disebutkan di atas? Apakah selama ini Anda telah terbiasa menjadi malas bergerak? Ingat akibatnya. Untuk melawan rasa malas, mari kita mulai bergerak, lakukan peregangan, dan lakukan senam ringan sebisa mungkin. Kami sepakat untuk mengejar gaya hidup yang lebih sehat. Tetap semangat dan manfaatkan hidup kita untuk orang lain. Salam sehat kepada semua orang.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


osteoartritis-genu.jpg
16/Oct/2024

DEFINISI

Osteoartritis (OA) adalah suatu penyakit akibat gangguan mekanik dan biologis yang merusak stabilitas normal, degradasi sintesis kondrosit kartilago sendi, matrik esktraseluler, dan tulang subkondral. OA merupakan proses degeneratif yang ditandai oleh degradasi kartilago, robekan meniscus, bone wear and tear, kista tulang, kehilangan celah sendi, proliferasi tulang marginal (spur), dan inflamasi ringan yang dapat menimbulkan hendaya.

 

Sendi Potensi OA

 

FAKTOR RISIKO OA GENU

  • Umur : prevalensi OA meningkat seiring bertambahnya umur, sering di atas usia 60 tahun
  • Jenis kelamin : pada umumnya usia di bawah 45 tahun, frekuensi terjadinya OA genu pada pria wanita hampir sama, namun sesudah 50 tahun (postmenopause) frekuensi OA genu pada wanita lebih banyak.
  • Suku bangsa: OA genu lebih sering terjadi pada bangsa Afrika Amerika dibandingkan kaukasia.
  • Genetik : faktor predisposisi genetik berdasarkan pada kerentanan terjadinya perubahan kolagen dan enzim dalam kartilago, variasi sitokin dalam kartilago dan gen yang mengatur bentuk dan struktur sendi
  • Obesitas: berat badan berlebihan akan meningkatkan risiko timbulnya OA genu melalui peningkatan degenerasi kartilago akibat load bearing (pembebanan) yang berlebihan.
  • Cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga : pekerjaan yang menggunakan sendi lutut secara terus menerus akan meningkatkan resiko OA genu.
  • Kelemahan otot : kelemahan otot quadriceps merupakan predisposisi terjadinya OA genu.

 

 

Tanda dan Gejala

Nyeri : merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada pasien dengan OA genu. Beberapa kemungkinan penyebab nyeri :

  • Inflamasi/ peradangan jaringan sinovial
  • Faktor mekanik lokal, perubahan bentuk atau kerusakan sendi, instabilitas menimbulkan spasme otot, regangan tendon dan ligamen
  • Osteofit yang dapat mengangkat periosteum menimbulkan rasa sakit.
  • Faktor psikologis (anxietas dan depresi).
  • Kelemahan Otot
    Otot berperan penting dalam biomekanik sendi untuk bergerak, meyerap beban, menstabilkan sendi, adaptasi sendi, dan proses degenerasi OA. Akibat proses penuaan atau trauma sebelumnya, otot menjadi jarang digunakan  sehingga terjadi instabilitas. Akibatnya terjadi stress kartilago/ mikrotrauma kemudian degenerasi.
  • Keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS)
    OA genu akan mengurangi LGS. Patofisiologis dari keterbatasan LGS multifaktorial, termasuk perubahan artikuler di dalam sendi, pemendekan struktur myotendinous di daerah nyeri dan kelemahan otot.

 

DIAGNOSIS

Dari anamnesis, pemeriksaan dan lab :

Nyeri lutut ditambah setidaknya 5 hal ini :

  • Usia > 50 thn
  • Kaku sendi < 30 menit
  • Krepitus
  • Nyeri tekan
  • Pembesaran tulang
  • Tanpa teraba hangat
  • Sedimen Eritrosit < 40 mm/ jam
  • Rheumatoid Factor < 1/40
  • Tanda cairan  sinovial

Dari anamnesis, pemeriksaan dan XRay :

Nyeri lutut dan Osteofit ditambah setidaknya 1 hal ini :

  • Usia > 50 thn
  • Kaku sendi < 30 menit
  • Krepitus

PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN STADIUM

Dari anamnesis dan pemeriksaan :

Nyeri lutut ditambah setidaknya 1 hal ini :

  • Usia > 50 thn
  • Kaku sendi < 30 menit
  • Krepitus
  • Nyeri tekan
  • Pembesaran tulang
  • Tanpa teraba hangat

KOMPLIKASI

Adanya komplikasi yang membutuhkan rujukan :

  • Pemecahan tulang rawan yang berakibat hilangnya material jaringan di sendi (chondrolysis)
  • Kematian tulang (osteonecrosis)
  • Strees fracture (hairline crack) pada tulang yang berkembang secara bertahap sebagai respon terhadap cedera berulang
  • Infeksi pada sendi
  • Perdarahan dalam sendi lutut
  • Kerusakan atau rupturnya tendon dan ligamen di sekitar sendi, yang menyebabkan hilangnya stabilitas
  • Deformitas genu seperti genu varus dan genu valgus

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


ctev-anak.jpg
11/Oct/2024

MARI KITA BEDAH SATU PER SATU KATA PENYUSUN CTEV

  • Congenital = bersifat bawaan sejak lahir
  • Talipes = kombinasi antara kata Talus (pergelangan kaki) dan Pes (kaki)
  • Equinus = Horselike, maksudnya adalah tumit dalam posisi plantar fleksi
  • Varus = Inversi atau adduksi

Kelainan kongenital ( bawaan lahir ) pada Ankle & Foot yang memiliki karakteristik meliputi :

  • Equinus pada ankle (hindfoot)
  • Inversi / varus pada sendi subtalar (hindfoot)
  • Adduksi dan pronasi pada forefoot
  • Cavus pada Midtarsal

 

EQUINUS / HORSELIKE

PENAMPAKAN MENYERUPAI KAKI KUDA

 

MARI KITA AMATI DAN BANDINGKAN

 

MANUVER / TES UNTUK DIAGNOSIS CTEV

  • Kaki Normal : pada dorsofleksi pasif, dorsum pedis dapat menyentuh crista tibia 1/3 distal.
  • Kaki CTEV : dorsofleksi pasif terasa kaku dan dorsum pedis TIDAK dapat menyentuh crista tibia 1/3 distal.

Note : manuver / tes ini sebaiknya dilakukan pada beberapa hari setelah bayi lahir dan dilakukan oleh dokter ahli

 

CONTOH KONDISI KAKI PENGKOR / CTEV

Kaki Kiri Bayi. H Mengalami CTEV

Menjalani Terapi Gips Ponsetti

Yaitu Penanganan dengan Cast/Gips secara serial, diganti setiap 5-7 hari hingga deformitas membaik

Kondisi yang sudah bagus, dipertahankan dengan Dennis Brown Night Splint

Saat ini anak sudah berumur hampir 1 tahun dan sudah berjalan bermain dengan teman sebaya-nya

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


35.-ERACS-1200x800.jpg
10/Oct/2024

Persalinan ERACS adalah metode operasi caesar dengan perawatan khusus yang dirancang untuk mempercepat pemulihan pasien. Metode ini mengurangi durasi rawat inap, komplikasi operasi, dan tingkat kepuasan ibu. Pada awalnya, metode operasi ini digunakan pada pasien kolorektal, dan dikenal sebagai ERAS (Perawatan Terbaik Setelah Operasi). Kemudian, banyak spesialis bedah lainnya mengembangkannya untuk persalinan juga.

 

Perbedaan ERACS dengan SC Biasa

Pada dasarnya, ERACS adalah evolusi dari metode persalinan caesar yang dikenal memiliki risiko komplikasi persalinan seperti nyeri, infeksi luka, masalah pencernaan, atau trombosis vena dalam. Di sisi lain, ERACS diketahui menerapkan prinsip pemulihan yang lebih cepat dan minimal nyeri. Beberapa hal berikut menunjukkan perbedaan antara kedua metode tersebut:

  • Waktu Puasa

Ibu hamil biasanya disarankan untuk berpuasa selama delapan jam sebelum operasi caesar, tetapi dengan metode ERACS, durasi puasa lebih singkat dan dua jam sebelum proses persalinan, ibu hamil akan diberikan minuman berkalori.

  • Nyeri Setelah Operasi

Rasa sakit setelah operasi caesar sering membuat ibu hamil ragu untuk menjalaninya, tetapi ERACS bisa menjadi solusi terbaik untuk masalah ini. ERACS telah terbukti efektif dalam mengurangi rasa sakit yang timbul setelah operasi caesar.

  • Waktu Recovery

Perbedaan utama ERACS dari operasi caesar konvensional adalah lamanya waktu pemulihan. Pemulihan ibu lebih cepat dengan persalinan ERACS karena:

  • Penghentian suntikan infus dengan cepat.
  • Pelepasan kateter urine dengan cepat.
  • Setelah operasi, ibu dapat kembali makan dan minum.

Dalam waktu yang lebih singkat, kekuatan dan kebugaran tubuh ibu pulih, yang memungkinkannya bergerak dan bangun dari tempat tidur. Dengan demikian, bayi dapat segera memulai proses inisiasi menyusui dini (IMD) dan kulit ke kulit.

  • Luka Akibat Operasi

Dengan menggunakan pisau bedah yang kecil dan sangat tajam, metode ERACS untuk operasi caesar memungkinkan sayatan pertama dilakukan secara instan.


katarak.jpg
07/Oct/2024

ANATOMI MATA

 

DEFINISI KATARAK

Katarak adalah proses degeneratif berupa kekeruhan di lensa bola mata sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan. Kekeruhan ini disebabkan oleh terjadinya reaksi biokimia yang menyebabkan koagulasi protein lensa.

 

EPIDEMIOLOGI

Menurut data WHO, katarak menyebabkan sekitar 20 juta kebutaan pada tahun 2010. Secara global, diperkirakan bahwa prevalensi katarak pada individu berusia >50 tahun adalah 47,8%. Prevalensi katarak di Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. Sebuah studi melaporkan bahwa prevalensi katarak mencapai 23%.

 

ETIOLOGI-FAKTOR RISIKO

  • Usia lanjut (>50 tahun)
  • Riwayat keluarga
  • Penyakit mata lainnya (Glaukoma, infeksi, trauma)
  • Merokok
  • Paparan sinau ultraviolet
  • Kelainan sistemik (Diabetes mellitus)
  • Penggunakan tetes mata steroid (tanpa resep dokter)

 

KLASIFIKASI

Kongenital/ Bawaan Lahir

Sering terjadi pada anak/bayi dengan riwayat infeksi TORCH saat kehamilan

Didapat/Acquired

  • Senilis -> terjadi akibat proses penuaan (usia >50 tahun)
  • Stadium Insipien-> penurunan penglihatan minimal
  • Stadium Matur -> penurunan penglihatan mulai mengganggu
  • Stadium Matur -> penurunan penglihatan mengganggu
  • Stadium Hipermatur -> penurunan penglihatan sangat mengganggu
  • Traumatika -> terjadi akibat adanya trauma pada mata (trauma tumpul, radiasi ion, dll)
  • Sekunder -> berhubungan dengan penyakit sistemik (diabetes, hipokalsemia) ataupun riwayat penggunaan obat-obatan (steroid)

 

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala katarak, meliputi:

  • Penglihatan kaur, ciri khasnya adalah seperti melihat dari balik airterjun atau kabut putih
  • Penglihatan ganda
  • Silau
  • Penglihatan semakin blur, walaupun sudah berganti-ganti ukuran kacamata

 

TATALAKSANA

  • Penatalaksanaan katarak -> tindakan pembedahan
  • Dilakukan pembedahan ICCE atau ECCE

 

PENCEGAHAN

  • Makan makanan yg mengandung vitamin e dan c dapat memperlambat terjadinya katarak
  • Penggunaan kacamata frame atau topi bulat dapat mengurangi paparan dari sinar UV yang masuk ke mata

 

KOMPLIKASI

  • Pre operatif
    • Glaukoma fakomorfik
    • Glaukoma fakolitik
  • Intra Operatif
    • Hifema
    • Iridodialisis
    • Pendarahan ekspulsif
    • Prolaps korpus vitreus
  • Post Operatif
    • Hifema
    • Prolaps iris
    • Endoftalmitis
    • Edema kornea
    • Glaukoma sekunder

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


kulit-lansia.jpg
02/Oct/2024

Indah Purnamasari, Sp.D.V.E; M.Ked.Klin

 

Seiring bertambahnya usia dan memasuki lanjut usia (lansia), kita dihadapkan pada berbagai tantangan masalah kesehatan. Diantaranya adalah keluhan nyeri sendi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, katarak dan gangguan pendengaran; tak terkecuali kesehatan kulit pada lansia juga harus diperhatikan.

Proses penuaan adalah proses biologi yang dinamis yang pasti akan terjadi pada semua orang tak terkecuali disertai penurunan secara progresif dari fungsi dan kemampuan perbaikan dari organ (termasuk kulit). Penuaan yang baik adalah penuaan yang dapat dijalani dengan sukses dan bahagia Successfully Aging Elderly (SAE). Menurut World Health Organization (WHO) Batas usia lanjut atau tua adalah 65 tahun, namun batas ini turun menjadi usia 60 tahun di negara berkembang. Istilah ‘tua’ dibagi menjadi beberapa periode, yaitu older (≥ 60-65 tahun), very old (80-85  tahun)  dan  oldest old (≥ 85 tahun).

Penuaan kulit secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni penuaan intrinsik atau penuaan kronologis terkait dengan semakin bertambahnya usia dan penuaan ekstrinsik yang terkait dengan paparan faktor-faktor luar.

Penuaan intrinsik terjadi akibat proses penuaan yang normal dan terjadi pada semua individu. Penuaan instrinsik dipengaruhi oleh bertambahnya usia, ras, jenis kelamin, gen, hormon, dan sebagainya. Perubahan klinis pada penuaan intrinsik dapat dilihat pada kulit yang tidak terpapar sinar matahari secara langsung, Perubahan yang terjadi berupa penurunan fungsi sawar kulit, melambatnya turnover sel epidermis, serta vaskularisasi pada lapisan kulit berkurang, sehingga kulit menjadi atrofi. Sel yang paling terpengaruh adalah keratinosit dan fibroblas, yang mengalami penurunan jumlah. Selain itu, jumlah sel fibroblas, kolagen, serabut elastik, menurun pada lapisan dermis; berkurangnya jumlah folikel rambut, produksi sebum, kemampuan stratum korneum untuk mengikat air; sehingga menyebabkan kulit menjadi kering. Manifestasi klinis akibat penuaan intrinsik meliputi kulit kering, menipis, rapuh, muncul kerutan halus, warna kulit tampak transparan, kadang muncul seboroik/keratosis, milia, dan beberapa tumor jinak lainnya.

Penuaan kulit ekstrinsik atau photoaging merupakan proses penuaan yang terjadi lebih cepat akibat faktor eksternal, seperti pajanan sinar matahari kronis, polusi udara, rokok, alkohol, dan nutrisi yang buruk. Perubahan-perubahan pada kulit akibat penuaan ekstrinsik ini dapat terjadi

bahkan sebelum terjadinya proses penuaan intrinsik. Perubahan pada lapisan epidermis berupa peningkatan pigmentasi (misalnya lentigines atau hiperpigmentasi yang disertai atrofi), hiperkeratosis, elastosis dan basophilic appearance collagen yang menggantikan serabut kolagen. Penuaan ekstrinsik (photoaging) menimbulkan gejala klinis berupa kulit yang menebal dan teraba kasar, kerut dalam, banyak didapatkan pelebaran pembuluh darah kecil pada permukaan kulit/teleangiektasis, perdarahan didalam kulit/ekimosis, keratosis seboroik, bercak-bercak kecoklatan dikulit/lentigo, kulit kering/xerosis, warna kulit yang tidak merata, serta peningkatan jumlah lesi premaligna atau jinak.

Gambar 1. Perbedaan anatomi kulit dewasa dan lansia

PERMASALAHAN KULIT PADA LANSIA

Permasalahan kulit pada lansia sering tidak dikeluhkan sehingga tidak terlapor oleh pasien. Permasalahan kulit yang terabaikan akan menjadi masalah pada penurunan kualitas hidup kelompok lansia. Permasalahan kulit tersering pada lansia adalah kulit kering, gatal, bercak merah, maupun perih. Adanya berbagai keluhan pada penyakit kulit dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi pada kulit, akibat penyakit kulit yang mendasari maupun keluhan subyektif yang menyertainya.

Kulit kering atau xerosis kutis merupakan masalah yang paling sering pada lansia, dan menjadi penyebab tersering keluhan gatal pada lansia. Kulit kering adalah kondisi kulit yang mengalami kekurangan kandungan air pada lapisan kulit. Kondisi tersebut terjadi akibat menurunnya aktivitas kelenjar keringat, kelenjar minyak, gangguan produksi filaggrin, serta menurunnya jumlah pelembap alami kulit natural moisturizing factor (NMF) atau kondisi penyakit lainnya (gagal ginjal kronik, penyakit hati, aterosklerosis tungkai bawah, penyakit

 

autoimun, hepatitis C, defisiensi nutrisi (terutama zink dan asam lemak esensial), penyakit tiroid, gangguan neurologis (keringat berkurang). Faktor lingkungan juga berperan seperti musim dingin, penggunaan air conditioning (AC) dan kelembaban udara rendah di lingkungan yang panas, penggunaan sabun yang tidak tepat atau air yang terlalu panas untuk mandi, atau penggunaan bedak berlebihan yang merupakan bahan pengering untuk kulit kering.

Kulit kering terjadi terutama pada ekstremitas dengan gambaran klinis kulit kasar, bersisik, gatal, kemerahan, hingga kulit pecah-pecah. Apabila kulit yang gatal dan kering digaruk, akan rentan terjadi perlukaan atau infeksi kuman pada kulit. Oleh karena itu, lansia membutuhkan perawatan kulit dasar untuk sehari-hari.

Gambar 2. Gambaran kulit kering / xerosis kutis

(a) Kulit kasar dan bersisik; (b) keriput disertai sisik tipis; (c) eritema;

(d) sisik kasar dan retak-retak

Perawatan kulit pada lansia membutuhkan perhatian khusus, karena pada lansia sering mengalami lebih dari satu penyakit. Perawatan kulit lansia meliputi membersihkan kulit, mempertahankan hidrasi dan kelembaban kulit, melindungi kulit dan mencegah kerusakan kulit. Berikut hal-hal yang dapat diperhatikan pada perawatan kulit lansia:

  • Mencegah kerusakan kulit
    • Hindari kontak dengan bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau alergi
    • Pada lansia yang sering tirah baring membutuhkan perubahan posisi miring kanan-kiri setiap 2 jam untuk menghindari luka atau infeksi diarea bokong
    • Mengeringkan kulit setelah dibersihkan dengan kain flannel atau handuk dengan menepuk untuk mencegah perlukaan atau maserasi
  • Membersihkan kulit
    • Mencuci kulit dengan air dan sabun dengan pH netral, tidak mengandung pewangi dan alkohol
    • Apabila menggunakan air hangat untuk membersihkan kulit, cukup selama 10 menit
  • Mempertahankan hidrasi dan kelembaban kulit
    • Gunakan pelembab segera setelah mandi
    • Gunakan pelembab dengan bahan oklusif/humektan /emolien atau kombinasi; bersifat hipoalergik dan non parfum
    • Perhatikan kebutuhan cairan tubuh
  • Melindungi kulit
    • Menghindari pajanan matahari dengan sinar ultraviolet B tertinggi, yaitu pada pukul 10 pagi sampai 2 siang.
    • Gunakan proteksi fisik seperti topi, kacamata hitam atau pakaian tertutup
    • Gunakan tabir surya berspektrum luas, minimal dengan sun protection factor (SPF) 30 dan berspektrum luas
    • Gunakan tabir surya baik didalam ruangan atau diluar ruangan
    • Gunakan tabir surya minimal 30 menit sebelum terpapar sinar matahari dan sebaiknya diulang tiap 2-4 jam terutama apabila diluar ruangan.
    • Gunakan tabir surya pada seluruh permukaan kulit yang terpapar sinar matahari, termasuk bibir

Faktor nutrisi juga sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit lansia antara lain:

  1. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralisir radikal bebas sehingga mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kanker dan lainnya. Antioksidan dapat ditemukan pada vitamin, mineral dan astaxanthin.
  2. Vitamin Vitamin A dapat meningkatkan produksi kolagen sehingga mengurangi munculnya kerutan halus. Vitamin A dapat kita peroleh dari telur, susu, keju, ubi, sereal, wortel, brokoli dan mangga.
  3. Vitamin Vitamin C dapat meningkatkan produksi kolagen sehingga meningkatkan elastisitas dan kekencangan kulit. Vitamin C dapat diperoleh dari buah jeruk, nanas, stroberi, mangga, paprika, tomat dan sayuran hijau.
  4. Vitamin D. Vitamin D mempercepat penyembuhan luka, mendukung sistem kekebalan kulit, dan melindungi terhadap Vitamin D dapat diperoleh dari ikan salmon, tuna, telur, susu, paparan sinar matahari.
  5. Vitamin E. Vitamin E merupakan antioksidan kuat untuk membantu melembapkan kulit, sehingga mengurangi munculnya garis halus dan kerutan. Vitamin E dapat diperoleh dari brokoli, bayam, kacang-kacangan, biji-bijian, mangga, kiwi dan alpukat.
  6. Vitamin Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah, mengurangi memar dan memperkuat dinding pembuluh darah. Vitamin K dapat diperoleh dari sayuran hijau, blueberry, keju, telur dan daging.
  7. Zat besi membantu meningkatkan kekuatan dan elastisitas kulit melalui produksi Zat besi dapat diperoleh dari daging merah, unggas, makanan laut, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
  8. Seng bersifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi reaksi peradangan dan kerusakan akibat radikal Seng dapat diperoleh dari kerang, unggas, kacang-kacangan, gandum dan sereal.
  9. Tembaga memberi kekuatan dan elastisitas kulit, sehingga menjaga kulit tetap kencang dan kenyal. Tembaga dapat diperoleh dari kerang, kacang-kacangan dan biji-bijian.
  10. Astaxanthin berfungsi melindungi sel dari kerusakan dan meningkatkan fungsi serta sistem kekebalan tubuh.

Uraian diatas dapat membantu dalam perawatan kulit lansia. Mari bersama merawat kulit lansia agar terus terjaga kesehatannya. Seperti pepatah, usia hanyalah angka. Lansia pun berhak atas kulit yang sehat dan hidup yang berkualitas.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


softlens.jpg
30/Sep/2024

“Dok, mata saya kemerahan setelah seharian memakai softlens kemarin.”

Keluhan ini sering disampaikan oleh pasien, baik yang sudah biasa menggunakan softlens maupun yang baru pertama kali mencobanya. Berbagai alasan mendorong seseorang untuk memakai softlens, seperti untuk menggantikan kacamata, mengikuti tren, atau untuk meningkatkan penampilan, misalnya saat mengenakan busana tradisional atau tampil di depan umum.

Salah satu penyebab utama mata kemerahan ketika memakai softlens adalah penggunaan yang terlalu lama. Jika lensa kontak dibiarkan terlalu lama di mata, mata akan kekurangan kelembapan dan oksigen. Akibatnya, mata akan menyerap lapisan air mata dan menyebabkan mata menjadi kering. Kondisi ini bila dibiarkan terlalu lama akan disertai rasa perih, terbakar, ketidaknyamanan saat mata terbuka dan akan menyebabkan infeksi pada mata. Infeksi akibat penggunaan softlens yang kurang tepat dapat melukai kornea. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri atau jamur dan sering disertai gejala seperti penglihatan kabur, mata berair, dan banyak kotoran mata yang membuat penderita sulit membuka mata. Selain itu, mata kemerahan juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi terhadap bahan lensa kontak atau iritasi dari lingkungan luar. 

Untuk mengatasi mata kemerahan akibat penggunaan softlens, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Segera cuci tangan dan lepaskan softlens, cuci softlens dengan cairan pembersih khusus softlens kemudian simpan di tempatnya.
  2. Berhenti memakai softlens untuk sementara waktu.
  3. Jangan mencuci mata dengan air biasa atau air yang tidak bersih. Iritasi atau luka pada mata bisa menyebabkan infeksi.
  4. Hindari menggunakan obat tetes mata sembarangan. Konsultasikan dengan dokter atau fasilitas kesehatan untuk mendapatkan obat yang sesuai.
  5. Hindari mengucek mata atau mengusapnya dengan tisu atau saputangan.

Untuk mencegah infeksi mata akibat penggunaan softlens 

  1. Cuci tangan sebelum memegang softlens, cuci dengan air bersih dan sabun cuci tangan tanpa pewangi atau detergen berlebihan
  2. Sebelum memakai softlens ke mata cuci softlens dengan cairan pembersih khusus
  3. Pasang softlens yang sudah dicuci
  4. Gunakan softlens maksimal 7-8 jam perhari, dan selama memakai softlens tetap beri tetes pelembab mata setiap 2-3 jam sekali atau setiap mata terasa kering
  5. Cuci tangan sebelum melepas softlens dari mata, cuci dengan air bersih dan sabun cuci tangan tanpa pewangi atau detergen berlebihan
  6. Cuci softlens dengan cairan pembersih khusus sebelum dimasukan kembali ke tempat softlens
  7. Ganti air rendam softlens setiap hari apabila softlens tidak dipakai
  8. Ganti tempat softlens tiap 3 bulan sekali.

Sumber : Kemenkes RI dan dr. Kiajeng, Sp.M

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505
  • 082133222246 / 47 (customer care)

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


rsi lam putih

Kesembuhan datang dari Allah, keselamatan dan kepuasan pasien tanggung jawab kami

CopyRight, 2025. Yayasan RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA | Managed by Markbro

WeCreativez WhatsApp Support
Tim Customer Care Kami. Siap membantu!
Assalamu'alaikum, Apa yang bisa kami bantu?