INFO UNTUK ANDA

artikel-2024-05-16T103437.239.png
16/May/2024

Penyakit Barrett’s Esophagus (BE) adalah ketika sel epitel kerongkongan normal berubah menjadi sel silindris, dengan skuamosa berlapis. Penyakit ini juga dikenal sebagai metaplasia intestinal. Hal ini terjadi karena terpapar asam lambung selama beberapa waktu. Namanya diambil dari Norman Barrett, seorang ahli bedah Inggris yang melaporkan penyakit tersebut pada tahun 1950. Perlu diketahui bahwa longgarnya katup LES dapat menyebabkan kerongkongan terpapar asam lambung. Oleh karena itu, mudah dipahami bahwa kerongkongan barett dapat muncul pada pasien GERD, terutama mereka yang menderita penyakit ini selama lebih dari lima tahun. Menurut literatur kedokteran, ada kemungkinan 10–15 persen pasien dengan GERD mengalami BE.

Gejala GERD yang lama (lebih dari 5 tahun), usia lebih dari 50 tahun, jenis kelamin pria, merokok, obesitas, dan ras Kaukasia adalah semua faktor risiko yang dapat menyebabkan BE. Mulut dan lambung terhubung melalui saluran yang disebut esofagus. Lower Esophageal Sphincter (LES) terletak di bagian bawah kerongkongan. Ini adalah sfingter, atau otot khusus yang dapat membuka dan menutup untuk mencegah refluks asam lambung atau masuknya makanan, minuman, dan asam lambung ke kerongkongan. Jika sfingter lemah, seperti yang terjadi karena penyakit refluks gastroesophageal (GERD), asam lambung akan terus naik ke kerongkongan dan akhirnya merusak lapisan kerongkongan, yang menyebabkan Barrett

 

Penyebab Barrett’s Esophagus

Barrett’s esophagus tidak disebabkan oleh sesuatu, tetapi penyakit asam lambung kronik (GERD) adalah kondisi di mana otot kerongkongan bagian bawah melemah sehingga asam lambung naik terus-menerus ke kerongkongan. Namun, tidak semua penderita GERD mengalami Barrett’s esophagus karena GERD, dan tidak semua Barrett’s esophagus terjadi sebagai akibat dari GERD.

 

Faktor Risiko Barrett’s Esophagus

Barrett’s esophagus lebih mungkin terjadi pada orang dengan kondisi berikut, selain penderita GERD kronis:

  • Berusia di atas lima puluh tahun.
  • Kelamin laki-laki.
  • Berlebihan berat badan atau obesitas
  • Merokok secara teratur atau pernah merokok secara aktif.
  • Mengalami gastritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori.
  • Memiliki anggota keluarga yang mengalami kanker esofagus atau Barrett’s esophagus.

 

Gejala Barrett’s Esophagus

Meskipun esofagus Barrett tidak menunjukkan gejala khusus, peningkatan asam lambung dapat menyebabkan beberapa gejala berikut:

  • Rasa terbakar di dada
  • Rasa asam di mulut
  • Bau mulut, atau halitosis.
  • Sulit untuk menelan
  • Sepertinya ada makanan yang mengganjal di kerongkongan.
  • Sakit kerongkongan
  • Mual dan muntah
  • Menurunkan berat badan.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-15T094418.527.png
15/May/2024

Jika masyarakat tidak tahu tentang penyakit radang usus, yang juga dikenal sebagai penyakit usus radang, penanganan penderita akan terlambat, menyebabkan kondisi mereka menjadi lebih buruk. Reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap saluran pencernaan adalah penyebab penyakit idiopatik yang dikenal sebagai radang usus. Diare, nyeri perut, dan penurunan berat badan adalah beberapa gejala radang usus. Melalui simbiosis mikroba, lingkungan usus yang sehat dapat membantu meningkatkan pencernaan makanan dan mempengaruhi mukosa sistem kekebalan tubuh.

Dianggap sebagai salah satu faktor pendorong utama peningkatan prevalensi penyakit radang usus (IBD) di negara-negara barat adalah perubahan faktor lingkungan, khususnya gaya hidup yang dipengaruhi oleh gaya hidup Barat, terutama perubahan pada pola makan. Pola makan ini melibatkan peningkatan jumlah protein dan lemak (tak jenuh) sambil mengurangi jumlah buah-buahan, sayuran, dan serat. “Westernisasi” kebiasaan makan di negara-negara berkembang sebanding dengan peningkatan kasus IBD di seluruh dunia.

 

Tipe Penyakit Radang Usus

  • Kolitis ulseratif
    Kolitis ulseratif (KU) adalah peradangan yang terjadi di usus besar. KU dibedakan menurut lokasi, luas, dan intensitas peradangan. 

    • Inflamasi yang terbatas pada rektum disebut proktitis ulseratif.
    • Inflamasi yang terjadi pada rektum dan kolon sigmoid disebut proktosigmoiditis.
    • Infeksi yang menyerang seluruh kolon disebut kolonitis.
    • Inflamasi yang dikenal sebagai kolitis sisi kiri dimulai dari rektum dan menyebar ke kolon sigmoid dan kolon desendens.
    • Pankolitis berat adalah kolitis fulminan.
  • Penyakit Crohn (CD)
    Salah satu area dari saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga dubur, dapat terkena penyakit Crohn.
  • Kolitis Kolagen
    Adanya kumpulan kolagen yang tebal dan tidak elastis di bawah lapisan usus besar adalah tanda peradangan yang dikenal sebagai kolitis kolagen.
  • Limfosit Kolitis
    Kondisi di mana sel-sel darah putih (limfosit) meningkat dalam jaringan usus besar disebut kolitis limfositik. Penyakit ini menyebabkan diare yang berair, tetapi tidak berdarah.

 

Penyebab dan Tanda Radang Usus

Radang usus dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk pola makan yang terlalu banyak mengandung cabai atau makanan pedas, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, masalah dengan sistem kekebalan tubuh, dan stres yang berlebihan. Penderita tampak cukup pucat, kehilangan berat badan, lelah, kehilangan nafsu makan, diare, atau mengalami pendarahan saat buang air besar. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk segera berobat agar kita dapat menghindari komplikasi yang lebih parah seperti anemia atau rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Ada juga pasien yang mengalami bisul di lidah dan bibir mereka.

 

Pencegahan Radang Usus

Untuk menjaga sistem pencernaan Anda tetap sehat, sangat penting untuk mengonsumsi makanan yang seimbang. Masalah radang usus atau peradangan dapat dihindari dengan makan buah-buahan dan sayuran hijau serta minum air putih yang cukup. Atas rekomendasi dokter, sistem kekebalan tubuh dapat dipulihkan melalui penggunaan berbagai jenis obat, termasuk “hidrokortison succinite” dan “kortikosteroid”, yang berfungsi untuk menghilangkan dan meredakan peradangan.

Dokter pasien juga meminta mereka mengonsumsi zat besi seperti “asam folat” jika mereka menderita kekurangan darah. Jangka waktu pemulihan dan pemulihan juga bergantung pada tingkat kesehatan pasien, dan mungkin cukup lama. Singkatnya, mengikuti kebiasaan makan yang seimbang dan bergizi dapat membantu kita menghindari penyakit radang usus. Selain itu, meluangkan waktu untuk rekreasi dan berolahraga setiap hari juga dapat membantu mengurangi stres. Hal ini dapat membantu kita menghindari makan berlebihan yang pada akhirnya berbahaya bagi kesehatan kita.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-14T092116.829.png
14/May/2024

Pneumokoniosis pekerja batubara (CWP), atau penyakit paru-paru hitam, adalah penyakit akibat kerja yang kini meningkat baik dalam insiden maupun prevalensi di Amerika Serikat. Pekerja yang langsung terpapar batu bara di tambang batu bara biasanya menderita penyakit paru-paru hitam. Partikel debu batu bara akan mengendap di paru-paru dan menyebabkan peradangan dan jaringan parut. Karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan, pengobatan berpusat pada gejala dan mencegah kerusakan paru-paru yang lebih parah. Jika kondisinya parah, transplantasi paru-paru mungkin dipertimbangkan. Pencegahan adalah penting, dan individu yang terpapar harus dipantau secara rutin. Meskipun penyakit paru-paru hitam merupakan kondisi yang tidak dapat pulih, gejalanya seringkali baru muncul bertahun-tahun setelah terkena debu batu bara.

Terdapat dua jenis penyakit paru-paru hitam: penyakit paru-paru hitam sederhana dan penyakit paru-paru rumit. Jaringan parut yang terbentuk di paru-paru jenis ini masih kecil dan tidak menimbulkan gejala. Kondisi ini biasanya ditemukan saat pekerja menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Di sisi lain, dalam kasus kompleks penyakit paru-paru hitam, jaringan parut yang terbentuk di paru-paru sudah meluas, dan gejalanya sudah jelas dan mengganggu. Untuk mencegah kerusakan paru-paru yang lebih parah, penyakit paru-paru hitam, baik yang sederhana maupun kompleks, harus dirawat dan dipantau secara rutin.

 

Penyebab Black Lung Disease

Pengendapan debu batu bara di dalam paru-paru menyebabkan penyakit paru-paru hitam atau pneumoniocosis pekerja batu bara. Karbon dan kadang-kadang silika ditemukan dalam debu batu bara. Tubuh akan menganggap partikel ini sebagai benda asing setelah mereka masuk dan mengendap di paru-paru.

Tubuh akan menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi dan mengeluarkan benda asing. Respon ini menyebabkan peradangan di paru-paru dan akhirnya fibrosis. Debu batu bara yang sudah mengendap di dalam paru-paru tidak dapat dihilangkan, jadi semakin lama seseorang bekerja dengan batu bara, semakin banyak debu yang menumpuk di paru-parunya.

 

Gejala Black Lung Disease

Meskipun jaringan parut telah terbentuk di paru-paru pada tahap awal penyakit paru-paru, penderita penyakit paru-paru hitam mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, jika jaringan parut meluas, penderita penyakit paru-paru hitam dapat mengalami beberapa gejala berikut:

  • Sakit di dada
  • Ada sensasi seperti dada terikat.
  • Sesak dada
  • Bahkan dalam aktivitas yang biasanya tidak membuat lelah, Anda mudah lelah.
  • Batuk ringan
  • Batuk dengan lendir kehitaman

 

Pemeriksaan Black Lung Disease

Dokter akan memeriksa pasien melalui wawancara dan pemeriksaan fisik, termasuk menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara napas, untuk memastikan diagnosis:

  • Tanda-tanda peradangan paru-paru yang khas dari penyakit paru-paru hitam dapat ditemukan dengan melakukan foto rontgen dada atau scan CT.
  • Tes fungsi paru dilakukan untuk mengukur kemampuan paru-paru untuk melakukan pernapasan.
  • Jika gejala menjadi lebih parah, lakukan analisis gas darah untuk mengetahui tingkat oksigen dalam darah.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-11T111426.557.png
11/May/2024

Karena penderita hipertensi seringkali tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit ini, hipertensi juga disebut sebagai “Silent Killer Disease”. Data yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sebanyak 1,28 milyar orang dewasa berusia 30 hingga 79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi, dan sebanyak 46% dari mereka tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi adalah penyebab utama kematian dini di dunia.

Agar hipertensi tidak semakin parah dan menimbulkan komplikasi penyakit lainnya, penyakit ini harus segera diobati. Memodifikasi gaya hidup, terutama olahraga, adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah ini. Banyak jenis olahraga yang membantu mengurangi tekanan darah tinggi, tetapi senam yoga adalah salah satu yang paling tidak diketahui orang di Indonesia. Hipertensi dan tekanan darah dapat dikurangi dengan yoga.

 

Manfaat Yoga Bagi Pengidap Hipertensi

Studi oleh Mooventhan dan Nivethitha menunjukkan bahwa senaman yoga dapat menurunkan tekanan darah. Latihan yoga selama dua minggu (dua jam setiap hari dan lima hari seminggu) menurunkan risiko penyakit kardiovaskular secara signifikan. Yoga, yang merupakan bentuk olahraga yang menggabungkan gerakan fisik dan meditasi dengan tujuan meningkatkan fleksibilitas dan konsentrasi fisik, dapat menawarkan berbagai manfaat, khususnya bagi penderita hipertensi.

Beberapa keuntungan antara lain:

  • Memfasilitasi aliran darah ke seluruh tubuh
  • Teknik pernafasan, pengendalian emosi, dan pelepasan hormon endorfin dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
  • Meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot terutama otot yang terletak di pembuluh darah, yang membantu menurunkan tekanan darah
  • Mengurangi berat badan dengan latihan kekuatan fisik

 

Tips Agar Mendapat Manfaat Yoga Sepenuhnya

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar manfaat yoga benar-benar dirasakan, yaitu:

  • Memilih gaya yoga yang tepat
    Berbagai jenis yoga tersedia, termasuk hatha, vinyasa, dan bikram yoga, tetapi yang lebih ringan seperti hatha atau vinyasa yoga lebih baik untuk penderita hipertensi.
  • Mengatur waktu yoga
    Sangat penting untuk mengetahui berapa lama Anda melakukan yoga agar hasilnya optimal. Namun, orang dengan hipertensi tidak boleh melakukan yoga terlalu lama.
  • Konsultasikan dengan dokter Anda
    Jika Anda memiliki hipertensi, Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum melakukan yoga. Dokter Anda akan merekomendasikan jenis, waktu, dan intensitas senam yang tepat untuk Anda.

Meskipun senam yoga memiliki banyak manfaat bagi penderita hipertensi, Anda harus tetap berkonsultasi dengan dokter Anda atau profesional medis lainnya. Setiap orang memiliki kebutuhan latihan dan pendekatan yang disesuaikan untuk mencapai hasil terbaik.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-08T110206.483.png
08/May/2024

Salah satu istilah untuk berfikir yang berlebihan adalah overthinking. Ini didasarkan pada kata-kata “over”, yang berarti “berlebihan” dan “thingking”, yang berarti “berfikir”. Oleh karena itu, overthinking adalah perilaku berfikir yang berlebihan sebagai reaksi terhadap berbagai situasi. Overthinking terdiri dari ingatan yang berkaitan dengan masa lalu, bayangan tentang peristiwa yang menyedihkan di masa lalu, kesalahan yang telah dipersalahkan, dan kecemasan tentang hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan.

Salah satu jenis gangguan mental atau gangguan psikologis adalah overthinking, yang memiliki gejala yang terkait dengan psikologi, seperti cemas, ketakutan, terlalu banyak pertimbangan sehingga merasa bimbang, dan banyak pikiran negatif yang muncul sehingga mencoba menjustifikasi sesuatu, yang menyebabkan orang bingung, terpuruk, depresi, dan menutup diri. Orang yang selalu berpikir terlalu banyak bisa sulit untuk bertindak karena overthinking tidak hanya membuang waktu tetapi juga menguras energi. Hal ini dapat menyebabkan kita mengalami kecemasan atau terjebak dalam gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan sangat nyata dan serius, seperti penyakit jantung dan diabetes.

Seseorang yang mengalami kecemasan karena overthinking biasanya merasa tertekan dan perlu melakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Jika tidak ada orang yang memperhatikan mereka, mereka akan merasa ditinggalkan dan semuanya akan menjadi lebih buruk. Karena terlalu banyak berpikir dapat menyebabkan penilaian diri yang salah dan stres, yang tanpa disadari dapat menyebabkan masalah. Ini pasti berdampak pada kesehatan, produktivitas, dan kreativitas.

 

Faktor Penyebab Overthinking

Terlalu banyak berpikir dapat disebabkan oleh banyak hal. Ini bisa karena masalah keluarga, hubungan, pekerjaan, studi, tekanan, dan lain-lain. Kesedihan dan pikiran negatif yang berkelanjutan lebih mungkin terjadi pada orang yang berlebihan berpikir, yang menyebabkan mereka tidak dapat berdamai dengan diri mereka sendiri. Yang lebih buruk adalah ketika orang tidak menyadari bahayanya karena terlalu banyak berpikir.

Kebanyakan orang hanya merasa bahwa mereka telah mencapai kemajuan dalam memikirkan sesuatu sambil merenungkannya terus-menerus. Pada kenyataannya, mereka hanya menyerap pemikiran negatif yang muncul dan membangun perspektif pesimis tentang masalah yang sedang dipikirkan. Oleh karena itu, setiap orang harus dapat mengendalikan pikiran mereka untuk menghindari berpikir terlalu banyak. Ini akan membantu mereka menghindari kecemasan yang disebabkan oleh pikiran yang berlebihan. Overthinking juga dapat menyebabkan hal-hal berikut:

  • Perasaan takut akan kegagalan
  • Terlalu berhati-hati
  • Kurangnya keyakinan diri
  • Traumatik
  • Ketidakjelasan
  • Mental yang negatif
  • Khawatir dengan opini orang lain
  • Stres social

Penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan overthinking serta metode untuk mengatasi masalah ini. Dengan bantuan profesional, seperti terapis atau konselor, orang dapat mengatasi pola piker negatif dan membuat strategi untuk menangani ketidakpastian dalam hidup mereka dengan lebih baik.

 

Efek Overthinking

Kebanyakan masalah overthinking yang dihadapi oleh masyarakat ini disebabkan oleh rasa khawatir karena sebagian orang dalam masyarakat sering berpikir tentang hal-hal yang negatif, yang menyebabkan mereka mengalami overthinking. Banyak orang dalam masyarakat mengatakan bahwa keadaan overthinking ini juga dapat terjadi karena faktor pemicu dari lingkungan sekitar mereka. Berpikir terlalu banyak dapat menyebabkan hal-hal berikut:

  • Stres dan kecemasan jangka panjang
  • Sulit tidur
  • Gangguan perasaan
  • Ketidakmampuan untuk membuat keputusan
  • Pembelajaran tentang produktivitas

 

Tips Mengurangi Overthinking

Untuk meredakan kecemasan yang dialami seseorang, mereka dapat merasa nyaman sehingga mereka dapat menjadi orang yang sehat dengan pikiran yang positif. Orang yang sehat adalah orang yang belajar menghadapi dunia dengan cara yang sehat dan produktif sehingga mereka dapat berkembang secara pribadi dan merasa lebih tenang dengan cara berpikir yang positif. Ada beberapa metode untuk mengurangi pola pikir yang tidak sehat dan mengatasinya:

  • Meluangkan waktu untuk diri sendiri dan menemukan arti dari pengalaman Anda.
  • Mengalihkan pikiran negatif dengan memikirkan hal-hal yang menyenangkan.
  • Membuat rencana untuk 15 hingga 30 menit untuk tidak melakukan apa pun atau untuk meditasi setiap hari.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-07T135318.752.png
07/May/2024

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah kondisi perilaku tidak normal yang bisa terjadi pada anak-anak, yang ditandai dengan aktivitas yang berlebihan atau biasa disebut hiperaktif. Anak-anak dengan ADHD juga cenderung memiliki konsentrasi yang rendah. Anak-anak yang didiagnosis dengan ADHD juga sering beraktivitas secara tiba-tiba atau implusif. Anak-anak dengan ADHD sering bergerak, berbicara tanpa henti, mengetuk-ketukan jari, menggoyangkan kaki, dan mendorong tubuh anak lain tanpa alasan. Anak-anak dengan ADHD juga mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi pada hal-hal yang sedang mereka lakukan pada waktu yang tepat.

Gangguan ini minimal terjadi dalam dua keadaan, yaitu di sekolah dan di rumah. ADHD dapat ditemukan di mana pun Anda berada dalam hidup Anda, mulai dari anak-anak hingga remaja dan dewasa. Selain itu, gangguan ini dapat meningkatkan kemungkinan kegagalan sekolah, penolakan teman sebaya, konflik dalam keluarga, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, perilaku menentang, prestasi kinerja yang buruk, depresi, dan resiko bunuh diri.

 

Ciri-ciri Pengidap ADHD

  • Gagal untuk focus
    Individu mudah teralihkan oleh rangsangan yang diterima oleh alat inderanya atau oleh perasaan yang muncul pada saat itu. Akibatnya, mereka hanya dapat mempertahankan suatu aktivitas atau tugas dalam jangka waktu yang singkat, yang berdampak pada proses penerimaan informasi dari lingkungannya.
  • Gagal dalam mengendalikan diri
    Tindakan tanpa pemikiran menunjukkan gangguan ini. Perasaan mereka membuat mereka sangat cepat bertindak. Sulit untuk menentukan kegiatan mana yang harus diprioritaskan dan sulit untuk mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku apa yang akan ditunjukkan. Hal ini biasanya berdampak pada kedua orang dan lingkungan sekitar mereka.
  • Stres akibat terlalu banyak aktivitas
    Ini dapat terlihat sejak bayi, dengan banyak gerakan dan sulit ditenangkan. Perilaku hiperaktif tampaknya tidak bertujuan dibandingkan dengan orang yang aktif tapi produktif. Mereka tidak dapat membedakan gerakan yang penting dan tidak penting karena mereka tidak mampu mengontrol dan melakukan koordinasi aktivitas motoriknya. Mereka mampu melakukan gerakan-gerakan ini terus-menerus tanpa lelah.

 

Faktor Pemicu ADHD

  • Faktor keturunan
    hubungan antara ADHD dan salah satu jenis gen reseptor dopamine, yang dikenal sebagai DRD4, yang memiliki bentuk seven-repeat. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam menimbulkan gejala perilaku ADHD adalah penurunan aktivitas dopaminergik. Selain itu, ditemukan bahwa jika orang tua memiliki ADHD, anak-anaknya memiliki resiko sebesar 60% untuk mengalaminya. Demikian pula, penelitian tentang anak kembar menunjukkan bahwa jika salah satu anak kembar mengalami ADHD, 70-80% dari anak kembar lainnya juga akan mengalami kondisi tersebut.
  • Kondisi Neurobiologis
    Studi neuroimaging (visualisasi otak) menggunakan MRI menemukan bahwa anak-anak dengan ADHD memiliki korteks prefrontal kanan yang lebih kecil dibandingkan anak-anak yang tidak memiliki ADHD. Mereka juga menunjukkan ketidaknormalan struktural di berbagai bagian basal ganglia. Ketidaknormalan struktur ini hanya terlihat pada anak-anak ADHD pada pasangan kembar identik, di mana hanya salah satu anak mengalami ADHD.
  • Diet, Makanan Alergi, dan Zat Timah
    Tidak hanya gula yang menyebabkan hiperaktivitas, tetapi zat-zat yang ditambahkan ke dalam masakan dan paparan terhadap zat timah juga tidak memiliki efek yang signifikan.
  • Faktor Sebelum Kehamilan
    Tidak ada hubungan langsung antara kondisi ibu selama hamil dan perkembangan ADHD pada bayi. Namun, makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil dan gaya hidupnya jelas akan mempengaruhi perkembangan janin, termasuk perkembangan sistem neurologis, jaringan otak, dan kondisi fisik.

 

Pengobatan ADHD

  • Penyediaan Obat
    Obat untuk anak ADHD harus diberikan; obat ini tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan ADHD, tetapi bertujuan untuk mengurangi gejala ADHD yang muncul. Semakin banyak bukti bahwa gejala ADHD biasanya tidak menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia anak, sehingga pemberian obat tersebut kadang-kadang dilanjutkan hingga remaja dan dewasa.
  • Psikotes
    Psikiater atau psikolog dapat melakukan psikoterapi. Terapi biasanya termasuk pelatihan keterampilan. Beberapa contoh psikoterapi adalah sebagai berikut:

    • Perawatan perilaku
      Untuk membantu anak mengendalikan gejala ADHD mereka, terapi perilaku biasanya digunakan.
    • Instruksi keterampilan social
      Untuk meningkatkan fungsi sosial anak dengan ADHD, pelatihan keterampilan sosial mencakup instruksi, contoh perilaku, permainan peran, dan umpan balik atau penguatan untuk meningkatkan perilaku yang diharapkan.
    • Konselor
      Terapi ini biasanya dilakukan untuk anak-anak yang lebih besar. Anak-anak dengan ADHD diminta untuk berbicara tentang masalah yang mengganggu mereka, mempelajari pola perilaku negatif, dan menemukan cara untuk mengatasi gejala mereka.
    • Pskopendidikan
      Terapi ini dapat digunakan untuk menangani ADHD pada anak-anak yang sudah beranjak remaja. Terapi ini akan membahas ADHD dan dampaknya pada kesehatan dan lingkungan sehingga anak-anak lebih memahami apa yang sedang mereka alami.
    • Pelatihan pengasuh anak
      Orang tua juga harus belajar keterampilan untuk menangani ADHD. Ini akan membantu mereka memahami dan membimbing anak mereka berperilaku dengan benar.
    • Perawatan keluarga
      ADHD memengaruhi anak-anak bukan hanya orang tua, tetapi juga anggota keluarga lainnya, terutama mereka yang tinggal satu rumah. Oleh karena itu, orang tua juga harus dilatih dan diterapi untuk dapat hidup bersama anak-anak dengan ADHD.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-06T101458.082.png
06/May/2024

Jantung adalah bagian tubuh yang sangat penting yang bekerja sepanjang hidup seseorang. Jantung memompa darah ke seluruh tubuh, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup.

Semua orang harus waspada terhadap sakit maag dan serangan jantung karena keduanya memiliki gejala yang mirip. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang sakit maag dan serangan jantung, serta bagaimana mengenali dan membedakan keduanya.

Sakit maag, juga dikenal sebagai dispepsia, adalah penyakit yang disebabkan oleh masalah pada lambung. Rasa tidak nyaman pada perut bagian tengah atas atau di sekitar ulu hati adalah gejala umum sakit maag. Beberapa gejala lain yang sering terjadi adalah perut kembung, mual, sensasi terbakar pada ulu hati, dan cepat kenyang. Penyakit ini biasanya tidak berbahaya, tetapi dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang yang menderitanya.

Mereka yang tidak makan tepat waktu sering mengalami sakit maag. Apakah Anda tahu bahwa sakit maag bukan hanya gejala masalah pencernaan? Penyakit ini juga bisa menjadi salah satu gejala serangan jantung, ternyata.

 

Hubungan Antara Maag Dengan Penyakit Jantung

Penyumbatan pembuluh darah koroner, yang menyuplai darah ke jantung, menyebabkan serangan jantung, atau infark miokard. Ketika pembuluh darah ini tertutup, aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke jantung terhenti. Bisa menyebabkan kematian sel otot jantung jika situasi ini tidak ditangani.

Nyeri di dada sebelah kiri adalah gejala serangan jantung yang paling umum. Nyeri ini, yang seringkali terasa seperti ketiban benda berat, dapat menjalar ke leher, rahang, kedua lengan, atau punggung bagian atas. Biasanya, nyeri ini akan menjadi lebih buruk saat Anda beristirahat. Gejala lain seperti sesak napas, keringat dingin, badan lemas, pusing, dan bahkan pingsan juga dapat menjadi tanda serangan jantung.

 

Gejala Serangan Jantung yang Serupa dengan Sakit Maag

Serangan jantung juga dapat disebabkan oleh beberapa masalah pencernaan. Sakit maag, muntah, mual, dan nyeri ulu hati adalah beberapa gejala yang sering dikaitkan dengan serangan jantung. Gejala tambahan seperti sesak napas, keringat dingin, badan lemas, pusing, dan pingsan seringkali disertai dengan gejala-gejala ini. Wanita lebih rentan mengalami serangan jantung yang ditandai dengan sakit maag, terutama karena perubahan hormon atau gaya hidup yang tidak sehat. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak mengabaikan gejala ini dan segera mendapatkan bantuan medis jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan.

 

Perbedaan Maag dan Serangan Jantung

Meskipun gejala sakit maag dan serangan jantung mirip, ada beberapa hal yang membedakan keduanya:

  • Rasa Nyeri
    Jika Anda mengalami sakit maag karena masalah pencernaan, Anda akan mengalami nyeri setelah makan dan menjadi lebih parah saat berbaring. Nyeri ini biasanya akan berkurang setelah Anda mengambil obat pereda maag. Anda juga mungkin merasa kenyang meskipun hanya makan sedikit. Selain itu, orang yang menderita sakit maag seringkali buang angin atau bersendawa.
    Sebaliknya, serangan jantung ditandai dengan nyeri dada yang terasa seperti ditekan. Nyeri ini dapat menjalar ke leher, rahang, kedua lengan, atau punggung bagian atas. Nyeri dada akibat serangan jantung tidak berhubungan dengan makan atau berkurang setelah mengambil obat pereda maag.
  • Gejala-gejala Penyerta
    Selain nyeri dada, gejala serangan jantung lainnya termasuk sesak napas, keringat dingin, badan terasa lemas, pusing, dan bahkan pingsan. Beberapa penderita juga mengalami mual atau muntah. Gejala-gejala ini seringkali disertai dengan gejala lain yang menunjukkan bahwa ada masalah dengan jantung. Namun, gejala sakit maag biasanya tidak disertai dengan sesak napas, keringat dingin, atau pingsan. Mereka lebih sering mengalami keluhan seperti mual, sendawa, dan perut terasa begah.
  • Saat Gejala Muncul
    Bagaimana gejala muncul adalah perbedaan lain antara sakit maag dan serangan jantung. Sakit maag biasanya menyebabkan nyeri dada beberapa saat setelah makan, atau bahkan jika tidak makan sama sekali. Serangan jantung, di sisi lain, dapat terjadi kapan saja, bahkan saat istirahat atau bahkan saat tidur.
  • Respon terhadap Penggunaan Obat
    Selain itu, respons terhadap obat dapat membantu membedakan antara sakit maag dan serangan jantung. Obat golongan nitrat yang diletakkan di bawah lidah dapat membuat nyeri dada akibat serangan jantung membaik. Jika nyeri dada tidak membaik setelah mengonsumsi obat ini, Anda harus segera periksa ke rumah sakit untuk memantau kondisi jantung Anda.
  • Identitas Penderita
    Karakteristik penderita juga dapat membedakan sakit maag dari serangan jantung. Pasien dengan diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, dan obesitas lebih sering mengalami serangan jantung, sementara ibu hamil, orang dengan kebiasaan makan yang tidak sehat, dan orang yang obesitas lebih sering mengalami sakit maag.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-04T093420.699.png
04/May/2024

Jantung manusia memiliki banyak sistem listrik yang kompleks, yang menyebabkan detak jantung. Sinyal listrik melewati empat ruang jantung: atrium (dua di atas) dan ventrikel (dua di bawah). Denyut jantung, juga dikenal sebagai denyut nadi, adalah ukuran berapa kali jantung berdetak per menit (bpm). Sinyal ini mendorong jantung untuk berdetak dengan ritme yang stabil. Ini sangat bervariasi secara individual dan dapat berubah seiring waktu.

Saat beristirahat, orang dewasa memiliki 60–100 detak jantung per menit, yang merupakan nilai normal. Untuk mengetahui detak jantung normal Anda, duduklah diam selama lima hingga sepuluh menit dan hitung berapa kali jantung Anda berdetak dalam satu menit. Mengetahui detak jantung normal Anda, terutama jika Anda menderita penyakit jantung, dapat membantu Anda meningkatkan kualitas hidup Anda.

Ada banyak variabel yang dapat memengaruhi detak jantung, seperti usia, kesehatan, dan gaya hidup. Ketika jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur, itu disebut aritmia, atau gangguan irama jantung. Ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, pingsan, dan sesak napas karena jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik, yang membuatnya berbahaya.

Sejenis aritmia yang ditandai dengan detak jantung yang lambat, biasanya kurang dari 60 detak per menit, dikenal sebagai bradykardia, dapat menyebabkan gejala seperti pusing, kelelahan, sesak napas, atau bahkan pingsan karena jantung tidak mampu memompa darah dengan cukup banyak selama aktivitas atau olahraga.

Salah satu penyebab bradikardia dapat dikaitkan dengan masalah pada sistem kelistrikan jantung. Masalah pada nodus sinoatrial, yang berfungsi sebagai pacemaker alami jantung, dapat menyebabkan impuls listrik yang lebih lambat, yang pada gilirannya dapat menyebabkan detak jantung yang kurang efisien. Bradikardia juga dapat disebabkan oleh jalur konduksi yang tidak berfungsi atau blok atrioventrikular.

Penyakit jantung bawaan, infeksi jaringan jantung, operasi jantung, hipotiroidisme, kerusakan akibat serangan jantung, dan penggunaan obat-obatan tertentu adalah faktor risiko lain yang dapat memengaruhi sistem kelistrikan jantung.

Atlet, misalnya, mengalami bradycardia, yang dianggap sebagai respons fisiologis terhadap tingkat kebugaran fisik yang tinggi, tidak selalu merupakan masalah kesehatan serius. Bradikardia, atau detak jantung kurang dari 60 denyut per menit, dapat terjadi pada atlet yang berlatih secara teratur dan intensitas tinggi. Adaptasi jantung terhadap latihan aerobik yang rutin dianggap sebagai penyebab fenomena ini.

Peningkatan volume darah yang dipompa jantung dapat dicapai melalui latihan aerobik yang teratur. Dengan kebugaran fisik yang meningkat, jantung atlet dapat memompa darah dengan lebih efisien dan tidak berdetak terlalu cepat saat istirahat. Akibatnya, beban kerja jantung berkurang dan detak jantung menjadi lebih lambat saat istirahat. Latihan rutin juga dapat berdampak pada sistem saraf otonom, yang mengatur detak jantung. Atlet sering mengalami tonus parasimpatis yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan detak jantung lebih lambat.

Dokter biasanya memulai diagnosis bradikardia dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mencatat riwayat kesehatan pasien. Selama pemeriksaan fisik, mereka akan memeriksa detak jantung pasien untuk mengidentifikasi kemungkinan anomali detak jantung. Selain itu, pasien diminta untuk menjelaskan secara detail gejala yang mungkin menunjukkan bradikardia. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) akan dilakukan untuk memastikan apakah ada kecurigaan atau hasil pengukuran jantung yang tidak normal.

Mungkin diperlukan monitor Holter jika ada irama jantung yang tidak normal. Perangkat portabel ini memungkinkan tim medis untuk memantau jantung pasien selama waktu yang lebih lama dan membantu dalam diagnosis gangguan jantung yang tidak normal di luar rumah sakit.

Pilihan tambahan seperti ekokardiografi dapat dipertimbangkan, tergantung pada gejala dan hasil tes diagnostik. Gelombang suara ditransmisikan ke jantung melalui mesin transduser dalam prosedur non-invasif ini, yang menghasilkan gambar visual.

Untuk diagnosis tambahan, pengujian dengan meja tilt dan latihan mungkin diperlukan untuk mengevaluasi hubungan antara detak jantung dan posisi fisik serta pengaruh olahraga terhadap detak jantung. Selain itu, studi elektrofisiologi dapat membantu memahami sistem kelistrikan jantung.

Gagal jantung, sering pingsan, atau sinkop, dan, dalam kasus ekstrem, serangan jantung adalah komplikasi bradikardia yang berbahaya. Pengobatan mungkin tidak diperlukan untuk bradycardia borderline atau sporadis. Beberapa pilihan pengobatan dapat dipertimbangkan untuk kasus yang lebih parah. Misalnya, rejimen pengobatan dapat diubah atau dihentikan jika efek samping dari pengobatan menyebabkan perlambatan detak jantung. Pemasangan alat pacu jantung biasanya dapat mengatur ritme jantung dan mempercepat detak jika diperlukan.

Penting untuk diingat bahwa detak jantung yang lambat tidak selalu merupakan masalah serius, terutama jika terjadi selama 40 hingga 60 detak per menit saat beristirahat. Namun, jika Anda mengalami gejala ini atau detak jantung yang lambat terjadi secara teratur, konsultasikan dengan dokter Anda untuk pemeriksaan tambahan dan perawatan yang sesuai. Jika Anda ingin hidup dengan kualitas terbaik, Anda harus menjaga kesehatan jantung Anda.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-03T143423.575.png
03/May/2024

Antara sepuluh dan dua puluh persen masalah kesehatan mental yang mempengaruhi anak-anak dan remaja di seluruh dunia ada di antaranya kecemasan, depresi, gangguan perilaku, dan gangguan hiperkinetik. Namun, peranakan medis hanya diberikan kepada sekitar sepertiga anak-anak dan remaja dengan penyakit mental akut dan kronis. Layanan kesehatan yang buruk bagi anak-anak sakit jiwa dan keluarganya adalah masalah yang diakui secara global. Alasannya dapat beragam, seperti kekurangan akses ke layanan kesehatan profesional, kekhawatiran mengalami gangguan jiwa dan distigmatisasi, atau keraguan orang tua tentang apakah perubahan perilaku atau suasana hati benar-benar memerlukan perawatan.

Karena sekolah adalah tempat anak-anak dan remaja menghabiskan sebagian besar waktunya, lingkungan sekolah harus memperhatikan perkembangan kesehatan mental anak saat mereka berkembang. Selain itu, lingkungan sekolah mungkin tidak menyenangkan jika dikombinasikan dengan tantangan sosial, tuntutan belajar, dan beban mental yang berlebihan. dan ketegangan batin. Menurut informasi yang dikumpulkan dari 11,1 juta siswa di sekolah umum dan kejuruan di Jerman pada tahun 2014–15, sekitar 1,1 juta siswa, atau 10 persen dari mereka, mengalami masalah kesehatan mental yang memerlukan perawatan. Gangguan hiperkinetik adalah salah satu contoh masalah kesehatan mental.

Gangguan hiperkinetik adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum, dengan prevalensi 1-6%. Gejala utamanya termasuk hiperaktivitas yang diucapkan, gangguan defisit perhatian, dan peningkatan impulsif. Anak-anak dengan gangguan hiperkinetik sering melompat-lompat di kelas, berteriak-teriak, teralihkan perhatian dalam waktu singkat, mengganggu teman sesama siswa, gagal menyerap materi pelajaran, atau terguling-guling di kelas.

4-6% anak-anak mengalami masalah belajar seperti disleksia dan diskalkulia, sementara 4-5% remaja dan anak-anak menderita depresi. Depresi dua kali lebih sering terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Mengalami masalah kesehatan mental meningkatkan kemungkinan mengulang kelas, membolos, dan putus sekolah. Perubahan pada lingkungan sekolah dan penerapan program sekolah untuk menanggulangi masalah kesehatan mental dapat mengurangi kemungkinan berkembangnya masalah kesehatan mental internalisasi atau eksternalisasi.

Anak-anak dengan gangguan hiperkinetik memiliki kemampuan akademik yang sangat terganggu di sekolah. Menurut sebuah meta-analisis yang berfokus pada keberhasilan sekolah anak-anak dan remaja dengan gangguan hiperkinetik, akan ada penurunan yang signifikan dalam keterampilan mengeja, berhitung, dan membaca.

 

Hal yang Bisa Dilakukan Untuk Mengatasi

Melakukan skrining adalah langkah pertama yang dapat dilakukan. Kualitas diagnosis metode skrining stres psikologis termasuk masalah emosional, gangguan defisit perhatian dan hiperaktif, masalah dalam berhubungan dengan teman sebaya, dan perilaku abnormal. Sebuah penelitian yang membandingkan tanggapan guru dan orang tua menunjukkan bahwa guru lebih sering menemukan gangguan hiperkinetik dan orang tua lebih baik menemukan gangguan kecemasan dan depresi. Instrumen skrining dapat berguna untuk mengidentifikasi paparan awal yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental selama ujian masuk sekolah. Untuk pemeriksaan usia 7–8 tahun, area skrining harus diperluas untuk memasukkan gejala stres emosional dan depresi. Dengan cara ini, penyebab stres dini anak-anak, yang kadang-kadang terjadi di sekolah, dapat diidentifikasi dan bantuan dan pengobatan yang diperlukan dapat dimulai segera.

Sangat penting bahwa masalah kesehatan mental diidentifikasi sejak dini dan dikurangi dengan tindakan pencegahan, mengingat tingkat prevalensi masalah kesehatan mental pada anak-anak dan remaja, dan peran mereka dalam perkembangan skolastik orang muda. Anak-anak, remaja, dan keluarga mereka harus diberitahu tentang opsi yang ada dalam sistem perawatan kesehatan, dan akses harus ditingkatkan. Sekolah, sebagai bagian penting dari sistem pendidikan, dan dengan sistem pendukungnya di bidang psikososial, seperti pekerja sosial sekolah dan psikolog sekolah, dapat memainkan peran penting dalam hal ini, bekerja sama dengan layanan yang ditawarkan oleh sistem kesehatan lainnya, seperti layanan kesehatan masyarakat; layanan psikiatri dan psikosomatik anak dan remaja rawat jalan, serta psikoterapi dan layanan medis untuk anak dan remaja.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


artikel-2024-05-02T094733.487.png
02/May/2024

Salah satu jenis gangguan penglihatan yang disebut amblyopia (juga dikenal sebagai “mata malas”) terjadi pada salah satu atau kedua mata. Gangguan ini terjadi karena perkembangan visual kortikal salah satu atau kedua mata terhambat oleh penyakit okular selama masa kanak-kanak. Mata yang disebut “malas” memiliki kekuatan yang lebih besar daripada mata lainnya. Meskipun anak-anak dengan amblyopia tidak malas, mereka tidak dapat mengontrol cara mata mereka bekerja.

Ambilopia dapat muncul sejak masa kanak-kanak. 3% anak di seluruh dunia mengalami amblyopia. Untuk mencegah efek jangka panjang amblyopia pada anak, skrining dini dilakukan pada usia 3 hingga 5 tahun. Anak-anak di bawah 7 tahun lebih baik mendapatkan terapi amblyopia.

Anak-anak yang mengalami amblyopia biasanya menghadapi kesulitan untuk menjelaskan seberapa jauh atau dekat suatu barang. Ketika anak perlu melakukan tindakan seperti menyipitkan mata, memiringkan kepala, dan menutup satu mata, orang tua biasanya menyadarinya.

 

Faktor Mata Malas pada Anak

Beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan mengembangkan amblyopia pada anak antara lain:

  • Kelahiran bayi sebelum waktunya (Prematur)
  • Riwayat keluarga amblyopia, katarak juvenile, dan sebagainya
  • Syarat pertumbuhan

 

Penyebab Mata Malas pada Anak

Pada saat normal, otak mengirim sinyal ke kedua mata untuk melihat. Namun, jika salah satu mata memiliki sinyal yang lebih buruk daripada yang lain, otak merespon dengan mematikan sinyal mata yang lemah dan memindahkan sinyal ke mata yang lain. Amblyopia dapat disebabkan oleh kondisi mata berikut:

  • Sebelum usia tiga tahun, pergerakan mata yang tidak bersamaan dikenal sebagai strabismus atau mata juling.
  • Katarak, yaitu adanya kabut pada lensa mata yang membuat mata tampak kabur.
  • Masalah refraksi Terdiri dari masalah pandangan ganda, astigmatisma, myopia, dan hypermetropia. Kacamata atau kontak lensa biasanya dapat diatasi. Namun, jika pengobatan tidak dilakukan, otak akan mulai bergantung pada kekuatan mata yang lebih kuat.

 

Pengobatan Mata Malas pada Anak

Pengobatan amblyopia yang disebabkan oleh strabismus dan gangguan refraksi: Untuk anak dengan myopia, hipermitropia, dan astigmatisma, dokter biasanya merekomendasikan kaca mata atau lensa kontak. Anak akan didiagnosa dengan amblyopia jika dia tidak dapat melihat penuh (visus 6/6) setelah koreksi kacamata. Terapi berikutnya adalah:

  • Dengan menggunakan penutup mata pada mata yang memiliki penglihatan yang kuat, otak akan terbiasa mengirimkan sinyal ke mata yang memiliki penglihatan yang lemah. Mereka yang mengalami amblyopia harus menggunakan penutup mata dua jam sehari.
  • Mengobati mata yang kuat dengan atropine tetes mata. Terapi penglihatan mata anak Anda harus dilanjutkan untuk mencegah kekambuhan amblyopia, dan penglihatannya diharapkan pulih dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan.

 

Jika Anda memiliki keluhan kesehatan dan membutuhkan penanganan untuk penyakit yang Anda alami, Anda bisa berkunjung ke RSI A. Yani agar segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyakit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi kami di:

  • (031) 8284505

Atau Anda bisa mengunjungi RSI A. Yani di Jl. Achmad Yani No.2-4, Wonokromo, Surabaya


rsi lam putih

Kesembuhan datang dari Allah, keselamatan dan kepuasan pasien tanggung jawab kami

CopyRight, 2025. Yayasan RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA | Managed by Markbro

WeCreativez WhatsApp Support
Tim Customer Care Kami. Siap membantu!
Assalamu'alaikum, Apa yang bisa kami bantu?